Hariring Indung Sebagai Media Komunikasi Ibu dan Anak Usia Dini

Main Article Content

Andalusia Neneng Permatasari
Dinar Nur Inten

Abstract

Communicating with early childhood is certainly not the same as communicating with children in high school or adolescent. There needs to be a way that adults can enter the world of early childhood so that there is no distance between parents and children. When the distance is no longer stretched, the child will be more comfortable to express and convey his heart. This study aims to provide information and examine the use of the hariring indung in Lamajang Village, Pangalengan District, Bandung as a medium of communication between mothers and early childhood. Hariring Indung is a humming activity performed by a mother when putting her to sleep, accompanying play, and other activities with her child. Hariring Indung is part of the sekar tradition in Sundanese culture. Hariring Indung is a way for mothers to build communication with their children so that the relationship between mother and child will be more intimate. The theory used in this study is the theory of nursery rhymes and family communication. The research method used is quantitative with a descriptive analysis approach. Data collection was carried out by giving a questionnaire to 35 young mothers who had early childhood. The results of this study indicate that mothers in Lamajang Village, Pangalengan District, Bandung are still using Hariring Indung as a medium for communicating with their children. Through the indung day, mothers in Lamajang Village, Pangalengan District, Bandung send messages and hopes to their children. With the habits of mothers in Lamajang Village, Pangalengan District, Bandung, the Hariring Indung tradition which is a Sundanese tradition can be preserved and maintained. 



Berkomunikasi dengan anak usia dini tentu tidak akan sama dengan berkomunikasi anak di usia sekolah dasar kelas atas dan remaja. Perlu ada suatu cara yang membuat orang dewasa dapat masuk ke dunia anak usia dini sehingga tidak ada jarak antara orang tua dengan anak. Ketika sudah tidak ada jarak membentang, anak akan lebih nyaman untuk mengekspresikan dan menyampaikan isi hatinya. Penelitian ini bertujuan memberikan informasi dan mengkaji penggunaan hariring indung oleh ibu-ibu di Desa Lamajang, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung sebagai media komunikasi antara ibu dan anak usia dini. Hariring Indung adalah kegiatan bersenandung yang dilakukan seorang ibu ketika menidurkan, menemani bermain, dan aktivitas lainnya bersama anak. Hariring Indung termasuk tradisi sekar dalam kebudayaan Sunda. Hariring Indung adalah cara ibu membangun komunikasi bersama anak sehingga hubungan ibu dan anak akan semakin intim. Teori yang digunakan pada penelitian ini adalah teori tentang nursery rhymes dan komunikasi keluarga. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan pendekatan analisis deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan memberikan angket pada 35 orang ibu muda yang memiliki anak usia dini. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa ibu-ibu di Desa Lamajang, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung masih menggunakan hariring indung sebagai media untuk berkomunikasi dengan anak. Melalui hariring indung, ibu-ibu di di Desa Lamajang, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung menyelipkan pesan dan harapan kepada anaknya. Dengan kebiasaan dari ibu-ibu di Desa Lamajang, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, tradisi hariring indung yang merupakan tradisi Sunda dapat dilestarikan dan dipertahankan. 

Article Details

How to Cite
Permatasari, A. N., & Inten, D. N. (2020). Hariring Indung Sebagai Media Komunikasi Ibu dan Anak Usia Dini. Jurnal Komunikasi, 12(2), 231–245. https://doi.org/10.24912/jk.v12i2.8642
Section
Articles

References

Badan Pusat Statistik. (2015). Mengulik Data Suku di Indonesia. Www.Bps.Go.Id. https://www.bps.go.id/news/2015/11/18/127/mengulik-data-suku-di-indonesia.html

Bahri, H. (2018). Strategi Komunikasi terhadap Anak Usia Dini. Nuansa, XI(1), 48–58.

Herliyanawati, Di. (2017). Komunikasi Antar Pribadi Ibu kepada Anak ( Studi Deskriptif Kualitatif Komunikasi Ibu Kepada Anaknya yang Disekolahkan di Pondok Pesantren dalam Membangun Motivasi Belajar Anak ). Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Inten, D. N., Permatasari, A. N., & Mulyani, D. (2016). Literasi Dini Melalui Teknik Bernyanyi. 3(2013), 70–91.

Istadi, I. (2012). Ayo Bicara. Pustaka Inti.

Liansari, V. (2017). Pola Komunikasi Interpersonal Orang Tua dan Anak Usia Dini dengan Speech Delay di TK Aisiyah Rewwin Waru. Kanal (Jurnal Ilmu Komunikasi, 5(2), 159–164. https://doi.org/https://doi.org/10.21070/kanal

Liliweri, A. (2013). Dasar-Dasar Komunikasi Antar Budaya. Pustaka Pelajar.

May, B. N. (2020). The Rhyme and Reason for Nursery Rhymes in the Elementary Music Classroom. General Music Today, 33(2), 90–96. https://doi.org/1o0i..o1r1g/7107.1/17074/18034873173131198800878575

Nurgiantoro, B. (2016). Sastra Anak. Gadjah Mada University Press.

Nurhadi, Z. F. (2015). Komunikasi Keluarga Sabeulah dalam Konteks Kesundaan. Jurnal Komunikasi, 6(3), 44–58. https://doi.org/http://dx.doi.org/10.24912/jk.v6i3.39

Otto, B. (2015). Perkembangan Bahasa pada Anak Usia Dini. Kencana.

Permatasari, A. N. (2017). Representasi Anak pada Film Perang (Analisis Semiotika pada Film Life is Beatiful dan The Boy in The Stripped Pajamas). GOLDEN AGE: JURNAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI. https://doi.org/10.29313/ga.v1i1.2587

Permatasari, A. N., Inten, D. N., Mulyani, D., & Rahminawati, N. (2017). Literasi Dini Dengan Teknik Bercerita. FamilyEdu, 3(1), 20–28.

Putri, A. R., Farida, Y. E., & Sa’idah, N. (2018). Improving Young Learner’s Listening Skill By Using Nursery Rhymes Song. Journal of English Teaching and Learning Issues, 1(2), 20–41. https://doi.org/http://dx.doi.org/10.21043/jetli.v1i2.3843

Rachmani. (2008). Keterampilan Musik dan Seni. Universitas Terbuka.

Riza, E. (2016). Pengaruh Komunikasi Interpersonal Ibu dan Anak terhadap Kemampuan Berbicara Anak Studi Ex Post Facto Anak Usia 4-5 Tahun Pada Kelompok A Taman Kanak Kanak Islam Kelurahan Pondok Bambu Jakarta Timur. Jurnal Ilmiah Pendidikan, 6(1), 1–7.

Setiaji, D. (2017). Pembelajaran Lagu Oray Bungka. Jurnal Pendidikan, 1(1), 1–12.

Sumantri, M., Djamaludin, A., Patoni, A., Koerdi, M. R. A., Koesman, M. ., & Adisastra, E. S. (1985). Kamus Sunda Indonesia. Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Triwardhani, I. J. (2009). 22 Prinsip Komunikasi Efektif untuk Meningkatkan Minat Belajar Anak. Simbiosa Rekatama Media.

Welianto, A. (2020, January 4). Daftar Suku Bangsa di Indonesia. Kompas.Com. https://www.kompas.com/skola/read/2020/01/04/210000869/daftar-suku-bangsa-di-indonesia?page=all

Yuliarti, M. S. (2015). Komunikasi Musik: Pesan Nilai-Nilai Cinta dalam Lagu Indonesia. ILMU KOMUNIKASI, 12(2), 189–198. https://doi.org/doi.org/10.24002/jik.v12i2.470