GALERI SENI BARANG DAUR ULANG

Main Article Content

Geoffrey Gregorio
Tony Winata

Abstract

Tambora area is the most populous area in Jakarta, the majority of the population is middle-low. This is indicated by the majority of the houses in this area classified as small to medium and the quality of life in Tambora. In the midst of this dense area there is no open area which is a place for them to interact among themselves.This causes many of the peoples spent their spare time out of their house to interact and socialize with others, but it makes traffic jam and noises. This problem will be answered with architectural products in the form of a container that becomes a place for them to interact and carry out  various activities without distinguishing any groups and open to the public free of charge. In this building, a number of programs will be included such as exhibitions, recycling classes, food and other entertainment areas, which are determined based on the characteristics of the Tambora region.This building also has commercial area like souvenier and material store. This project is designed based on John Zeisel's re-image design method, analysis and personal research that focuses on the function and mass of the building in order to have a positive impact on the environment of the Tambora Area.

 

Keywords: Exhibition; Open area; Recycle


Abstrak

Kawasan Tambora merupakan kawasan terpadat di Jakarta, yang mayoritas penduduknya menengah kebawah.Hal ini ditunjukan dengan sebagian besar rumah-rumah yang ada dikawasan ini tergolong kecil ke sedang dan juga kualitas kehidupan masyarakat di Tambora . Ditengah padatnya wilayah ini tidak ada area terbuka yang menjadi wadah bagi mereka untuk berinsteraksi antar sesama.Akibatnya banyak sekali penduduk yang menghabiskan waktu luangnya diluar rumah untuk berinteraksi dan bersosialisasi, namun hal ini menyebabkan kemacetan dan juga kebisingan yang cukup mengganggu warga lainnya. Permasalahan ini akan dijawab dengan produk arsitektur berupa wadah yang menjadi tempat bagi mereka untuk berinteraksi,melepas penat dan stress, menghabiskan waktu luangnya dan melakukan berbagai kegiatan tanpa membedakan golongan manapun dan terbuka untuk umum tanpa dipungut biaya. Di dalam bangunan ini nantinya akan dimasukkan beberapa program seperti pameran, kelas daur ulang, area makanan, dan hiburan lainnya, yang ditentukan berdasarkan karakteristik dari wilayah Tambora ini.Bangunan ini juga mempunyai area komersil seperti toko retail sovenir dan toko material. Proyek ini di design berdasarkan metode perancangan re-image oleh John Zeisel, analisis dan riset pribadi yang berfokus pada fungsi dan massa bangunan agar bisa memberikan dampak positif bagi lingkungan Kawasan Tambora.

Article Details

Section
Articles

References

Setiawan, A. (2017). Produksi Ruang Sosial sebagai Konsep Pengembangan Ruang Perkotaan Kajian atas Teori Ruang Henry Lefebvre. Research Gate di Lancaster University, 1-12

Oldenburg, Ray. (1989). The Great Good Place : Cafés, Coffee Shops, Bookstores, Bars, Hair Salons, and Other Hangouts at the Heart of a Community. US : Da Capo Press.

Zeisel, J. (1987). Inquiry by Design: Tools for Environment-Behavior researchh. New York and Melbourne: Press Syndicate of the University of Cambridge.

Carmona, Matthew, Tim Heath, Steve Tiesdell, and Taner Oc. (2010). Public Places, Urban Spaces: The Dimensions of Urban Design Second Edition. London: Routledge.

Carr, S., Francis, M., Rivlin, L.G. and Stone, A.M. (1992), Public Space. Cambridge University Press: Cambridge.

Pemerintahan Jakarta (2018).Statistik Kecamatan Tambora .Diakses Diakses 24 Januari https://jakbarkota.bps.go.id/publication/2019/12/23/f748434994aa0b90dbdaed6a/statistik-daerah-kota-jakarta-barat-2019

Rachmi (2018). Kawasan Terpadat Seasia Tenggara. Dalam Artikel Poskota. Diakses 25 Januari 2020, dari https://poskota.co.id/2018/03/06/tambora-kawasan-terpadat-se-asia-tenggara-penataan-rw-prioritas/