DESAIN SISTEM REGENERATIF PENGOLAHAN SAMPAH ORGANIK DENGAN KONSEP ARSITEKTUR PERMAKULTUR DI LEBAK BULUS, JAKARTA SELATAN
Isi Artikel Utama
Abstrak
The phenomenon of organic waste processing sites in Indonesia particularly the accumulation of fruit and vegetable peels being transformed into valuable products such as eco-enzymes, compost, animal feed, biogas, and bioplastics has attracted public attention as an effective solution to reduce waste and support environmental sustainability. The issue of organic waste highlights the growing need for processing spaces that are not only practical but also foster harmony between humans and nature. The absence of such spaces that can create this harmony has now become a pressing concern. The aim is to establish an organic waste processing facility through the application of permaculture architecture and fermentation principles to build a regenerative system and encourage community involvement in waste management. This research employs a qualitative approach by conducting literature reviews, survey interviews, and on-site observations. The writing process begins with data collection, followed by analysis to develop the permaculture architecture concept. The findings show that applying permaculture principles such as care for the Earth, care for people, and fair share along with the management of zones zero to five as part of a productive ecosystem, has significant ecological and social impacts. Located in Lebak Bulus, this project serves as a regenerative laboratory that integrates architecture, waste, and community, while reviving the land’s former agricultural function. The program includes educational facilities, community spaces, and productive land that support food security and long-term sustainability.
Keywords: community; fermentation; permaculture; regenerative; waste
Abstrak
Fenomena tempat pengolahan sampah organik yang menumpuk di Indonesia, terutama kulit buah dan sayur, menjadi sesuatu yang bermanfaat seperti eco-enzym, kompos, pakan hewan, biogas, dan bioplastik, memikat perhatian masyarakat sebagai solusi efektif untuk mengurangi sampah dan mendukung kelestarian lingkungan. Isu sampah organik mendorong munculnya kebutuhan ruang pengolahan yang tidak hanya praktis, tetapi juga membangun keharmonisan antara manusia dan alam. Ketiadaan tempat pengolahan yang dapat menciptakan keharmonisan antara manusia dan alam ini kini menjadi masalah yang perlu diperhatikan. Tujuannya adalah menghadirkan tempat pengolahan sampah organik melalui penerapan prinsip arsitektur permakultur dan fermentasi untuk membangun sistem regeneratif serta mendorong keterlibatan komunitas dalam pengelolaan sampah organik. Metode penelitian ini mengaplikasikan pendekatan kualitatif dengan melakukan kajian pustaka, wawancara survei, dan observasi di lokasi. Langkah penulisan dimulai dengan pengumpulan data, kemudian dianalisis untuk mengembangkan konsep arsitektur permakultur. Hasil interpretasi menunjukkan bahwa penerapan prinsip permakultur seperti kepedulian terhadap bumi, manusia, dan pembagian yang adil, serta pengelolaan dari zona nol hingga lima sebagai bagian dari ekosistem produktif memberikan dampak ekologis dan sosial yang signifikan. Berlokasi di Lebak Bulus, tempat ini berfungsi sebagai laboratorium regeneratif yang mengintegrasikan arsitektur, sampah, dan komunitas serta menghidupkan kembali fungsi lahan perkebunan. Temuan program mencakup fasilitas edukasi, ruang komunitas, dan lahan produktif yang mendukung ketahanan pangan dan keberlanjutan.
Rincian Artikel

Artikel ini berlisensiCreative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
This work is licensed under a Jurnal Sains, Teknologi, Urban, Perancangan, Arsitektur/ STUPA Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International LicenseReferensi
Alamri, D. N., Riogilang, H., & Supit, C. (2023). Penggunaan Eco-Enzyme Dalam Menurunkan Kadar Escherichia Coli Dari Limbah Peternakan Pada Air Sungai Malalayang. TEKNO, 21(85), 980-989.
Andriyanto, Rizky; Fajrini, Fini; Romdhona, Nur; Latifah, Noor. (2023). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Di Kelurahan Cilandak Barat Kecamatan Cilandak Tahun 2022. Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan, 9(10), 547-560. doi:10.5281/zenodo.7988647
Ayesha, C., Rahman, N. A., Zt, Z., Handayani, E. S., & Dr. Irdawati, M.Si. (2021). Proses Fermentasi Vinegar dan Potensinya Sebagai Obat Saluran Pencernaan. Prosiding SEMNAS BIO 2021.
A'yun, S. I., Rafidah, C. N., Kurniawan, G. S., Nafiah, M., & Lukmana, D. I. (2025). Budidaya Maggot Untuk Pengelolaan Sampah Organik Dan Pakan TernakSebagai Upaya Kelestarian Lingkungan Di Dukuh Randu Kuning. Journal of Human And Education, 5(1), 15-19.
