TEMPAT KETIGA BERKONSEP RUANG TAMU BAGI KAWASAN PENJARINGAN DENGAN EKSTENSI SKYWALK SEBAGAI PRASARANA PENDUKUNG MOBILITAS PEDESTRIAN PADA SKALA LINGKUNGAN

Main Article Content

Daniel Yohanes
Priscilla Epifania

Abstract

A third place functions as a meeting platform for people outside their daily routine in homes, working places, and can enhance the life quality of urban society, especially during the increasingly individualist era due to the growth of technology. Penjaringan District has one of the busiest nodes in Jakarta City, and consists of housing (first place) and offices (second place) with relatively large and equal percentage, and with the positions which allows permeability. The design site which is located between Pluit and Penjaringan Subdistricts, is chosen based on the performed district investigation. Nearby facilities have the potential to be improved, such as Putra Putri Park, Penjaringan Busway Station, and Pluit Junction Mall.  A skywalk is introduced to connect the facilites by acting as a platform to bring mobility from and to Penjaringan Busway Station to vitalize Pluit Junction Mall and Putra Putri Park which in their existing condition did not function as intended. The designed third place which is connected with the skywalk becomes one with the formed connectivity. Music is the chosen theme for the third place as a binder of the people with their differing backgrounds. The proxemics approach and the Pattern Language method are used to shape the spaces to encourage social interaction. The vision is to make the third place to be “a large living room” for Penjaringan District. The third place which provides a freedom of expression and encourages visitors to bring and play music instruments is hoped to act as an interaction and activity platform for both the locals and outsiders.

 

Keywords: freedom of expression; living room; music; skywalk; third place

Abstrak

Third place berperan sebagai wadah berkumpulnya warga di luar keseharian mereka tinggal dan bekerja, dan dapat meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat perkotaan, terutama di dalam era yang semakin individualis sebagai akibat dari perkembangan teknologi. Kawasan Penjaringan memiliki salah satu noda teramai di Kota Jakarta, dan terdiri dari perumahan (tempat pertama) dan perkantoran (tempat kedua) dengan presentase yang relatif besar dan seimbang, dengan posisi yang memungkinkan adanya permeabilitas di antara keduanya. Tapak perancangan yang terletak di perbatasan Kelurahan Pluit dan Kelurahan Penjaringan, terpilih berdasarkan investigasi kawasan yang dilakukan. Beberapa  fasilitas terdekat memiliki potensi peningkatan kualitas, diantaranya Taman Putra Putri, Halte Transjakarta Penjaringan, dan Mal Pluit Junction. Sebuah skywalk dihadirkan untuk mengkoneksikan fasilitas-fasilitas tersebut dengan menjadi wadah yang membawa pergerakan dari dan menuju ke Halte Transjakarta Penjaringan untuk menghidupkan Mal Pluit Junction serta Taman Putra Putri yang pada kondisi eksisting tidak berfungsi secara maksimal. Tempat ketiga yang dirancang terhubung dengan skywalk ini dan menjadi sebuah kesatuan bagi konektivitas yang terbentuk. Musik merupakan tema terpilih sebagai pengikat orang-orang yang beragam latar belakangnya. Teori proksemik dan metode Bahasa Pola digunakan untuk menciptakan keruangan yang mendorong terjadinya interaksi sosial. Visi proyek ini adalah untuk menjadikan tempat ketiga ini “sebuah ruang tamu besar” bagi Kawasan Penjaringan. Tempat ketiga yang memberikan kebebasan ekspresi dan mengundang pengunjung untuk membawa dan memainkan instrumen musik ini diharapkan dapat berperan sebagai wadah interaksi dan kegiatan bagi warga lokal ataupun pengunjung dari luar kawasan.

 

Article Details

Section
Articles

References

Alexander, C. (1977). A Pattern Language: Towns, Buildings, Construction. Oxford: Oxford University Press.

Badan Pusat Statistik. (2019). Kecamatan Penjaringan dalam Angka 2019. Jakarta: Nario Sari.

Crick, A. P. Dr. (2011). Rethinking Oldenburg: Third Places and Generation Y in a Developing Country Context. International CHRIE Conference-Refereed Track. 7.

De Certeau, M. (1988). Practice of Everyday Life. Berkeley: University of California Press.

Hall, E. T. (1992). The Hidden Dimension. Gloucester: Peter Smith Pub.

Mehr, S. A. et al. (2019). Universality and diversity in human song. Science, 366(6468), eaax0868.

Oldenburg, R.. (1989). The Great Good Place. New York: Paragon Books.

Project for Public Spaces. (2008). What is Placemaking?. Diakses pada tanggal 13 Februari 2020, dari https://www.pps.org/article/what-is-placemaking

Sutanto, A. (2020). Peta Metode Desain. Jakarta: Universitas Tarumanagara.

Tuan, Y. (1977). Space and Place. Minneapolis: University of Minnesota Press.