RENCANA PENATAAN KAMPUNG NELAYAN KAMAL MUARA SEBAGAI KAMPUNG WISATA (OBJEK STUDI: KAMPUNG NELAYAN, KELURAHAN KAMAL MUARA, JAKARTA UTARA)

Main Article Content

Irma Dela Larasita
Parino Rahardjo
Bambang Deliyanto

Abstract

North Jakarta has potential for maritime tourism and ports because of its place on the coastal area. Like Kamal Muara Fishing Village in Penjaringan Subdistrict, North Jakarta is a slum area and densely populated. To change the impression that slum area, Kamal Muara changes the village’s physicality of painting the village into the colors. This village is starting point for crossing into the Pulau Seribu and is famous for markets and fish auctions. Because of this fish market, the conditions around the port are smelly and dirty. Tourists who want to visit become reluctant to come because of these conditions and often get lost to the Angke Pier. Poor access conditions and frequent traffic jams, because the Kapuk Kamal road has a small right of way 9 meters and is located in an industrial environment. The purpose of this fisherman village management plan is to propose a planning for a fishing village as a tourism village that can be sustainable in accordance with the tourism component and provide a list of activities that can improve the quality of life, economy and environment as a tourist village. The method used is descriptive, benchmarking and perception. Therefore, the planning of Kamal Muara fishing village planning is needed for community participation, because sustainable tourism is not only a physical damage to the environment, but also includes social and cultural as well as economic development, so that the quality of life and income of the community can increase. It takes the government and other institutions to help build a tourist village. Formation of community organizations in creating human resources for the development and management of tourist villages.

 

Keywords:  fishing village; Kamal Muara, participation; sustainable tourism

 

Abstrak

Jakarta Utara memiliki potensi wisata bahari dan pelabuhan karena letaknya yang berada di pesisir. Seperti Kampung Nelayan Kamal Muara yang berada di Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, merupakan perkampungan kumuh dan padat penduduk, untuk menghilangkan kesan kumuh kampung nelayan merubah fisik kampung dengan mengecat kampung menjadi warna-warni. Kampung ini merupakan titik start penyebrangan ke Pulau Seribu dan terkenal dengan pasar serta pelelangan ikannya. Karena pasar ikan inilah kondisi sekitar pelabuhan menjadi bau dan kotor. Wisataan yang ingin berkunjung  menjadi segan untuk datang karena kondisi tersebut dan sering tersesat ke Dermaga Angke. Kondisi akses yang kurang baik dan sering terjadi kepadatan lalu lintas, karena  jalan Kapuk Kamal memiliki ROW yang kecil yaitu 9 meter dan berada dilingkungan industri. Tujuan rencana penataan kampung nelayan ini untuk memberikan usulan perencanaan kampung nelayan sebagai kampung wisata yang dapat berkelanjutan yang sesuai dengan komponen pariwisata dan memberikan usulan kegiatan yang dapat meningkatkan kualitas hidup, perekonomian serta lingkungan sebagai kampung wisata. Metode yang digunakan secara deskriptif, benchmarking dan persepsi. Hasil penelitian menunjukan bahwa Kampung Nelayan Kamal Muara memiliki potensi wisata yang dapat dikembangkan dengan menggunakan konsep pariwisata yang berkelanjutan dan wisata berbasis community based development. Oleh karena itu, rencana usulan penataan Kampung Nelayan Kamal Muara dibutuhkan partisipasi masyaraka, karena pariwisata berkelanjutan tidak hanya menyangkut fisik lingkungan, tetapi juga menyertakan sosial dan budaya serta pembangunan perekonomian, sehingga kualitas hidup dan pendapatan masyarakat dapat meningka. Dibutuhkan pemerintah dan lembaga lainnya dapat membantu pembangunan kampung wisata. Pembentukan organisasi masyarkat dalam menciptakan sumber daya manusia untuk pembangunan serta pengelolaan kampung wisata.

Article Details

Section
Articles

References

ASEAN Secretariat. (2016). Community Based Tourism Standard, Jakarta: ASEAN Secretariat.

Mill, R. dan Morrison, A. (1984). The Tourism System: An Introduction Text. U.S.A: Kendall Hunt Pub Co

Mardijono. (2008). Persepsi dan Partisipasi Nelayan Terhadap Pengelolaan Konservasi Laut Kota Batam. Semarang: Program Pasca Sarjana Manajemen Sumber Daya Pantai Universitas Diponogoro.

Mubyarto. (1997). Ekonomi Pancasila Lintas Pemikiran. Yogyakarta: Aditya Media

Nurhayati, & Wiendu. (1993). Concept, Perspective and Challenges, makalah bagian dari Laporan Konferensi Internasional mengenai Pariwisata Budaya.: Gadjah Mada University Press.

Pendit, N. S. (1994). Ilmu Pariwisata. Jakarta: Pradnya Paramita.

Yoeti, A. (1985). Pengatar Ilmu Pariwisata. Bandung: Angkasa.