DISTRIK FESYEN NUSANTARA

Main Article Content

Yanni Nursalim
Rudy Trisno

Abstract

Innovation and creativity are prioritized in various aspects to create a new breakthrough. This phenomenon is the result from creative individuals that keeps innovating. Inspired by fashion industry fond by many people and functioning as verbal communicator from person to person, create the need of place to exchange ideas, creativity and to socialize. Pasar Baru is an area that have a chance to be a place where fashion designers can meet and gather, because as many people know Pasar Baru is known as textile industry for so long. Beside that, this area is starting to lose fame because people think it is old style and unorganized. In result, a project is designed so that it can be a place where many fashion communities and can as well functioned as leisure open area a. In this project, methaphor method is used by applying Benji Chinesse batik pattern in building shape by intangible and the using of the batik pattern on the building facade by tangible. On the ground floor, quite programs such as public and leisure areas, parks, courtyars, angkringan, exhibition, and workshop are applied. In the upper floors, programs such as fashion studios, seminar room, drapping room that is  mean to people who likes fashion are applied that is more regulated than first floor. The facilities are made, in hope that Pasar Baru will be fashion center that can influence people to talk more about local trends compared to trends outside Indonesia.

 

Abstrak

Inovasi dan kreativitas merupakan hal yang diprioritaskan saat ini dalam berbagai aspek untuk menghasilkan suatu terobosan baru. Fenomena ini tentu tidak terlepas dari peran individu ataupun kelompok di dalam industri kreatif yang terus berinovasi. Dilatarbelakangi oleh dunia fesyen yang semakin digemari oleh berbagai kalangan dan merupakan alat komunikasi non verbal antar individu, maka diperlukan sebuah tempat bagi para pecinta fesyen untuk bertukar pikiran, bersosialisasi, dan berkreativitas. Pasar Baru merupakan salah satu kawasan yang berpeluang untuk dijadikan kawasan berkumpulnya para fashion designer, karena seperti yang banyak orang ketahui Pasar Baru merupakan pusat perbelanjaan tekstil yang terkenal sejak lama. Selain darpada itu, kawasan ini juga sudah mulai ditinggalkan oleh pengunjung karena dianggap membosankan dan tidak teratur. Maka dirancang sebuah proyek yang dapat menjadi tempat komunitas fesyen dan juga sebagai kawasan hiburan yang lebih terbuka dan bersifat “leisure”. Dalam hal ini metode yang digunakan adalah metafora dengan menerapkan motif batik cina benji pada bentuk bangunan secara tidak langsung (intangible) dan penerapan motif batik tersebut pada fasad bangunan (tangible). Di bagian lantai dasar diisi dengan program yang lebih bersifat publik dan leisure  seperti taman, courtyard, angkringan, pameran, dan workshop. Sedangkan dilantai atas lebih yang bersifat regulated seperti studio fashion, r. seminar, r. Drapping yang ditujukan bagi para fashion designer ataupun orang – orang yang menggemari dunia fashion. Dengan adanya fasilitas – fasilitas tersebut diharapkan ke depannya Pasar Baru akan menjadi pusat fashion yang mempengaruhi masyarakat untuk lebih banyak membincangkan tren lokal dibandingkan tren luar negeri.

Article Details

Section
Articles

References

Antoniades, A. C. (1992). Poetics of Architecture : Theory of Design. New York: Van Nostrand Reinold.

Bekraf. (2016). Data Statistik dan Hasil Survey Ekonomi Kreatif.2016.Kerjasama Badan Ekonomi Kreatif dan Badan Pusat Statistik.

Hedayat, A. (2012). Al-Azhar Universiry Engineering Mode vol. 9. Al-Azhar Universiry Engineering Mode vol. 9.

Hughes. (2003). Learning & Teaching : Pengantar Psikologi Pembelajaran Modern. Bandung: Nuansa.

Kurokawa, K. (1991). Intercultural Architecrure (The Philosophy of Symbiosis). New York: The American Institude of Architects Press 1735.

Lukita, L. (2016). Perencanaan dan Perancangan Pusat Komunitas di Kota Palembang. Journal Universitas Sriwijaya, 3.

Oldenburg, R. (1999). The Great Good Place: Cafes, Coffee Shops, Bookstores, Bars, Hair Salons, and Other Hangout at the heart of a Community. New York: Marlowe and Company.

Poerwadaminto, W. (1986). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.

Trisno, R., & Lianto, F. (2019). Relationship Between Function-Form in The Expression of Architectural Creation.

Tuan, Y. F. (1977). Space and Place : The Prespective of Experience. London: University of Minnesota Press.

Widodo, J. (2015).Badan Ekonomi Kreatif Indonesia [Internet]. Tersedia pada : https://trendforecasting.id/s/badan-ekonomi-kreatif-indonesia-124