STUDI PROGRAM BANGUNAN BERDASARKAN KARAKTER KAWASAN DAN PENGARUH CAHAYA PADA MASSA BANGUNAN

Main Article Content

Andreas Christian
Suwardana Winata

Abstract

The era of disruption has made it easier to live individually. The city center is a place of rapid development. Life that has a dense activity and individualistic society reduces the quality of social interaction in society. Kelurahan Rawa Barat, Kecamatan Kebayoran Baru, Kota Jakarta Selatan is an area that is filled with formal working communities. Boarding houses that are the first place for the community become the character of the region. Lack of interaction space makes society individualistic and stressful due to the poor quality of social interaction. Stress Relief Light House as a third place to relieve stress for the people of Kelurahan Rawa Barat. The building uses light as a support element to form spaces for therapy and as part of the third space for socializing. Communities can release stress and express themselves in buildings to improve the quality of socialization in the area. Workers can use the building as a place to work as well as a place to gather and play so that the building can be an antidote to busy lives in urban areas and create a warm relationship in the community.

 

Keywords: Individualistic; interaction; light; quality; stress

 

Abstrak

Perkembangan jaman yang begitu pesat mengakibatkan semakin mudahnya untuk hidup secara individualistis. Pusat kota menjadi tempat yang sangat cepat perkembangannya. Kehidupan yang memiliki aktivitas padat dan masyarakat yang individualistis mengakibatkan kurangnya dan menurunnya kualitas interaksi sosial pada masyarakat. Kelurahan Rawa Barat, Kecamatan Kebayoran Baru, Kota Jakarta Selatan merupakan kawasan yang dipenuhi dengan masyarakat pekerja formal. Kost-kostan yang menjadi tempat pertama bagi masyakrakat ini menjadi karakter dari kawasan. Kurangnya ruang interaksi menjadikan masyarakat yang individualistis dan stress akibat kualitas interaksi sosial yang buruk. Rumah Cahaya Pelepas Stress hadir sebagai tempat ketiga untuk melepaskan stress bagi masyarakat Kelurahan Rawa Barat. Bangunan menggunakan bantuan cahaya sebagai elemen yang mendukung terbentuknya ruang-ruang untuk terapi dan sebagai bagian dari ruang ketiga untuk bersosialisasi. Masyarakat dapat melepaskan stress serta berekspresi di dalam bangunan untuk meningkatkan kualitas sosialisasi di dalam kawasan. Para pekerja juga dapat menjadikan bangunan sebagai tempat bekerja serta tempat berkumpul dan bermain sehingga bangunan dapat menjadi penawar kehidupan yang sibuk di perkotaan dan menciptakan hubungan yang hangat dalam masyarakat.

Article Details

Section
Articles

References

Jormakka, K. (2003). Basic Design Methods. Birkhäuser Architecture.

Maister, D. H. (2005). The Psychology of Waiting Lines.

Oldenburg, R. (1997).The Great, Good Place.Cambridge: Da Capro Press.

Peña, W. M dan Steven A. P. (2001). Problem Seeking: An Architectural Programming Primer. New York: John Wiley & Sons, Inc.

Schwab, K. (2019). Revolusi Industri Keempat. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama