PENATAAN RUANG BERBASIS DESAIN KONTEKSTUAL UNTUK MENGEMBALIKAN FUNGSI PEMUKIMAN PULAU PRAMUKA

Isi Artikel Utama

Kevin Phang
Rudy Surya

Abstrak

On Pramuka Island, Kepulauan Seribu, development pressure from the tourism sector and a lack of usable land have created a serious problem of land degradation. When residential spaces are converted into commercial spaces such as hotels and restaurants, the social life of the neighborhood is disrupted and the quality of the environment degrades. Using a contextual design approach that is sensitive to the local environment, social dynamics, and cultural norms, this research seeks to restore Pramuka Island as a sustainable residential environment. The importance of architectural design as a directed effort to reimagine space holistically, taking into account the harmony between humans and nature, is also emphasized in this research. The research utilized a qualitative methodology that included field observations, interviews, literature analysis, and examination of related architectural precedents. The Floating Kayak Club, Wayss Youth Hub, and Oceanix City are examples of precedent studies that offer ideas for flexible and modular solutions to aquatic environmental problems. The findings suggest that by combining ideas of modularity, sustainability and hybrid symbiosis, contextual design-based spatialplanning techniques can overcome land limitations and conflicts of spatial functions. Adaptive zoning based on community activities, the use of coral concrete as a material that benefits the marine ecosystem, and a design approach that considers local culture and climate are some of the suggested answers. These strategies can help the residential area of Pulau Pramuka return to its original function while still taking into account the economic and tourism characteristics of the island. In addition, this study can also serve as a basis for designs that can be applied in other coastal areas facing similar problems. In addition, the application of this approach is expected to create a built environment that is innovative, robust, and able to improve the welfare of the community in a sustainable manner.


Keywords:  Commercial; contextual; degradation; settlement


Abstrak


Di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, tekanan pembangunan dari sektor pariwisata dan kurangnya lahan yang dapat digunakan menimbulkan masalah serius berupa degradasi lahan. Ketika ruang-ruang hunian dikonversi menjadi ruang-ruang komersial seperti hotel dan restoran, kehidupan sosial di lingkungan tersebut terganggu dan kualitas lingkungan menurun. Dengan menggunakan pendekatan desain kontekstual yang peka terhadap lingkungan lokal, dinamika sosial, dan norma-norma budaya, penelitian ini berupaya mengembalikan Pulau Pramuka sebagai lingkungan hunian yang berkelanjutan. Pentingnya desain arsitektur sebagai upaya terarah untuk menata ulang ruang secara holistik, dengan mempertimbangkan keselarasan antara manusia dan alam, juga ditekankan dalam penelitian ini. Penelitian ini menggunakan metodologi kualitatif yang mencakup observasi lapangan, wawancara, analisis literatur, dan pemeriksaan preseden arsitektur terkait. Floating Kayak Club, Wayss Youth Hub, dan Oceanix City merupakan contoh studi preseden yang menawarkan ide untuk solusi yang fleksibel dan modular untuk masalah lingkungan akuatik. Temuan-temuan tersebut menunjukkan bahwa dengan menggabungkan ide-ide modularitas, keberlanjutan, dan simbiosis hibrida, teknik perencanaan tata ruang berbasis desain kontekstual dapat mengatasi keterbatasan lahan dan konflik fungsi ruang.  Zonasi adaptif berdasarkan aktivitas masyarakat, penggunaan beton koral sebagai material yang bermanfaat bagi ekosistem laut, dan pendekatan desain yang mempertimbangkan budaya dan iklim lokal adalah beberapa jawaban yang disarankan. Strategi ini dapat membantu area permukiman Pulau Pramuka kembali ke fungsi awalnya dengan tetap memperhatikan karakteristik ekonomi dan pariwisata pulau tersebut. Selain itu, studi ini juga dapat menjadi dasar bagi desain yang dapat diaplikasikan di wilayah pesisir lain yang menghadapi masalah serupa. Selain itu, penerapan pendekatan ini diharapkan dapat menciptakan lingkungan binaan yang inovatif, kuat, dan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara berkelanjutan.

Rincian Artikel

Bagian
Articles

Referensi

Akhmad, D. S., Purnomo, P. W., & Supriharyono, S. (2018). POTENSI KERUSAKAN TERUMBU KARANG PADA KEGIATAN WISATA SNORKELING DI DESTINASI WISATA TAMAN NASIONAL KARIMUNJAWA. Jurnal Ilmu Dan Teknologi Kelautan Tropis, 10(2), 419–429. https://doi.org/10.29244/jitkt.v10i2.21495

Al-Adilee, S. M. S. (2024). THE INFLUENCE OF CULTURE AND HERITAGE ON ARCHITECTURAL DESIGN. The American Journal of Interdisciplinary Innovations and Research, 6(8), 56–74. https://doi.org/10.37547/tajiir/Volume06Issue08-06

Armstrong, R. (2024). Introducing Regenerative Architecture. In Journal of Chinese Architecture and Urbanism (Vol. 6, Issue 1). AccScience Publishing. https://doi.org/10.36922/jcau.1882

Farhan, A. R., & Lim, S. (2012). Vulnerability assessment of ecological conditions in Seribu Islands, Indonesia. Ocean & Coastal Management, 65, 1–14. https://doi.org/10.1016/J.OCECOAMAN.2012.04.015

Gabriel, N. P. J. (2021). PENDEKATAN ARSITEKTUR KOSMOLOGI BALI DANPRAGMATIC UTOPIA DALAM MERANCANG KONSERVASITERUMBU KARANG DI PULAU NUSA PENIDA. JURNAL STUPA (SAINS, TEKNOLOGI, URBAN, PERANCANGAN, ARSITEKTUR)

Lorenzo, J., Fuentes Pérez, C., & Aranda-Jiménez, Y. (2022). Le Corbusier’s Modulor: Anthropometric Myth. Civil Engineering and Architecture, 10, 112–120. https://doi.org/10.13189/cea.2022.100110

Malinda, C. F., Luthfi, O. M., & Hadi, T. A. (2020). ANALISIS KONDISI KESEHATAN TERUMBU KARANG DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE CPCE (CORAL POINT COUNT WITH EXCEL EXTENSIONS) DI TAMAN NASIONAL KOMODO, NUSA TENGGARA TIMUR. Jurnal Kelautan: Indonesian Journal of Marine Science and Technology, 13(2), 108–114. https://doi.org/10.21107/jk.v13i2.6464

Ningsar, N., & Erdiono, D. (2012). Komparasi Konsep Arsitektur Hibrid Dan Arsitektur Simbiosis. Daseng: Jurnal Arsitektur, 1(1), 7–14.

Nurul Fhadilla, S., Rizalsyah Thahir, A., & Handjajanti, S. (2021). IDENTIFIKASI KONSEP ARSITEKTUR SIMBIOSIS HYBRID STYLE PADA GEDUNG BALAI KOTA-BOGOR. Unive.

Suparno, S., Efendi, Y., Arlius, A., Eriza, M., Bukhari, B., Samsuardi, S., Yennafri, Y., & Arafat, M. Y. (2021). Penilaian Indeks Kesehatan Terumbu Karang di TWP Selat Bunga Laut, Kabupaten Kepulauan Mentawai. Jurnal Kelautan Tropis, 24(1), 71–80. https://doi.org/10.14710/jkt.v24i1.6449

Wibowo, A., Bahri, A., & Hamdani, A. (2017). Di Balik Krisis Agraria dan Ekosistem Kepulauan Seribu: Apakah Wisata Bahari adalah Jawabannya? https://doi.org/10.13140/RG.2.2.10146.32964