PERANCANGAN KEMBALI PADA MAL PLAZA SEMANGGI DENGAN PENDEKATAN RE-ARCHITECTURE GUNA PEREMAJAAN FUNGSI
Main Article Content
Abstract
A mall is a place where people can fulfill their needs, from clothing, food, to a daily needs. Moreover, Jakarta is the city with the largest number of malls in Indonesia. As time goes by, the habit of going to the mall has become a culture so it is not surprising that we see new malls always come up. Plaza Semanggi is a shopping center that began operating in 2004. When we compared to surrounding malls, Plaza Semanggi is a mall that targeting the lower middle class and sells many local products. As time went by, Plaza Semanggi increasing until finally it continued to decline and reached its lowest point in the 2019-2024 range. Many factors caused Plaza Semanggi to die. Meanwhile, the surrounding malls have survived and survived to this day, starting from their lack of competition with other malls around them to developer management problems rather than Plaza Semanggi itself. This research aims to restore and revive the shopping center which is right next to the Semanggi interchange by rejuvenating functions that had previously been abandoned into new functions that previously did not exist in the Semanggi Plaza. The Semanggi Plaza area is a very strategic area and is located in the center of Jakarta, filled with offices, business areas and residential areas so it has the potential to become a magnet for the surrounding area.
Keywords: decline; rejuvenation; strategic
Abstrak
Mal merupakan sebuah tempat di mana orang-orang dapat memenuhi kebutuhan mereka, mulai dari sandang, pangan, hingga kebutuhan papan. Terlebih Jakarta menempati kota dengan jumlah mal terbanyak di Indonesia. Seiring berkembangnya zaman, kebiasaan pergi ke mal ini sudah membudaya sehingga tidak heran jika kita melihat selalu ada mal baru yang bermunculan. Plaza Semanggi adalah pusat perbelanjaan yang mulai beroperasi di tahun 2004 silam. Jika dibandingkan dengan mal di sekitarnya, Plaza Semanggi adalah mal dengan kelas sasaran menengah ke bawah dan banyak menjual produk-produk lokal. Seiring waktu berjalan Plaza Semanggi mengalami kenaikan sampai akhirnya terus menurun dan sampai di titik terendahnya di rentang tahun 2019-2024. Banyak faktor yang menyebabkan Plaza Semanggi menjadi mati. Sedangkan mal di sekitarnya bisa tetap hidup dan bertahan sampai saat ini, mulai dari kalah bersaingnya dengan mal lain di sekitarnya hingga permasalahan manajemen pengembang daripada Plaza Semanggi itu sendiri. Penelitian ini bertujuan untuk mengembalikan dan menghidupkan kembali pusat perbelanjaan yang berada tepat di samping simpang susun Semanggi dengan cara melakukan peremajaan fungsi yang sebelumnya sudah ditinggalkan menjadi fungsi baru yang sebelumnya belum ada di Plaza Semanggi tersebut. Area Plaza Semanggi ini adalah area yang sangat strategis dan berada di pusat kota Jakarta, dipenuhi perkantoran, area bisnis, dan pemukiman sehingga sangat berpotensi untuk menjadi magnet bagi area di sekelilingnya.
Article Details

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
This work is licensed under a Jurnal Sains, Teknologi, Urban, Perancangan, Arsitektur/ STUPA Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International LicenseReferences
Afriyadi, A. D. (2022). Satu Lagi Mal Korban Pandemi: Plaza Semanggi Kini Sunyi Sepi Sendiri.
Apriliani, R. (2024). Sempat Sepi Bak Kuburan, Ini Pemilik dan Kabar Terbaru Mal Hits Plaza Semanggi. BEAUTYNESIA.
Arefi, M. (2019). Place and placelessness: A review of concepts and perspectives. Journal of Urban Design, 24(1), 1-18.
Cerita, S. G. (2022). Plaza Semanggi. Blog Sejarah Gedung-Gedung Indonesia.
Cresswell, T. (2015). Place: An Introduction. Chichester, West Sussex: Wiley Blackwell.
Friedman, A. (2008). Re-architecture: Designing for change. New York: Routledge.
Huda, L. (2022). Plaza Semanggi Semakin Sepi Pengunjung, Pengamat: Mal Tak Lagi Jadi Sentra Barang Mewah,
Relph, E. (1976). Place and placelessness. London: Pion.
Vanclay, F. (2008). Making Sense Of Place.
Wenner, L. A. (2015). Art and sport: The interplay of two cultures in the context of event promotion. International Journal of Event and Festival Management, 6(1), 37-50.