Brestianto, F., & Noerwasito, V. T. (2018). Eco Bike Retreat: Arsitektur Regeneratif Lahan Tambang Kapur Gresik. Jurnal Sains dan Seni ITS, 7(2).
Cahyono, Y. H., & JAR, N. R. (2023). Efektifitas Kombinasi Limbah Sayur dan Kotoran Sapi Sebagai Bahan Utama Pembuatan Biogas dalam Digester Anaerob. INSOLOGI: Jurnal Sains dan Teknologi, 2(4), 719-729. doi:10.55123/insologi.v2i4.2275
Elisusanti, Illing, I., & Alam, M. N. (2019). Pembuatan Bioplastik Berbahan Dasar Pati Kulit Pisang Kepok/ Selulosa Serbuk Kayu Gergaji. Cokroaminoto Journal of Chemical Science, 1(1), 14-19.
Febrian, & Razak, A. (2024). Potensi Larva Black Soldier Fly Sebagai Pengurai Limbah Organik Melalui Budidaya Maggot untuk Pakan Unggas dan Ikan. Jurnal Ekologi, Masyarakat dan Sains, 5(1). doi:10.55448/b8m24h50
Felly, R., & Zulkia, D. R. (2023). KAJIAN PENERAPAN REGENERATIVE DESIGN PADA KAMPOENG REKLAMASI AIR JANGKANG BANGKA BELITUNG. Sinektika, 20(2), 171-179.
Jumar, Fitriyah, N., & Kalalinggi, R. (2014). Strategi Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Di Kelurahan Lok Bahu Kecamatan Sungai Kunjang Kota Samarinda. Jurnal Administrative Reform, 2(1), 101-112. doi:10.52239/jar.v2i1.503
KLHK. (2022). KLHK Ajak Ibu Rumah Tangga Kelola Sampah dari Sumbernya. Diambil kembali dari https://ppid.menlhk.go.id/siaran_pers/browse/1382
MENLHK. (2021). Kementerian Lingkungan Hidup Dan Kehutanan.
Naufa, N. A., Pangestuti, R. S., & Rush. (2023). Pengelolaan Sampah Organik menjadi Pupuk Kompos di Desa Sumbersari. Jurnal An-Nizām : Jurnal Bakti Bagi Bangsa, 2(1), 175-182.
Nurkhasanah, Eva; Ababil, Devara Candra; Prayogo, Robby Danang; Damayanti, Astrilia;. (2021). Pembuatan Pupuk Kompos dari Daun Kering. Jurnal Bina Desa, 3(2), 109-117.
Prasetya, I., Istiqomah, S. H., & Yamtana. (2016). Pembuatan Bioplastik Berbahan Bonggol Pisang Dengan Penambahan Gliserol. Jurnal Kesehatan Lingkungan,, 8(2), 73-80.
Putryana, O., Nugroho, P. S., & Musyawaroh. (2020). Penerapan Konsep Permaculture pada Perancangan Pusat Penelitian dan Pengembangan Pertanian Lahan Kering di Wonogiri. SenTHong, 3(2), 357-368.
Ramadani, A. H., Rosalina, R., & Ningrum, R. S. (2019). PEMBERDAYAAN KELOMPOK TANI DUSUN PUHREJO DALAM PENGOLAHAN LIMBAH ORGANIK KULIT NANAS SEBAGAI
Riatno, P., H.E, S., & Vidyanin, W. (2007). Studi Evaluasi Pengelolaan Sampah dengan Konsep 3R (Studi Kasus : Kec. Cilandak, Jakarta Selatan. 4(1), 14-18.
SIPSN. (2024). Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional.
Stefanus, N., & Sutanto, A. (2021). Arsitektur Panggung dan Permakultur Dekat Kampung Marlina. Jurnal STUPA, 3(1), 689-704. doi:10.24912/stupa.v3i1.10898
Wardana, L. A., Lukman, N., Mukmin, Sahbandi, M., Wasim, D., Amalia, . . . Nababan, C. S. (2021). Pemanfaatan Limbah Organik (Kotoran Sapi) Menjadi Biogas dan Pupuk Kompos. Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA, 4(1), 201-207.
Zultaqawa, Z., Firdaus, N. I., & Aulia, M. D. (2023). MANFAAT ECO ENZYME PADA LINGKUNGAN. CRANE : Civil Engineering Research Journal, 4(2).
Zuraidah, Rosyidah, L. N., & Zul, R. F. (2022). EDUKASI PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN SAMPAH ANORGANIK DI MI AL MUNIR DESA GADUNGAN KECAMATAN PUNCU KABUPATEN KEDIRI. Jurnal BUDIMAS, 4(2), 1-6.

