WADAH AKTIVITAS DAN KOMUNITAS PESISIR DI MUARA BARU

Main Article Content

Febi Claudia Lie
Lina Purnama

Abstract

Jakarta was developed started from the coastline and gradually moved to the centre of the city which left the coastal area remain untouch. The development of Jakarta which only oriented on capitalism cause in a lack of public space for the community, which make public coping with the issues independently. The roads in the housing area and villages was used by local residents as a space to socialize with neighbors or a place to do activities. There are still lots of kampung remained in Muara Baru which located in North Jakarta, but not facilitated by public space and open space to accommodate the citizen’s need to socialize and do their activity, so they carried out those activities in the middle of the road or alley which can disturb the traffic and endangered other people’s lives.  This phenomenon indicates that the community's need for public space is very high and needs to be anticipated immediately in order to avoid environmental and social degradation. The purpose of this project is to become a linkage that connect people with the surrounding environment, as well as humans with other humans, while this project also help the economy and home industry businesses, which bring in money to help the economy of local citizens, and cause positive interactions, such as knowledge exchange and development in economic aspects.

 

Abstrak

Pembangunan kota Jakarta awalnya dimulai dari area pinggir laut yang kemudian semakin berkembang ke pusat kota, seiring berlangsungnya pembangunan di pusat kota, daerah pinggir/pesisir mulai ditinggalkan dan tidak tersentuh. Pengembangan kota Jakarta yang hanya berorientasi pada kepentingan kapitalis juga mengakibatkan kurangnya ruang publik bagi masyarakat, sehingga  mengakibatkan masyarakat mengatasinya secara mandiri. Jalan-jalan di dalam perumahan hingga perkampungan yang difungsikan oleh warga setempat sebagai ruang untuk bersosialisasi dengan tetangga atau tempat melakukan aktivitas. Kawasan Muara Baru yang terletak di wilayah pesisir Jakarta bagian Utara, masih terdapat banyak area perkampungan, tetapi tidak difasilitasi oleh ruang publik atau ruang terbuka sehingga untuk melakukan kegiatan berinteraksi dan beraktivitas, dilakukan di jalan/lorong kecil didepan rumah, yang dapat mengganggu lalu lintas dan juga membahayakan keselamatan warga dan juga pengguna jalan. Fenomena ini menandakan bahwa kebutuhan masyarakat akan ruang publik sangat tinggi dan perlu segera diantisipasi agar tidak terjadi degradasi lingkungan dan sosial, sehingga tujuan dari proyek ini adalah sebagai linkage yang menggabungkan manusia dengan lingkungan di sekitarnya, serta manusia dengan manusia lainnya, selain itu juga untuk membantu perekonomian dan usaha industri rumahan, yang dapat dilakukan serta menghasilkan uang untuk membantu perekonomian warga, serta menimbulkan interaksi positif, seperti pertukaran ilmu dan pembangunan aspek ekonomi, yang ke depannya akan menghasilkan kemajuan pada kota Jakarta dengan aspek sosial dan ekonomi yang seimbang.

Article Details

Section
Articles

References

Alexander, C. (1964). Notes on the Synthesis of Form. Cambridge: Harvard University Press

Arendt, H. (1958). The Human Condition. Chicago: The University of Chicago Press

Oldenburg, R. (1989).The Great Good Place. U.S. : Paragon House

Tjahjono. G. Metode Perancangan Suatu Pengantar Untuk Arsitek dan Perancang.

Inten Gumilang, 2018, Kampung Muara Baru dan Identitas <https://rujak.org/kampung-muarabaru-dan-identitas/ Steve Jm, 2005, Kebutuhan Ruang Ketiga (Disarikan dari berbagai sumber) <http://jiwangga.com/MyPad/Entries/2005/9/2_Kebutuhan_Ruang_Ketiga.html