Tempat Pertunjukan Kesenian Khas Tionghoa Di Glodok

Main Article Content

Faustinus Hadinata Muliawan
Suwardana Winata

Abstract

Glodok sub district is known as a Chinatown in Jakarta. The population in Glodok sub district are dominated by craftsmen of  chinese arts, such as lion dance, liong, chinese calligraphy, chinese decorations, porcelain crafts, chinese music, chinese traditional clothes, and also various kinds of homemade chinese traditional food. The chinese art crafted are charity and worship to the gods. This Chinese traditional craftsman are unprofitable community. The goals of this project is for supporting the survival of this Chinese arts community. These communities needs facilities in order to get more attention from residents in Glodok sub district and greater. The idea of the program for this project is one stop cultural center concept, where this place can become a cultural place, exhibition, and recreation center for Glodok residents and the surroundings. In this project visitors can make, exhibit, and display the product and performance of the Chinese traditional art. In this place is possible to make a competition between each of traditional chinese art organization, for supporting the existence of each traditional Chinese art community. The product can be sold as commercial Chinese art works. The design method of this project are inspired by Tulou building in Fujian China, and has been modified according to the context of the city prevailing in the Glodok region.

 

Abstrak

 

Glodok dikenal sebagai pecinan di Jakarta, Mayoritas penduduk nya adalah kaum Tionghoa. Di kawasan Glodok ini didominasi oleh para pengerajin kesenian khas Tionghoa, seperti barongsai, liong, kaligrafi China, lukisan khas Tionghoa, kerajinan keramik, kesenian musik khas Tionghoa, pengerajin baju tradisional Tionghoa , dan juga banyak pabrik makanan tradisional China dalam skala rumahan. Mayoritas pengerajin seni adalah kaum lansia, karena mengerajin kesenian ini sudah menjadi bagian dari kehidupan berderma atau berbakti kepada Sang Pencipta dan juga kepada leluhur mereka, komunitas pengerajin seni ini adalah berbasis amal/tidak mengambil keuntungan. Oleh karena itu tujuan dari proyek ini adalah untuk menjaga keberlangsungan dari komunitas kesenian khas Tionghoa ini. Agar komunitas ini tetap mendapat pengakuan maka dibutuhkan sebuah wadah yang dapat mengelola komunitas ini agar lebih mendapat banyak perhatian dari penduduk di kawasan Glodok ini. Ide dari program yang direncanakan dalam proyek ini adalah menganut konsep dari hulu ke hilir, dimana di tempat ini dapat menjadi pusat budaya,pertunjukan dan rekreasi bagi penduduk Glodok dan sekitarnya. Hal ini diwujudkan dari program dalam proyek ini yang mulai dari pembuatan, memamerkan dan menampilkan hasil dari kesenian khas China ini, kemudian sampai pada akhir nya dapat diperlombakan dan dapat menjadi produk kerajinan seni secara komersil. Metode perancangan dan desain proyek ini mengambil inspirasi dari bangunan Tulou di Fujian, China yang kemudian di modifikasi lagi sesuai dengan konteks kota yang berlaku di kawasan Glodok.

Article Details

Section
Articles

References

Claudine, S. (1985). Sastra China Peranakan Dalam Bahasa Melayu. Jakarta : Balai Pustaka.

Gisling. (2011). Zhenchenglou, a rotunda tulou in Yongding county, Fujian.

Oldenburg, R. (1999). The Great Good Place.

Sanmu, D. dan Shufa X. B. (1978). Hong Kong Taiping Book Department Publishing : Hong Kong

Situs Pemerintah Kota Jakarta. (2009). Gambang Kromong.

Tionghoa info. (2012). Kesenian Barongsai, 24 Juni 2012: https://www.tionghoa.info/barongsai/

Tionghoa info. (2015). Tarian Naga, 26 september2015 : https://www.tionghoa.info/tarian-naga/

Utama, W.S. (2007). Kehidupan Sosial Budaya Masyarakat Tionghoa Di Batavia 1900-1930, 26-27.