RUANG HIJAU ALTERNATIF PADEMANGAN

Main Article Content

Teresa Natalia
Dewi Ratnaningrum

Abstract

Ray Oldenburg, in his book entitled "The Great Good Places" explains a concept of initial space, by which one can find comfort aside from the house (first place) and workplace (second place). Unfortunately, these days, this concept of place are not familiar within the community. Alternative Green Space of Pademangan is a place which accommodates the needs and interests of the community in daily life from where visitors can interact with others in a natural environment. Lacking in open space, various potential activities by the community, and the use of road as a public space are some of the reasons behind this project. Based on field study and regional analysis, this project seeks to become a third place that provides individually and communally. Regardless to it main focus on the surrounding community, this project also opens to public and allows visitors from outside the region, making it a comfortable place to socialized. Aiming to create a light and transparent building, and with the method of critical regionalism that responds to the region, this project attempts to create a spacious place and safe haven for visitors.

 

 Keywords: green; pademangan; third Place

 

Ray Oldenburg, dalam bukunya yang berjudul “The Great Good Places” menawarkan sebuah konsep ruang ketiga, di mana seseorang dapat menemukan zona nyamannya di luar dari rumah (first place) dan tempat kerja (second place). Namun, sayangnya, saat ini third place belum menjadi bagian dari seluruh masyarakat, padahal third place memungkinkan seseorang untuk beristirahat sejenak dan bersosialisasi dengan sesama. Ruang Hijau Alternatif Pademangan merupakan sebuah wadah yang berusaha menjawab kebutuhan dan ketertarikan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari di mana pengunjung tidak hanya dapat berinteraksi satu dengan yang lain tetapi juga dapat berinteraksi dengan ‘unsur hijau’. Kurangnya ruang terbuka hijau, banyaknya potensi kegiatan di dalam masyarakat, serta penggunaan ruang jalan sebagai ruang publik adalah beberapa alasan yang melatarbelakangi proyek ini. Berdasarkan hasil survey lapangan dan analisis kawasan, proyek ini berusaha untuk menjadi third place yang yang dapat dimanfaatkan baik secara individual maupun komunal. Terlepas dari fokus utamanya yang tertuju pada masyarakat sekitar, proyek ini juga terbuka untuk umum dan memungkinkan untuk pengunjung dari luar kawasan, menjadikannya sebuah tempat yang mampu menciptakan interaksi sekaligus memberikan kenyamanan bagi pengunjungnya. Dengan konsep bangunan yang ringan dan transparan, dan dengan metode critical regionalism yang berusaha menjawab kebutuhan kawasan, proyek ini berusaha  untuk menjadi tempat yang dapat  memberikan kesan lega dan menjadi tempat yang dapat diandalkan masyarakat setempat untuk beristirahat.

 

Article Details

Section
Articles

References

Canizaro,V. (2007). Architectural Regionalism: Collected Writings on Place, Identity, Modernity, and Tradition. Princeton Architectural Press.

Elin, N. (2006). Integral Urbanism. New York: Routledge.

https://jakartasatu.jakarta.go.id/

Montgomery, C. (2013). Happy City: transforming our lives through urban design. First edition. New York: Farrar, Straus and Giroux.

Oldenburg, R. (1997). The Great Good Place. Cambridge: Da Capo Press.

Tschumi, B. (1994). Architecture and Disjunction. Cambridge: MIT Press.