PENGEMBANGAN DESA PANTAI BAHAGIA: INTEGRASI KONSERVASI MANGROVE DAN PERIKANAN BERBASIS EKOWISATA BUDAYA BAHARI DI MUARA CITARUM

Main Article Content

Fanny Novafioni
Petrus Rudi Kasimun

Abstract

Pantai Bahagia Village is a coastal village in Muara Citarum, Bekasi Regency, where the majority of the population makes a living as fishermen. However, this coastal area is experiencing an ecological crisis due to abrasion, flash floods, and pollution from the upper reaches of the Citarum River, which causes mangrove degradation and a decrease in fishermen's catches. This research is focused on the coastal area of Pantai Bahagia Village which has the highest level of damage and is the main location of traditional fishermen's activities. The purpose of this research is to formulate a regenerative coastal area development strategy by integrating mangrove conservation and fisheries cultivation based on marine cultural ecotourism. The research method uses a qualitative-descriptive approach with literature studies and field observations that include ecological, social, and spatial conditions of coastal areas. The results of the study show that the regenerative approach is able to create a spatial system that synergistically unites ecological, economic, and social functions. The strategies prepared include mangrove rehabilitation, the implementation of silvofishery, rainwater harvesting systems, the use of maggots as circular economy innovations, and the development of participatory ecotourism. This study concludes that regenerative coastal development can be an integrated solution to restore the environment while improving the welfare of coastal communities. These findings are expected to serve as a reference for the development of similar strategies in other coastal areas.


Keywords: regenerative architecture; ecotourism; mangrove; shore; silvofishery


Abstrak


Desa Pantai Bahagia merupakan desa pesisir di Muara Citarum, Kabupaten Bekasi, yang mayoritas penduduknya bermata pencaharian sebagai nelayan. Namun, kawasan pesisir ini tengah mengalami krisis ekologis akibat abrasi, banjir rob, dan pencemaran dari hulu Sungai Citarum, yang menyebabkan degradasi mangrove dan menurunnya hasil tangkapan nelayan. Penelitian ini difokuskan pada kawasan pesisir Desa Pantai Bahagia yang memiliki tingkat kerusakan tertinggi dan merupakan lokasi utama aktivitas nelayan tradisional. Tujuan dari penelitian ini adalah merumuskan strategi pengembangan kawasan pesisir secara regeneratif dengan mengintegrasikan konservasi mangrove dan budidaya perikanan berbasis ekowisata budaya bahari. Metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatifdeskriptif dengan studi literatur serta observasi lapangan yang mencakup kondisi ekologis, sosial, dan spasial kawasan pesisir. Hasil studi menunjukkan bahwa pendekatan regeneratif mampu menciptakan sistem spasial yang menyatukan fungsi ekologi, ekonomi, dan sosial secara sinergis. Strategi yang disusun meliputi rehabilitasi mangrove, penerapan silvofishery, sistem pemanenan air hujan, pemanfaatan maggot sebagai inovasi ekonomi sirkular, serta pengembangan ekowisata partisipatif. Penelitian ini menyimpulkan bahwa pengembangan kawasan pesisir secara regeneratif dapat menjadi solusi terpadu untuk memulihkan lingkungan sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir.Temuan ini diharapkan menjadi referensi bagi pengembangan strategi serupa di wilayah pesisir lainnya.

Article Details

Section
Articles

References

Adni, S. F., Fatimah, G., Saputri, H. R., Rahmadhani, K., & Hartoyo, A. P. (2024). Potensi Silvofishery Sebagai Blue Carbon Reservoir dan Sumber Pendapatan Masyarakat di Desa Sawah Luhur, Banten dalam Mitigasi Perubahan Iklim. Jurnal Silva Tropika, 8, 1-13.

Armianto, D., & Nasirudin. (2024). Pembuatan Rainwater Harvesting untuk Mengumpulkan dan Mengelola Air Hujan. Jurnal Masyarakat Green Technology, 20-27.

Armstrong, R. (2023). Introducing Regenerative Architecture. Journal of Chinese Architecture and Urbanism, 1-11.

Azizah, M., Apriyadi, R. K., Tri, J. R., Winugroho, T., Yulianto, S., Kurniawan, W., & Widana, I. K. (2021). Kajian Risiko Bencana Berdasarkan Jumlah Kejadian dan Dampak Bencana di Indonesia Periode Tahun 2010 – 2020. Journal of Science Education, 35-40.

Gunawan, W. A., & Handiani, D. N. (2021). Kerentanan Pesisir di Pantai Utara Jawa Barat. Seminar Nasional dan Diseminasi Tugas Akhir.

Gusty, S., Syarifudin, E., Adriansyah, M. S., Jamilah, Efrianto, & Fajrin, A. M. (2024). Perubahan Iklim dan Stabilitas Geoteknik. Makassar: Arsy Media.

Hakim, R. R., Rukayah, S., & Nasution, E. K. (2022). Peluang dan Tantangan konservasi Berbasis Ekowisata. 12-16.

Jia, S. L., Chi, Z., Liu, G. L., Hu, Z., & Chi, Z. M. (2020, May). Fungi in mangrove ecosystems and their potential applications. Critical Reviews in Biotechnology, 40, 852-864.

Kaharuddin, Pudyatmoko, S., Fandeli, C., & Martani, W. (2020). Partisipasi Masyarakat Lokal dalam Pengembangan Ekowisata. Jurnal Ilmu Kehutanan, 42-54.

Kartikasari, J., Putri, K. A., Indrawati, A. R., Nurmansya, V. A., Devi, W. P., Wati, B. W., Widiyanti, P. (2021). Pengembangan Ekowisata di Kawasan Wisata Perkebunan Kopi di Desa Kare Kecamatan Kare Kabupaten Madiun. Jurnal Layanan Masyarakat, 177-184.

Rois, J. H., & Mutia, F. (2022). Penerapan Prinsip Resilience Architecture pada Hunian Sementara Pascabencana. Tesa Arsitektur, 20, 105-116.

Sajjad, A., Jayadi, & Asbar. (2023). Analisis Kesesuaian Model Pengembangan Silvofishery Kawasan Mangrove di Lantebung. Journal of Indonesian Tropical Fisheries (JOINT-FISH): Jurnal Akuakultur, Teknologi dan Manajemen Perikanan Tangkap dan Ilmu Kelautan, 185-198.

Wigati, R., Mina, E., Kusuma, R. I., Kuncoro, H. B., Fathonah, W., & Ruyani, N. R. (2022). Implementasi Pemanenan Air Hujan (Rainwater Harvesting) Pada Masa Pandemi Covid-19 di Kota Serang. Jurnal Aplikasi Ipteks untuk Masyarakat, 78-85