FASILITAS MATERIAL BANGUNAN INTERAKTIF DI PINANGSIA

Main Article Content

Kelvin Julianto

Abstract

Pinangsia is a business district in West Jakarta that known as the center of economy from a long time ago. Now, Pinangsia is known as a place that sell building material. People from Pinangsia has an unique habit of leaving Pinangsia after business closing hour. Pinangsia doesn’t have another activity or function after business closing hour and leaves the district to become a dark and silent place. This situation causing the crime rate in Pinangsia to rise and change the community character from social to individualist and become caution with each other. If this condition doesn’t change, Pinangsia will become a dead and danger area at night. The purpose of this project is to revive the night activity in Pinangsia, and change the community character from individualist back to socialist who care about each other. The design method of this project start from collecting data by observation and urban study, the next step is analysing the data and design the building by referencing pattern language method. The goal of the project is creating a third place that use pinangsia’s genius loci such as building material and interactive technology as the main concept. Interactive Third Place will help the community to socialize with each other through games about  building material as the image of Pinangsia.

 

Keywords:  interactive building material; Pinangsia; third place

Abstrak

Pinangsia adalah kawasan bisnis di Jakarta Barat yang terkenal sebagai kawasan sentra ekonomi sejak zaman dahulu. Pinangsia yang terkenal akan pusat perdagangan material bangunan di Jakarta, mempunyai pola penduduk yang memilih untuk berpindah meninggalkan kawasan saat aktivitas perdagangan sudah selesai. Pinangsia tidak memiliki fungsi dan aktivitas lain yang dapat menghidupkan kawasan saat malam hari. Hal ini berdampak kepada meningkatnya angka kriminalitas saat malam di kawasan Pinangsia, serta merubah sifat penduduk yang bertempat tinggal disana menjadi tertutup dan individualistis. Jika hal ini terus berlanjut, mungkin saja kawasan Pinangsia akan benar – benar menjadi kota mati di malam hari. Tujuan dari proyek ini adalah menghidupkan aktivitas masyarakat Pinangsia di malam hari, dan merubah sikap masyarakat dari tertutup dan individualis menjadi terbuka dan sosial satu dengan yang lainnya. Metode perancangan dan desain dari proyek ini dimulai dari mengumpulkan data menggunakan observasi dan studi kota, tahap berikutnya berupa analisis data dan perancangan yang mengacu kepada metode pattern language. Hasil dari perancangan ini adalah proyek third place yang mempunyai konsep yang mengambil tema Material Bangunan sebagai genius loci kawasan dan dikemas dalam teknologi interaktif. Third place interaktif akan membantu masyarakat dalam bersosialisasi lewat permainan yang menyenangkan berkaitan dengan material bangunan sebagai citra kawasan yang harus dipertahankan.

 

 

Article Details

Section
Articles

References

Alexander, C. (1990). A pattern language. Mu?nchen: Fachhochsch. Fachbereich Architektur.

BPS Kota Administrasi Jakarta Barat. (2019). Taman Sari Dalam Angka 2019. Badan Pusat Statistik Kota Administrasi Jakarta Barat.

Carmona, M., Magalha?es, C. and Hammond, L. (2008). Public space. Routledge.

Echols, J. M. dan Shadaly, H. (1992). Kamus Bahasa Inggris Indonesia. Gramedia Pustaka Utama.

Gehl, J. (2010). Cities for people. Island Press.

Oldenburg, R. (2005). The great good place. Da Capo Press.

Tan, W. and Klaasen, I. (2007). Exploring 24/7 environments. Town Planning Review, 78(6), 699-724.