STUDI INTEGRASI WISATA RELIGIUS DAN WISATA BAHARI (OBJEK STUDI: KAWASAN BANTEN LAMA DAN PELABUHAN KARANGANTU)

Main Article Content

Rizky Adhitya Pradani
Suryono Herlambang
Suryadi Santoso

Abstract

The Old Banten City and Port of Karangantu are located in Kasemen District, Serang City and are the remnants of the Sultanate of Banten in Java. This area was once the center of civilization and international trade in Java. The Old Banten City itself is currently the main tourist attraction in the City of Serang with the Banten Grand Mosque being the religious tourism destination in the City of Serang. In 2017, the number of tourists visiting the Banten Grand Mosque reached 1.7 million people. Its fate is vastly different from the Port of Karangantu which is currently not well developed as The Old Banten City. Whereas Karangantu itself has the potential for marine tourism with its natural products and access to marine tourism objects in the vicinity. Although there is a historical link between Banten Lama and Port of Karangantu, there is currently a developmental imbalance between the two objects, where the Old Banten City is much more developed than Karangantu Harbor. The purpose of this study is to propose any aspects that can be integrated from Religious Tourism in Banten Lama and Maritime Tourism in Port of Karangantu. This Research use qualitative descriptive methodology. The analysis used is policy analysis, location and site analysis, historical value analysis, tourist attraction analysis, tourism integration analysis. The results of this analysis are the discovery of two aspects that can be integrated for Tourism in The Old Banten City and Karangantu, namely accessibility and atmosphere between The Old Banten City and Karangantu.

 

Keywords: integrated tourism; maritime tourism; Old Banten City; Port of Karangantu; religious tourism

 

Abstrak

Kawasan Banten Lama dan Pelabuhan Karangantu terletak di Kecamatan Kasemen, Kota Serang dan merupakan bekas peninggalan Kesultanan Banten di Pulau Jawa. Dahulu Kawasan ini menjadi pusat peradaban dan perdagangan internasional di Pulau Jawa. Kawasan Banten Lama sendiri saat ini menjadi daya tarik wisata utama di Kota Serang dengan adanya Masjid Agung Banten yang menjadi destinasi Wisata Religi di Kota Serang. Bahkan pada tahun 2017, jumlah Wisatawan yang berkunjung ke Masjid Agung Banten mencapai 1,7 Juta orang. Berbeda nasibnya dengan Kawasan Pelabuhan Karangantu yang saat ini tidak berkembang sepesat Banten Lama. Padahal Pelabuhan Karangantu sendiri memiliki potensi wisata bahari dengan hasil alamnya dan akses ke objek wisata bahari di sekitarnya. Walaupun adanya keterkaitan sejarah antara Banten Lama dan Pelabuhan karangantu namun saat ini terjadi ketimpangan perkembangan antar kedua objek ini, dimana daerah Banten Lama jauh lebih berkembang daripada Pelabuhan Karangantu. Tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan usulan faktor-faktor yang dapat di integrasikan dari Wisata Reliji di Banten Lama dan Wisata Bahari di Pelabuhan Karangantu. Menggunakan metodologi deskriptif kualititatif. Analisis yang digunakan yaitu analisis kebijakan, analisis lokasi dan tapak, analisis nilai sejarah, analisis daya tarik wisata, analisis integrasi wisata. Hasil dari analisis ini adalah ditemukannya dua unsur yang dapat dipadukan untuk Pariwisata Banten Lama dan Karangantu yang lebih terpadu yaitu aksesibilitas antar objek wisata dan suasana.antar objek wisata.

Article Details

Section
Articles

References

Fahey, F. (2002). Pilgrims or Tourists? The Furrow Vol. 53(4)

Ismayanti. (2016). Pariwisata Berkelanjutan dan Pengembangan Pariwisata Bahari. Jejak Bahari.

Jackson,J & Murphy, P. (2002). Tourism Destinations as Clusters Analytic Experiences. The New World Tourism and Hospitality Research, 1: 36-53

Marpaung, H. (2002). Pengetahuan Kepariwisataan. Bandung: Alfabeta.

Pendit, N. (1994). Ilmu Pariwisata: Sebuah Pengantar. Jakarta: Pradnya Paramita,

Postma, A. (2001). An approach for integrated development of quality tourism. Paper presented at the ATLAS 10th Anniversary Conference. Dublin.

Prasiasa, D, & Hermawan, H. (2012). Pengembangan Wisata Bahari di Indonesia. Jakarta: Pusat Penelitian dan Pengembangan Kebijakan Kepariwisataan

Raj, R. (2015). Religious Tourism and Pilgrimage Management: An International Perspective. Britania Raya: CAB

Sastrayuda, G. (2010). Konsep Pengembangan Kawasan Ekowisata. Yogyakarta: UPI.