RUANG SENI BEBAS STRES TJIKINI

Main Article Content

Jessica Santoso
Sutarki Sutisna

Abstract

The consequences of living in a big city with such an intense life pace putting the citizens at higher risk for stress compared to those who live in the rural areas. Jakarta ranked 132nd out of 150 in the world’s most stressfull cities ranking. The stress level of its citizens is at level five on a scale of 1-10 and the numbers of its population with mental health problem keeps increasing each year. There are several factors that contribute to stress, i.e. the high rate of urbanization, traffic congestion, the lack of green spaces availability, heavy workload and also the pace of life in cities that needs us to always be faster, dynamic and efficient. Therefore, those who live in the cities needs the third place. A comfier space between home (first place) and work (second place) for citizens to spend the time, to take  a break from the daily routine, to socialize and to interact with others, and also as a place to relieve the stress. Using the healing environment approach, the purpose of Tjikini Stress Relieve Art Space is to provide an urban public space for recreation, freedom of expression, social gathering, social interaction and to have better knowledge on the arts as one of the alternatives to relax and to relieve the stress. It also acts as an supporting facility for arts activities in Cikini area which will become art and culture center of Jakarta.

 

Keywords: Interaction; Stress; Third Place; Urban Stress

 

Abstrak

Konsekuensi tinggal di kota besar dengan dinamika kehidupannya yang sangat intens menjadikan masyarakat perkotaan rentan mengalami stres dibandingkan mereka yang tinggal di daerah pedesaan. Jakarta menduduki peringkat ke-132 dari 150 kota paling stres di dunia. Tingkat stres masyarakatnya telah memasuki tahap kritis yakni, melebihi stadium lima dari skala 1-10 dan jumlah penderita gangguan mental emosional (stres) yang terus meningkat setiap tahunnya. Banyak faktor yang menjadi penyebab stres masyarakat kota diantaranya, tingginya tingkat urbanisasi, kemacetan, kurangnya ketersediaan ruang terbuka hijau, stres akibat menghadapi beban tuntutan pekerjaan hingga stres akibat tuntutan kehidupan perkotaan yang serba cepat, dinamis, dan serba efisien. Maka dari itu, masyarakat kota membutuhkan tempat ketiga. Sebuah ruang yang menghubungkan  rumah atau tempat tinggal (tempat pertama) dan tempat kerja (tempat kedua) sebagai ruang publik yang lebih santai bagi masyarakat kota untuk dapat beristirahat, berhenti sejenak dari segala rutinitas yang dilakukan setiap hari, bersosialisasi dan  berinteraksi serta menjadi tempat untuk menyalurkan stres. Dengan menggunakan metode Healing Environment, Ruang Seni Bebas Stres Tjikini bertujuan untuk membuat sebuah ruang publik yang memberikan ruang dan waktu bagi masyarakat kota untuk berkreasi, berekspresi, berkumpul, berinteraksi, dan mengenal lebih luas mengenai seni sebagai salah satu alternatif untuk relaksasi dan menyalurkan stres mereka. Juga sebagai fasilitas pendukung kegiatan seni pada Kawasan Cikini yang akan menjadi Pusat Kesenian Dan Kebudayaan Jakarta.

Article Details

Section
Articles

References

American Art Therapy Association. (2013). American Art Therapy Association. Retrieved February 16, 2020, from https://arttherapy.org

Green, T.B.. (2014). 14 Patterns of Biophilic Design. New York.

Harini, N. (2013). Terapi Warna untuk Mengurangi Kecemasan. Jurnal Ilmu Psikologi Terapan, 1(2), 291-303

Oldenburg, R. (1989). The great good place. Philadelphia: Da Capo Press.

Romadhani, I. & Suryawan, Wawan A. (2017). Desain Ruang Relaksasi untuk Stres di Perkotaan dengan Penerapan Biophilic Design. Jurnal Sains dan Seni POMITS, 6(2), 2337-3520.

Santrock, J. (2003). Adolescene Perkembangan Remaja, edisi keenam. Jakarta:Erlangga

Schaller, B. (2012). Architectural Healing Environments.

Seetharamdoo, R. S. (2018). 5 ½ Ways to Well-Being: A Comprehensive Lifestyle Medicine Prescription to Optimise Your Psychological Health, Prevent Disease and Live with Vitality and Joy. UK: Balboa Press

Setiadi, P. (2019). Pusat Penyembuhan Orang Stres di Cikini. Jurnal Sains, Teknologi, Urban, Perancangan, Arsitektur (Stupa), 1(2), 1257-1272.

Schafer, W. (2000). Stress management for wellness. Fourth edition. Wadsworth: Belmont California

Tedjamulja, A. L. (2019). Pusat Rehabilitasi Kaum Milenial Depresi di Jagakarsa. Jurnal Sains, Teknologi, Urban, Perancangan, Arsitektur (Stupa), 1(2), 941-954.

Zipjet (2017). The 2017 Global Least & Most Stressful Cities Ranking. Retrieved January 21, 2020, from https://www.zipjet.co.uk/2017-stressful-cities-ranking