PENERAPAN METODE TRANSPROGAMMING DALAM PENCIPTAAN RUANG INTERAKSI ANTAR ETNIS YANG FLEKSIBEL DI PASAR BARU

Main Article Content

Reynold Andika Taruna
Tatang Hendra Pangestu

Abstract

Pasar Baru Woven Society is a Third Place located on Jl. Pintu Air Raya, Pasar Baru, Central Jakarta. The project began with a vision to present a third place in Pasar Baru which became a crossing space between cultures and traditions in Pasar Baru. As is known in Pasar Baru village, it has a diversity of cultures consisting of several ethnic groups, including ethnic Chinese, ethnic Betawi, European ethnic, and Indian ethnic. Each of these ethnic groups has different needs and activities. Pasar Baru district has three main roads that dominate in the shopping area, each road has its own character, including; Pintu Air road is dominated by Indian architecture, Pasar Baru road is dominated by Chinese-style architecture, and Veteran road is dominated by European architecture. These roads seem separate because of their diversity, the Pasar Baru district should be a single entity that encompasses these differences. Therefore this project goals to cross various kinds of inter-ethnic programs that will generate a new typology of space that is more general and flexible so that it can be enjoyed together. To reach the goals, the design approach uses Bernard Tschumi's Trans Programming method. With this method, existing programs and programs that have similarities between ethnic groups will be crossed into a more general program to be together. So that there is no single program that is specific to one Ethnicity.

 

Keywords:  ethnic diversity; Pasar Baru society; third place; trans programming

 

Abstrak

Tenunan Masyarakat Pasar Baru merupakan sebuah Third Place yang terletak di Jl. Pintu Air Raya, Kelurahan Pasar Baru, Jakarta Pusat.  Proyek ini dimulai dari visi dan tujuan untuk menghadirkan tempat ketiga di kelurahan Pasar Baru yang menjadi ruang persilangan antar kebudayaan dan tradisi yang ada di Pasar Baru. Seperti yang diketahui di kelurahan Pasar Baru memiliki keberagaman kebudayaan yang terdiri dari beberapa Etnis, diantaranya etnis Tionghua, etnis Betawi, etnis eropa, dan etnis India.  Setiap etnis tersebut memiliki kebutuhan dan aktivitas yang berbeda – beda. Kelurahan Pasar Baru memiliki tiga buah jalan utama yang mendominasi di kawasan perbelanjaan tersebut, masing – masing jalan memiliki karakternya tersendiri, diantaranya; Jalan Pintu Air yang di dominasi oleh arsitektur India, Jalan Pasar Baru yang di dominasi oleh arsitektur bergaya Tionghua, dan Jalan Veteran yang di dominasi oleh arsitektur Eropa.  Jalan – jalan tersebut terkesan terpisah karena keberagamannya, seharusnya kelurahan Pasar Baru merup akan sebuah satu kesatuan yang melingkupi perbedaan tersebut. Maka dari itu project ini bertujuan untuk menyilangkan berbagai macam program antar Etnis yang akan menghasilkan sebuah tipologi ruang baru yang bersifat lebih general dan fleksibel agar dapat dinikmati bersama. Untuk mencapai hal tersebut maka pendekatan desain menggunakan metode Trans Programming Bernard Tschumi.  Dengan metode ini maka program yang ada dan program yang memiliki kesamaan antar etnis akan di silangkan menjadi suatu program yang lebih general untuk bersama. Sehingga tidak ada satupun program yang spesifik terhadap satu Etnis.

Article Details

Section
Articles
Author Biography

Reynold Andika Taruna, Program Studi S1 Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Tarumanagara

Architecture Student , under graduate

References

Adnan, N. (2020). Menjelajah lorong waktu di Pasar Baru. Diakses 12 Februari 2020, dari https://bali.antaranews.com-/nasional/berita/955609/index.html

Akcan, E. (2018). Open Architecture: Migration, Citizenship and the Urban Renewal of BerlinKreuberg by IBA-1984 / 87 (pp. 10). Birkhauser

Derrida, J. (1982). Margins of Philosophy (pp. 67). Chicago: The University of Chicago.

Jencks, C. (1983). The Language of Postmodern Architecture (pp. 62-71). Pennsylvania State University: Rizzoli.

Lima Bangunan Modern yang mengacu pada 5 poin Le Corbusier. Diakses 13 Maret 2020, dari https://www.arsitur.com-/2015/09/5-bangunan-modern-yang-mengacu-pada-5.html.

Oldenburg, R. (1989). The Great Good Place (pp. 33-79). New York: Paragon House.

Sukada, B. (1988). Analisis Komposisi Formal Arsitektur Post-Modern (pp. 17). Seminar FTUI Depok.

Tschumi, B. (2005). Event Cities 3 (pp. 21-34). Massachusetts: The Massachusetts Institute.