REVITALISASI GEDUNG MATAHARI DEPARTMENT STORE DIKAWASAN PASAR BARU: ARSITEKTUR INTERAKTIF UNTUK KOMUNITAS DAN BISNIS

Main Article Content

Christ Carent Chia
Maria Veronicha Gandha

Abstract

The phenomenon of "placeless place" in Jakarta's Pasar Baru area, particularly in the Matahari Department Store building, reflects the degradation of spatial function caused by modernization, globalization, and the COVID-19 pandemic. Once an iconic commercial landmark, this building has lost its appeal and requires revitalization through the concept of interactive architecture. This study aims to redesign the building as a community and business hub that fosters social interaction and cultural preservation. The literature review focuses on the concepts of placelessness, revitalization of historic areas, and interactive architecture, which provides solutions through kinetic and digital designs to enhance spatial experience. The research methods include field observation, interviews, and activity mapping analysis to understand existing conditions and user needs. The findings reveal that the application of interactive architecture in mass formation can create spaces that integrate commercial, social, and cultural activities. Design elements such as kinetic facades, circular circulation, and multifunctional open spaces are implemented to support spatial functions. The spatial programs include retail zones, interactive workshops, co-working spaces, and collaborative art areas, all interconnected. This design allows the community to actively participate in space activities, revitalizing the social and economic functions of the area.The revitalization of the Matahari Department Store is expected to act as a catalyst for the resurgence of Pasar Baru as a dynamic urban destination, engaging communities, visitors, and businesses in creating sustainable and meaningful spaces.


Keywords: community design; interactive architecture; Pasar Baru; placeless place; revitalization


Abstrak


Fenomena "placeless place" di kawasan Pasar Baru, Jakarta, terutama pada Gedung Matahari Department Store, mencerminkan degradasi fungsi ruang akibat modernisasi, globalisasi, dan pandemi COVID-19. Gedung ini, yang sebelumnya menjadi ikon komersial kini kehilangan daya tariknya, sehingga memerlukan penanganan berbasis konsep arsitektur interaktif agar dapat menciptakan daya tarik baru untuk menarik minat pengunjung. Penelitian ini bertujuan merancang gedung tersebut sebagai pusat komunitas dan bisnis yang mendukung interaksi sosial serta pelestarian budaya. Kajian literatur berfokus pada konsep placelessness, revitalisasi kawasan bersejarah, dan arsitektur interaktif, yang menawarkan solusi melalui desain kinetik dan digital untuk meningkatkan pengalaman ruang. Metode penelitian melibatkan observasi lapangan, wawancara, dan analisis peta aktivitas kawasan, yang digunakan untuk memahami kondisi eksisting dan kebutuhan pengguna. Hasil penelitian menunjukkan bahwa diperlukan upaya revitalisasi bangunan dan kawasan. Melalui arsitektur interaktif pada desain dapat menciptakan ruang yang menghubungkan aktivitas komersial, sosial, dan budaya. Elemen desain seperti fasad kinetik, sirkulasi melingkar, dan ruang terbuka multifungsi diterapkan untuk mendukung fungsi ruang. Program ruang mencakup zona retail, workshop interaktif, co-working space, dan area seni kolaboratif yang saling terintegrasi. Desain ini memungkinkan masyarakat menjadi bagian aktif dari aktivitas ruang, sehingga mampu menghidupkan kembali fungsi sosial dan ekonomi kawasan. Revitalisasi Gedung Matahari diharapkan menjadi katalisator bagi kebangkitan Pasar Baru sebagai destinasi urban yang dinamis, melibatkan komunitas, pengunjung, dan bisnis dalam menciptakan ruang yang berkelanjutan dan bermakna.

Article Details

Section
Articles

References

Cynthia, Y., & Julia, D. (2019). Arsitektur interaktif sebagai katalis interaksi sosial pada ruang mati kota.

Fauzi, S., & Yuono, D. (2022, Agustus 2). (2019). Ruang interaktif-kreatif di Kemang.

Jacobs, J. (1961). The death and life of great American cities. New York: Random House.

Kemdikbud. (2023). Revitalisasi cagar budaya dari https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/revitalisasi-cagar-budaya/

Kelbaugh, D. (2002). Repairing the American metropolis: Common place revisited. Seattle: University of Washington Press.

Koransulindo. (2022, Mei 12). Pasar Baru Jakarta dalam lembar sejarah. https://koransulindo.com/pasar-baru-jakarta-dalam-lembar-sejarah/

Kompas. (2022, Agustus 2). Sejarah Pasar Baru, kawasan perbelanjaan tertua di Jakarta dari https://www.kompas.com/properti/read/2022/08/02/103000021/sejarah-pasar-baru-kawasan-perbelanjaan-tertua-di-jakarta?page=all

Kumparan. (2021). Cerita 2 gerai legendaris Matahari yang ditutup dalam 2 bulan terakhir dari https://kumparan.com/kumparanbisnis/cerita-2-gerai-legendaris-matahari-yang-ditutup-dalam-2-bulan-terakhir-1wqxzmLjpcH

McCullough, M. (2004). Digital ground: Architecture, pervasive computing, and environmental knowing. Cambridge, MA: MIT Press.

Media Indonesia. (2022). Pasar Baru, kawasan perbelanjaan tertua yang masih berdiri kukuh hingga saat ini dari https://epaper.mediaindonesia.com/detail/pasar-baru-kawasan-perbelanjaan-tertua-yang-masih-berdiri-kukuh-hingga-saat-ini

Pusat Jakarta. (2024). Profil kelurahan Pasar Baru, Jakarta Pusat dari https://pusat.jakarta.go.id/kec-sawah-besar/kelurahan-pasar-baru

Relph, E. (1976). PLACE AND PLACELESSNESS.

Tuan, Y. F. (1977). SPACE AND PLACE: THE PERSPECTIVE OF EXPERIENCE.

Wartakota. (2020, April 3). Sepinya kawasan Pasar Baru Jakarta di tengah pandemi Corona dari https://wartakota.tribunnews.com/2020/04/03/video-sepinya-kawasan-pasar-baru-jakarta-pusat-ditengah-pandemi-corona