PENERAPAN KONSEP PERMAKULTUR MELALUI ARSITEKTUR BIOFILIK UNTUK MENCIPTAKAN KEHIDUPAN YANG SEHAT DI RUSUNAWA MARUNDA

Main Article Content

Elbert Hans
Olga Nauli Komala

Abstract

The lives of residents in Rusunawa Marunda have changed significantly following the development of coal industries around the housing area. Residents are now forced to coexist with the environmental damage caused by coal mining activities. A total of six coal industries have been established near Rusunawa Marunda, resulting in serious issues for the community, with many residents suffering from both physical and internal illnesses. These coal industries have also led to air and water pollution, as well as a decline in soil quality. Numerous plants and animals have died, and building materials have been damaged. This situation is deeply concerning, especially since there has yet to be an architectural effort capable of addressing these issues. Therefore, this study aims to discover regenerative architectural responses that can tackle these problems. The methods used include literature studies, observations, and precedent studies, followed by a design approach incorporating human-centered design, permaculture, and biophilic architecture. This research focuses on identifying various forms of permaculture application through biophilic architecture in the new design of Rusunawa Marunda, ensuring its continued relevance to the lives and activities of its residents. The results of this study are expected to contribute ideas and concepts to address existing coal pollution, improve environmental quality, and foster a healthier way of living through the new architectural design of Rusunawa Marunda.


Keywords:  biophilic; permaculture; regenerative architecture; Rusunawa Marunda


Abstrak


Kehidupan Rusunawa Marunda kini telah berubah setelah adanya pembangunan industri batu bara di sekitar Rusunawa. Para warga Rusunawa diharuskan hidup berdampingan dengan kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh tambang batu bara. Sebanyak enam industri batu bara telah dibangun berdekatan dengan Rusunawa Marunda. Hal tersebut menimbulkan masalah yang serius terhadap kehidupan para warga Rusunawa, di mana banyak dari mereka yang sakit luar maupun dalam. Industri batu bara tersebut juga menyebabkan pencemaran udara dan air, serta kualitas tanah yang menurun. Banyak hewan dan tumbuhan yang mati, serta kerusakan material. Hal tersebut menjadi masalah yang cukup memprihatinkan, karena belum dapat ditemukan adanya sebuah upaya dalam segi arsitektur yang mampu mengatasi permasalahan tersebut. Maka dari itu, penelitian ini bertujuan untuk menemukan respon arsitektur regeneratif yang dapat mengatasi masalah yang ada. Metode penelitian adalah metode penelitian kualitatif dengan melakukan, observasi terhadap ruang keseharian penghuni Rusunawa Marunda, serta studi literatur dan studi preseden terkait human centered design, permakultur, dan arsitektur biofilik. Penelitian ini berfokus untuk menemukan berbagai wujud aplikasi permakultur melalui arsitektur biofilk terhadap rancangan baru Rusunawa Marunda, yang tetap relevan bagi kehidupan dan aktivitas para warga Rusunawa. . Hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat sebagai kontribusi ide ataupun gagasan dalam  mengatasi pencemaran batu bara yang ada,  memperbaiki kualitas lingkungan, serta menciptakan kehidupan yang sehat, melalui perancangan Rusunawa Marunda yang baru.

Article Details

Section
Articles

References

Aranya. (2012). Permaculture Design. USA: Permanent Publications.

Browning, W., Ryan, C., & Clancy, J. (2014). 14 Patterns of Biophilic Design Improving Health & Well-Being in The Built Environment. Terrapin Bright Green.

Budiono, A., Zakaria, T. M., Lubis, J., & Hidayat, B. (2010). Rusunawa untuk Mengurangi, Bukan Menambah Kekumuhan. Jakarta: Buletin Cipta Karya.

Lissimia, F., Rahman, I. F., Satwikasari, A. F., & Prayogi, L. (2024, 6). Tinjauan Penerapan Konsep Arsitektur Biofilik pada Bangunan Rumah Sakit di Asia Tenggara. Nalars, 23, 1 - 12.

McC, R. G. (2013). Permaculture. Utah: Sustainability.

McKenzie, L., & Lemos, E. (2006). Permkultur Menuju Hidup Lestari. Bali: IDEP Foundation.

Mollison, B., & Holmgren, D. (1978). Permaculture One: A Perennial Agriculture for Human Settlements. Tagari Publications.

Pratama, S. I. (2023, Maret 10). Beban Ganda Polusi di Rusun Marunda. Betahita. https://betahita.id/news/detail/8555/beban-ganda-polusi-di-rusun-marunda.html?v=1719062509

Rahma, N. D., Rizka, Y., Nufus, W., Saraswati, N. A., & Chairini, S. (2022, Juni 21). DAMPAK PERTAMBANGAN BATU BARA PADA KESEHATAN LINGKUNGAN: A SYSTEMATIC REVIEW. Health Safety Environment Journal, 2, 3 - 15.

Rosyada, Z. A., & Mutiari, D. (2023). Penerapan Pendekatan Arsitektur Biofilik pada Bangunan Tanatap Ring Garden Ampera, Jakarta. Siar IV, 1 - 9.

Vovk, A., & Buheji, M. (2018). Permaculture for Sustainable Life Style. Slovenia: international Journal of Inspiration Resilience Economy. doi:10.5923