RUANG KREATIF DAN REKREASI DI PASAR BARU

Main Article Content

Kevin Liong
Martin Halim

Abstract

 As social beings, humans really need space for interaction. This interaction space can be a background for the development of life, both in economic, social and entertainment activities. Lack of appropriate interaction space causes the community to handle it independently. In the Pasar Baru community there are problems in terms of providing interaction space facilities as well as problems in the productive age unemployment. So in this project will focus on these two problems. The program design in the Creative Recreative Place is divided into two, recreational program and educational support program, where the recreational program accommodates the community's need for social interaction space which also accommodates micro, small and medium businesses undertaken by the community in culinary business sector by creating a culinary area. Then the support program which consists of education, will facilitate the public access to informal education that will increase community expertise through creative industry training, especially in fashion and handicraft which is based on the concentration of industries in Pasar Baru where fashion and handicraft products can be easily found here. In addition, the education program also places the film industry as one of the educational programs offered.

 

Keywords:  economy; expertise; interaction

 

Abstrak

Sebagai makhluk sosial, manusia amatlah membutuhkan ruang interaksi. Dimana ruang interaksi ini dapat menjadi latar bagi perkembangan kehidupan, baik dalam kegiatan ekonomi, sosial dan juga hiburan. Kurangnya ruang interaksi yang layak mengakibatkan masyarakat mengatasinya secara mandiri. Pada Kelurahan Pasar Baru didapati permasalahan dalam hal penyediaan fasilitas ruang interaksi serta permasalahan pada pengangguran usia produktif. Sehingga dalam rancangan akan fokus pada kedua permasalahan tersebut. Secara garis besar rancangan program pada Ruang Kreatif dan Rekreasi dibagi menjadi dua yaitu program utama yang bersifat rekreasi dan program penunjang yang bersifat edukasi, dimana program utama merupakan program rekreasi yang mengakomodir kebutuhan masyarakat akan ruang interasksi sosial yang juga mewadahi usaha mikro kecil menengah yang dijalani masyarakat pada sektor usaha kuliner dengan membuat area kuliner. Kemudian program penunjang yang berupa fasilitas edukasi, akan memfasilitasi masyarakat terhadap akses pendidikan informal yang akan menambah keahlian masyarakat melalui pelatihan industri kreatif terutama bidang fashion dan kria yang didasarkan pada konsentrasi industri yang ada di Pasar Baru dimana produk fashion dan kria ini dapat mudah ditemui disini. Selain itu program edukasi juga menawarkan industri perfilman sebagai salah satu program edukasi yang ditawarkan.

Article Details

Section
Articles

References

Badan Pusat Statistika DKI Jakarta. (2020). Kota Jakarta Pusat Dalam Angka. Diakses 4 Febuari 2020, <https://jakpuskota.bps.go.id/>

Bertels, C. (2019). Decoding Third Place.Arkansas: University of Arkansas

Fadem, C 2017. (2020). Third places count. Diakses 2 Febuari 2020, <https://www.boardandvellum.com/blog/third-places-count/>

Kartasasmita, G. (1995). Pemberdayaan Masyarakat Sebuah Tinjauan Administrasi. Pidato Pengakuan Jabatan Guru Besar Dalam Ilmu Administrasi Pada Fakultas Ilmu Administrasi. Malang: Universitas Brawijaya.

Oldenburg, R. (1999). The Great Good Place.New York: Marlowe & Company

Suhendra. (2006). Peranan Birokrasi dalam Pemberdayaan Masyarakat. Bandung: Alfabeta.

Widjaja, H. (2003). Otonomi Desa Merupakan Otonomi Asli Bulat dan Utuh. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.