WADAH INTERAKSI SOSIAL DAN SARANA KREATIF DI KEMAYORAN, JAKARTA PUSAT

Main Article Content

Steffi Gisela
Diah Anggraini

Abstract

Human needs as social beings are interacting. Especially with the high activity and high work demands, especially in the Kemayoran area. In this area, public space is needed as a place for them to support their social needs. Third place as the third space is needed for everyone because it is a place where people can release the fatigue that occurs in their daily activities. The lack of a third place causes various problems such as traffic that is hampered by children playing soccer in the middle of the road, many residents who relax on the side of the main road or roundabouts, to the emergence of illegal parking which causes traffic jams. Therefore, this project aims to resolve social problems in Kemayoran which simultaneously improve the quality of Kemayoran residents through creative means. In building programs in buildings, it is chosen to use the transprogramming method which is done by combining two programs whose properties and spatial configurations are different regardless of their suitability. For example the library is combined with a racecourse. With this, it is hoped that Kemayoran residents can further develop intimacy and build harmony and develop their potential so that they will improve their social quality.

 

Abstrak

Kebutuhan manusia sebagai makhluk sosial adalah saling berinteraksi. Apalagi dengan padatnya aktivitas dan tuntutan pekerjaan yang tinggi khususnya pada daerah Kemayoran. Pada kawasan tersebut sangat dibutuhkan ruang publik sebagai wadah bagi mereka untuk menunjang kebutuhan sosial mereka. Third place sebagai ruang ketiga diperlukan bagi semua orang karena merupakan tempat dimana orang dapat melepaskan kepenatan yang terjadi pada aktivitas keseharian mereka. Kurangnya third place mengakibatkan berbagai masalah misalnya lalu lintas yang terhambat karena anak-anak bermain bola di tengah jalan, banyaknya warga yang bersantai di pinggir jalan utama ataupun di bunderan, sampai timbulnya parkir liar yang mengakibatkan kemacetan. Oleh karena itu, proyek ini bertujuan untuk menyelesaikan masalah sosial di Kemayoran yang sekaligus meningkatkan kualitas warga Kemayoran melalui sarana kreatif. Dalam membangun program dalam bangunan, dipilih menggunakan metode transprogramming yang dilakukan dengan mengkombinasikan dua program yang sifat dan konfigurasi spasialnya berbeda tanpa melihat kecocokannya. Misalnya perpustakaan dikombinasikan dengan arena balap. Dengan ini diharapkan warga Kemayoran dapat lebih menjalin keakraban dan membangun keharmonisan serta mengembangkan potensinya sehingga akan menaikkan kualitas sosial mereka.

Article Details

Section
Articles

References

Angkutanumum.com. Mikrolet M35. n.d. www.transportumum.com/jakarta/mikrolet- m-35/. Diakses tanggal 7 Agustus 2019.

British Council. (2015). Creative Hub Toolkit. http://creativeconomy.britishcouncil.org/blog/15/06/28/creative-hubkitmade-hubs-emerging-hubs/. Di akses tanggal 28 Agustus 2019.

Ching, F.D.K. (1979). Arsitektur: Bentuk-Ruang dan Susunannya. Jakarta: Penerbit Elangga.

Hakim, R. (1995). Peran Arsitektur Lansekap Dalam Wilayah Perkotaan. FALTL Universitas Trisakti, Jakarta.

Hakim, R. (1996). Tahapan dan Proses Perancangan dalam Arsitektur Lansekap. Penerbit Bina Aksara Jakarta

Hakim, R. (2004). Arsitektur Lansekap, Manusia, Alam dan Lingkungan. Jakarta: FALTL Universitas Trisakti.

Hartanto. (2015). Pengertian Ruang Terbuka dalam Bappeda Tk. I Bali. 1992

Jayadinata, T. J. (1999). Fungsi Ruang Terbuka. Bandung: Institut Teknologi Bandung.

Kampung Tua di Jakarta (2008), Dinas Museum dan Sejarah, 1993

Kamus Besar Bahasa Indonesia. [Online]. <https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/kreatif diakses tanggal 21 Januari 2020

Krier, R. (1979). Urban Space. New York: Rizzoli International Publications.

Kompasiana.Ruang Publik Bukan Alternatif Hiburan Masyarakat.30 September 2015.https://www.kompasiana.com/yongkyyulius/560ba2e10e97736e071c61d7/ruang-publik-bukan-alternatif-hiburan-masyarakat. 28 Agustus 2019

Liu (2018). Dilema Masyarakat Terbuka (Open Society). Jakarta: Kompasiana

Panghegar. (2018). Interior “KOLASE” Creative Hub sebagai Upaya Pengembangan Ekonomi Kreatif di Surabaya. Jurnal Intra Vol. 6, No. 2

Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Dinas Museum dan Sejarah. (1993). Kampung Tua di Jakarta. Jakarta

Perpustakaan Nasional. (2015). Asal mula Kampung Kemayoran.

Diskominfomas, Bang Jay Salim di Gue Anak Kemayoran http://bataviadigital.perpusnas.go.id/wilayah/?box=detail&id_record=11 diakses tanggal 28 Agustus 2019.

Rizky I., K. (2014) “Rancangan Gedung Pameran Tetap dalam Komplek Museum Sonobudoyo, D.I Yogyakarta.” Skripsi (2014): 10.

Spreiregen, P.D. (1965). Urband Design – The Architecture of City and Town. New York : McGraw Hill.

Winata, S. (2019), The Third place. Materi Kuliah Stupa 8 Prodi SS1 Arsitektur UNTAR. Jakarta

Tchumi, B. (1996). Architecture and Disjuction. MIT Press.