RUANG BERMAIN KOTA KAWASAN EPICENTRUM

Main Article Content

Kevinn Sukhayanto
Tony Winata

Abstract

Play as a way for breaking the routine, rupturing the space that isolated individuals from the community, to give a feeling of fun, to rejuvenate individuals from their routines, Therefore Play is the best way to give the feeling of fun and joy also to restore the relationship between individuals with their community. City community needed an activities knot that fastens every activity within the city, in the city context this knot referred to as a platform, in the form of an object architecture. In-Play, architecture objects have a role to maintain the perspective of every individual, various ways to interact as well as a distinctive interpretation of architectural elements, so that makes architecture is not a limit or a barrier between program. Creating architecture space that is inclusive to all those. With great planning and design hopefully in the future Urban Playscape at Epicentrum will bring more vibrant life to the district and introduce a real meaning of ‘play’  to the people with a simple yet sustainable design.


Abstrak

Jakarta sebagai kota metropolitan dengan intensitas kegiatan tinggi, seringkali memberikan tekanan pada masyarakatnya. Kegiatan berintensitas tinggi dan berulang ini yang akhirnya memunculkan permasalahan-permasalahan mental seperti stress dan depresi, juga permasalahan mental kegiatan repetitif ini juga menyebabkan permasalahan sosial, yang mengisolasi setiap individu pada masyarakat kota pada ruang rutinitasnya masing-masing. Permainan menjadi sarana pemecah rutinitas, memecah ruang yang mengisolasi individu dari komunitas, memberikan perasaan menyengankan, sebagai sarana penyegaran individu dari rutinitas mereka, bermain menjadi solusi terbaik untuk memberikan rasa senang serta mengembalikan hubungan antara individu dengan komunitasnya. Masyarakat kota membutuhkan sebuah platform yang dapat memberi “jeda” dari rutinitas mereka. Sebuah platform yang menyediakan ruang bagi masyarakat kota untuk berisitrahat, bermain, dan bersosialisasi bersama dalam rangka penyegaran diri. Sebagai platform penyegaran yang ideal bagi masyarakat kota diusulkan sebuah ruang bermain kota yang berlokasi di kawasan Epicentrum, kawasan Epicentrum ini memiliki ruang-ruang penting berlangsungnya rutinitas kota seperti kantor, universitas, serta perumahan vertikal. Ruang Bermain ini memiliki macam kegiatan dari yang sifatnya aktif (olahraga) hingga pasif (terapi), proses perancangan melalui pertimbangan berbagai pola dan alur kegiatan yang mungkin terjadi di dalamnya sehingga menghasilkan ruang-ruang kegiatan yang multiguna serta dapat digunakan semua orang dari berbagai macam rentang usia dan latar belakang. Dengan perencanaan dan perancangan Ruang Bermain Kota di Kawasan Epicentrum diharapkan dapat menjadi sebuah simpul kegiatan baru bagi kawasan yang inklusif, serta memberikan warna baru pada kehidupan kawasan Epicentrum.


Article Details

Section
Articles

References

Anggraini, A.P. (2018,22 Januari) Rutinitas Kerja, Penyebab Stres yang Paling Umum. Dikutip 15 Agustus 2019 dari Kompas.com: https://lifestyle.kompas.com/read/2018/01/22/182932320/rutinitas-kerja-penyebab-stres-yang-paling-umum

Chase, R. (2015.) Peer Inc, BBS Public Affairs

Fu Tuan, Y. (1977). Space and Place: Humanistic Perspective,Minneapolis : University of Minnesota Press

Oldenberg,R. (1999.) The Great Good Place, New York : Marlowe& co,

Misha (2018,25 Mei) How to Break Routine and Get More “Aha” Moments in Life. Dikutip 3 Agustus 2019 dari Medium.com: https://medium.com/@mishablog/how-to-break-routine-and-get-more-aha-moments-in-life-5909874a095e

Susan, C. (1985). Adventure Playgrounds vs Traditional Playgrounds, Florida: University of North Florida

Talarowski, M. (2016). London Study of Playgrounds: Preliminary Report, Philadelphian: STUDIO LUDO