Pemenuhan persyaratan kandungan kalsium pada label produk formula bayi 0-12 bulan

Main Article Content

Gabriella Evelyn Kamolie
Wiyarni Pambudi

Abstract

Kalsium merupakan salah satu mikronutrien yang sangat dibutuhkan oleh tubuh sejak bayi hingga dewasa. Namun belum diketahui apakah produk formula bayi yang beredar sudah memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM). Tujuan studi ini adalah untuk memastikan bahwa semua produk formula bayi sudah memenuhi persyaratan kandungan kalsium sehingga dapat menurunkan angka kejadian stunting di Indonesia. Studi ini merupakan studi deskriptif dengan desain potong lintang. Sampel studi sebanyak 16 sampel yang berupa produk formula bayi 0-6 bulan dan formula lanjutan 6-12 bulan. Tehnik pengambilan sampel menggunakan teknik simple random sampling dan studi dilakukan di Jakarta Barat pada Desember 2019 sampai Januari 2020. Cara pengumpulan data dengan mengambil informasi yang tertera di label pangan pada produk formula bayi selanjutnya hasilnya diolah menggunakan program komputer. Hasil studi didapatkan bahwa dari 9 sampel produk formula bayi 0-6 bulan, semua sampel (100%) sudah memenuhi persyaratan kandungan kalsium, fosfor dan rasio Ca:PO4 sesuai dengan peraturan yang berlaku sedangkan pada produk formula lanjutan 6-12 bulan masih ada 2 dari 7 (29%) sampel yang belum memenuhi persyaratan yang berlaku.

Article Details

Section
Artikel Asli
Author Biography

Wiyarni Pambudi, FK Univ. Tarumanagara

Bagian Ilmu Kesehatan Anak

References

Kementerian Kesehatan RI. Buletin Stunting. Jakarta: Kemenkes RI. 2018.

Kementerian Kesehatan RI. Hasil utama riskesdas 2018. Jakarta: Kemenkes RI. 2018.

Kementerian Kesehatan RI. Hasil pemantauan status gizi (PSG) 2017. Jakarta: Kemenkes RI. 2018.

Ikatan Dokter Anak Indonesia. Mencegah anak berperawakan pendek [Internet]. Diakses dari: http://www.idai.or.id/ artikel/seputar-kesehatan-anak/mencegah-anak-berperawakan-pendek

Escott-Stump S. Nutrition and diagnosis-related care. 8th ed. Philadelphia: Wolters Kluwer. 2015.

Badan Pengawas Obat dan Makanan. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor 24 tahun 2019 tentang perubahan BPOM Nomor 1 tahun 2018. Jakarta:BPOM. 2016.

Molska A, Gutowska I, Baranowska-Bosiacka I, Noce? I, Chlubek D. The content of elements in infant formulas and drinks against mineral requirements of children. Biol Trace Elem Res. 2014;158(3):422–7.

Kwiecie? M, Winiarska-Mieczan A, Samoli?ska W, Kiczorowska B, Rusinek -Prystupa E. The content of magnesium, calcium, sodium and potassium in infant formulas. 2017.

Ikatan Dokter Anak Indonesia. Buku Ajar Nutrisi Pediatrik dan Penyakit Metabolik. Jilid 1 revisi. Jakarta: Badan Penerbit IDAI; 2014:78-116.

Hong SJ. Types of special infant formulas marketed in korea and their indications. Pediatr Gastroenterol Hepatol Nutr. 2018;21(3):155.

Gleason CA, Juul SE, editors. Avery’s diseases of the newborn. Tenth edition. Philadelphia, PA: Elsevier; 2018: 1627p.

Sherwood L. Fisiologi kedokteran: dari Sel ke Sistem. Jakarta: EGC; 2018: p. 826-39.