WADAH PELATIHAN EMPATI EKOLOGIS DENGAN KONSEP DESAIN BIOFILIK DI JAKARTA
Main Article Content
Abstract
According to BPS predictions, by 2035, 66.67% of Indonesia's population is estimated to live in urban areas. Increasing urbanization has negative impacts, one of which is environmental damage. The lack of public awareness of the problem exacerbates this. The lack of public awareness occurs due to the absence of ecological empathy in the community, which has an impact on public awareness of the problem. The design of this training forum aims to raise public awareness of environmental issues that occur by creating human experiences and interactions with the environment. The method employed in this study is a case study approach, utilizing a design strategy that integrates regenerative architecture and biophilic design. The research stages include conducting a literature review on regenerative architecture, biophilic design, ecological empathy, and the continuity of biophilic design and ecological empathy, as well as identifying relevant project case studies. Furthermore, the data is analyzed to identify the influence of biophilic design in increasing ecological empathy. The result of this design is an environmental care training forum that incorporates the concept of urban forests as an approach to regenerative architecture and biophilic design in buildings, aiming to increase community ecological empathy. Design will bring positive impacts to living things and the surrounding environment. Designing training containers with biophilic concepts can raise public awareness of environmental issues by incorporating several biophilic design approaches and urban forest concepts into the design, thereby improving human connection with nature both visually and systemically.
Keywords: biophilic; ecological; empathy; environment; training
Abstrak
Menurut prediksi BPS, pada tahun 2035, sebesar 66,67% populasi di Indonesia diperkiraan akan tinggal di wilayah perkotaan. Urbanisasi yang terus meningkat menimbulkan dampak negatif, salah satunya kerusakan lingkungan. Hal ini diperburuk dengan kurangnya kepedulian masyarakat akan masalah tersebut. Kurang nya kepedulian masyarakat terjadi dikarenakan tidak adanya empati ekologis pada masyarakat yang berdampak kepada kesadaran masyarakat akan masalah tersebut. Perancangan wadah pelatihan ini bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat akan isu lingkungan yang terjadi dengan menciptakan pengalaman dan interaksi manusia dengan lingkungan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi kasus dan metode perancangan menggunakan pendekatan melalui arsitektur regeneratif dan desain biofilik. Tahapan penelitian meliputi melakukan kajian literatur mengenai arsitektur regeneratif, desain biofilik, empati ekologis, serta kesinambungan desain biofilik dan empati ekologis dan mencari studi kasus proyek yang relevan. Selanjutnya data tersebut dianalisis untuk mengidentifikasi pengaruh desain biofilik dalam meningkatkan empati ekologis. Hasil perancangan ini adalah wadah pelatihan peduli lingkungan dengan konsep hutan kota sebagai pendekatan arsitektur regeneratif dan desain biofilik pada bangunan untuk meningkatkan empati ekologis masyarakat. Melalui perancangan akan membawa dampak positif makhluk hidup dan lingkungan sekitarnya. Perancangan wadah pelatihan dengan konsep biofilik dapat menumbuhkan kesadaran masyarakat akan isu lingkungan dengan menerapkan beberapa pendekatan desain biofilik dan konsep hutan kota pada perancangan untuk meningkatkan koneksi manusia dengan alam baik secara visual maupun secara sistem.
Article Details

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
This work is licensed under a Jurnal Sains, Teknologi, Urban, Perancangan, Arsitektur/ STUPA Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International LicenseReferences
ArchDaily. (2011, Agustus 29). DuPont Environmental Education Center/GWWO Architects. Dipetik Mei 5, 2025, dari archdaily.com: https://www.archdaily.com/164484/dupont-environmental-education-center-gwwo-architects
ArchDaily. (2021, Juli 28). Korea National Arboretum Children's Forest School/GEEUMPLUS. Dipetik Mei 5, 2025, dari archdaily.com: https://www.archdaily.com/965761/korea-national-arboretum-childrens-forest-school-geeumplus
ArchDaily. (2025, Maret 8). Hushan Reservoir Environmental Education Center/KDS Architects. Dipetik Mei 5, 2025, dari archdaily.com: https://www.archdaily.com/1027599/hushan-reservoir-environmental-education-center-kds-architects
Bera, B., Chinta, S., Mahajan, D. A., Sailaja, A., & Mahajan, R. (2023). Urbanization and Its Impact on Environmental Sustainability: A Comprehensive Review. Journal of Harbin Engineering University, 44(8), 1310-1318. Diambil kembali dari https://www.researchgate.net/publication/373358802_Urbanization_and_Its_Impact_on_Environmental_Sustainability_A_Comprehensive_Review
Browning, W., Ryan, C., & Clancy, J. (2014). 14 Patterns of Biophilic Design: Improving Health and Well-Being in the Built Environment. New York: Terrapin Bright Green.
