GERBANG TRANSIT TAMAN TEBET

Main Article Content

Indra Aristyanto
Timmy Setiawan

Abstract

The life of Jakarta’s people who are very dynamic in their routine sometimes makes them forget the importance of socializing and resting for a while. The need for a third place, in addition to home and workplace, could be a solution to provide space that is able to make people forget their main activities and relieve fatigue from their routine in order to have a better quality of life. Tebet as one of the densely populated residential areas in Jakarta certainly needs this third place so that its people can have a better quality of life. The existence of many kinds of public transportation in Tebet such as electric trains, Transjakarta buses and LRT (which are still in the development stage) makes the flow of the movement of people who are the users become very dynamic. The space between the house and the transportation points is needed as a third place that becomes a transit point and can accommodate activities that can make them comfortable after / before their routine. In addition, Tebet Park as the largest form of public space in the Tebet area needs to be encouraged to better accommodate the activities of its people. From the various potentials and problems, project designed close to Taman Tebet that able to accommodate the activities of the Tebet community as a gate between home and work place with programs such as shops, restaurants, sports facilities, parking facilities and a place to gather and relax to accommodate their activities and needs.

 

Abstrak

Kehidupan masyarakat Jakarta yang sangat dinamis dalam rutinitasnya kadang membuat mereka lupa akan pentingnya bersosialisasi dan beristirahat sejenak. Kebutuhan akan ruang ketiga, selain rumah dan tempat kerja, dapat menjadi solusi untuk memberikan ruang yang mampu membuat masyarakat melupakan kegiatan dan melepas penat dari rutinitasnya agar memiliki kualitas hidup yang lebih baik. Kawasan Tebet sebagai salah satu kawasan permukiman yang padat di Jakarta tentu membutuhkan ruang ketiga ini agar masyarakatnya dapat memiliki kualitas hidup yang lebih baik. Keberadaan transportasi publik yang beragam di kawasan ini seperti kereta listrik, bus Transjakarta serta LRT yang masih dalam tahap pembangunan membuat alur pergerakan masyarakat yang menjadi pengguna menjadi sangat dinamis. Ruang antara rumah dan titik-titik transportasi tersebut diperlukan sebagai ruang ketiga yang menjadi titik transit dan mampu mewadahi aktivitas yang bisa membuat mereka nyaman setelah/sebelum beraktivitas. Selain itu, Taman Tebet sebagai bentuk ruang publik terbesar yang ada di kawasan Tebet perlu didorong untuk lebih mewadahi aktivitas masyarakatnya dengan lebih baik. Dari beragam potensi dan masalah tersebut, dirancanglah proyek yang berada dekat dengan Taman Tebet dan mampu mengakomodasi aktivitas masyarakat Tebet sebagai gerbang di antara tempat tinggal dan tempat kerja dengan program seperti pertokoan, tempat makan, sarana olahraga, fasilitas parkir dan tempat berkumpul dan bersantai untuk mewadahi aktivitas dan kebutuhan mereka.

Article Details

Section
Articles

References

Calthorpe, P. (1993). The Next American Metropolis: Ecology, community, and the American Dream. New York: Princeton Architectural Press

Fauzi, M. (2018). Penerapan konsep Transit Oriented Development (TOD) sebagai solusi masalah transportasi di DKI jakarta. Politeknik Bandung

Indranilla, P. (2012). Affordance pada ruang publik. Universitas Indonesia

Langdon, P. (2017). Within Walking Distance. Washington: Island Press

Oldenburg, R. (1999). The Great Good Place. Boston: Da Capo Press

Safitri, D. (2017). Prinsip desain neo futuristik pada bangunan komersial karya Eero Saarinen. Universitas Medan Area

Tjahjono, G. (2000). Metode Perancangan: Suatu Pengantar untuk Arsitek dan Perancang. Jakarta: Universitas Indonesia

Widyasrini, M. (2011). Ruang peristiwa pada koridor distro Tebet. Universitas Indonesia