Felly, R., & Zulkia, D. R. (2023). Kajian Penerapan Regenerative Design pada Kampoeng Reklamasi Air Jangkang Bengka Belitung. Sinektika Jurnal Arsitektur, 20(2), 171-181. doi:10.23917/sinektika.v20i2.22556
Fromm, E. (1964). The Heart of Man: Its Genius for Good and Evil. New York: Harper & Row Publishers.
Gaspar, A., & Esteves, F. (2022). Empathy Development from Adolescence to Adulthood and Its Consistency Across Targets. Frontiers in Psychology, 13, 1-15. doi:10.3389/fpsyg.2022.936053
Hassankhouei, E., & Mojtabavi, M. (2023). Biophilic Design in Architecture: Impacts on Well-being. Tuijin Jishu/Journal of Propulsion Technology, 44(6), 5817-5831. Diambil kembali dari https://propulsiontechjournal.com/index.php/journal/article/view/5186/3553
Ibanez, E. D. (2024, Desember 15). Urbanisasi Indonesia: Antara Mimpi Kota Besar dan Realitas Perkotaan. Dipetik Februari 9, 2025, dari unair.ac.id: https://unair.ac.id/urbanisasi-indonesia-antara-mimpi-kota-besar-dan-realitas-perkotaan/
Institute, I. L. (2022, Mei 11). Living Building Challenge Basics. Dipetik Februari 20, 2025, dari living-future.org: https://living-future.org/lbc/basics/
Lyle, J. T. (1994). Regenerative Design for Sustainable Development. New York: Wiley.
Nuriswal, A. (2024, Juli 6). Rendahnya Kesadaran Generasi Muda terhadap Lingkungan Sekitar. Dipetik Februari 9, 2025, dari kompasiana.com: https://www.kompasiana.com/ayunuriswal2562/6688c223ed641508be606752/rendahnya-kesadaran-generasi-muda-terhadap-lingkungan-sekitar
Rohmadilah, F., & Sabardila, A. (2025). Penurunan Antusiasme dan Partisipasi Remaja dalam Kegiatan Karang Taruna. Jurnal Comm-Edu, 8(1), 109-114. Diambil kembali dari https://journal.ikipsiliwangi.ac.id/index.php/comm-edu/article/download/21660/7126/64283
Saputra, H. Y., Syah, N., Dewata, I., Razak, A., Diliarosta, S., Azhar, A., & Syafrijon. (2024). Urbanisasi dan Dampaknya terhadap Kualitas Lingkungan: Literatur Review. Gudang Jurnal Multidisiplin Ilmu, 2(12), 920-926. doi:10.59435/gjmi.v2i12.1226
Wang, L., Sheng, G., She, S., & Xu, J. (2022). Impact of Empathy with Nature on Pro-Environmental Behaviour. International Journal of Consumer Studies, 47(2), 652-668. doi:10.1111/ijcs.12856
Zhong, W., Schroder, T., & Bekkering, J. (2022). Biophilic Design in Architecture and Its Contributions to Health, Well-being, and Sustainability: A Critical Review. Frontiers of Architectural Research, 11(1), 114-141. doi:10.1016/j.foar.2021.07.006
Zirahya, I. H., Wicaksono, W., Husodo, H., & Arifin, A. L. (2022). Studi Kasus Pelatihan Kerja dan Kinerja Karyawan Outsourcing Sekuriti dan Sopir pada PT Labura Elang Mandiri. Cross-border, 5(1), 105-117. Diambil kembali dari https://journal.iaisambas.ac.id/index.php/Cross-Border/article/download/1013/829/

