PERANCANGAN ESCAPE HEALING PADA GEDUNG NITOUR DI KAWASAN HARMONI SEBAGAI THIRD PLACE DENGAN PENDEKATAN INFILL

Main Article Content

Biancha Theana
Nafiah Solikhah

Abstract

One of the icons in the Harmoni area of Central Jakarta is the Nitour Building, which was originally known as the Oger Freres Building in 1810. It served as a tailor shop for glamorous Dutch women's attire before parties at the Societeit De Harmonie building. The strength of Harmoni’s sense of place at that time lay in its role as the center of social and cultural activity in Batavia. The name "Nitour" derived from Netherlands-Indische Touristen Bureau (Dutch Travel Agency), in 1926, and recognized as the first travel agency in Indonesia. Over time, the Nitour Building has declining in  function and significance, as well disconnection from its surrounding environment. While maintaining its remaining colonial architectural character and historical value, the Nitour Building is now being proposed as a Cultural Heritage Building. Changes in the functions of buildings around the Harmoni area have led to a loss of the district’s identity. Based on these findings, a redesign proposal for the Nitour Building is needed, incorporating the concept of a Third Place and Infill Building as a way to restore meaning and identity to the building and its surroundings. The new design of the Nitour Building aims to become a comfortable place for leisure, blending the Third Place concept while preserving the original structure and adding new spaces for workshops. The goal is to revitalize the Harmoni area and position the Nitour Building as a hub for social activity.


Keywords:  architecture third place; harmoni area; nitour building; placelessness


Abstrak


Salah satu ikon di kawasan Harmoni Jakarta Pusat adalah Gedung Nitour yang pada tahun 1810 bernama Gedung Oger Freres sebagai tempat menjahit busana glamor perempuan Belanda sebelum pesta di Gedung Societeit De Harmonie.  Kekuatan place kawasan Harmoni saat itu yaitu menjadi pusat kegiatan sosial dan budaya di Batavia. Nama Nitour diambil dari NetherlandsIndische Touristen Bureau (agen perjalanan Belanda) yang berdiri sejak tahun 1926 dan menjadi agen travel pertama di Indonesia. Dalam perkembangannya, Gedung Nitour mengalami  penurunan fungsi dan peranan serta mengalami diskoneksi dengan lingkungannya. Dengan mempertahankan karakteristik arsitektur kolonial yang masih ada dan nilai sejarah yang dimilikinya, gedung Nitour kini sedang diusulkan untuk dijadikan sebagai Bangunan Cagar Budaya. Perubahan fungsi bangunan di sekitar kawasan Harmoni telah mengakibatkan hilangnya identitas kawasan tersebut. Berdasarkan temuan tersebut, maka diperlukan usulan perancangan ulang Gedung Nitour dengan konsep Third place dan Infill Building sebagai upaya untuk mengembalikan makna dan identitas pada gedung serta kawasannya. Desain baru Gedung Nitour akan menjadi tempat bersantai yang nyaman, menggabungkan konsep Third Place dan mempertahankan bangunan asli dengan penambahan ruang baru untuk workshop. Tujuannya adalah untuk menghidupkan kembali kawasan Harmoni dan menjadikan Gedung Nitour sebagai pusat kegiatan sosial.

Article Details

Section
Articles

References

Dahari, W. W. (2023). Pengaruh Vereeniging Toeristen Verkeer Terhadap Perkembangan Pariwisata di Batavia Pada Masa Kolonial Tahun 1920-1930. Universitas Lampung.

Daton, R., Lily, B. B., & Karmakani, A. (2023). Konsep Harmoni Sebagai Inovasi Desain Bangunan Gereja Gmit Imanuel Oemoro, Kabupaten Kupang. Jurnal Arsitektur ARCADE, 7(2), 329–334.

Dwi, R., Sum, M. ’, Gobel, F. F., & Gufron, A. (2023). Pendekatan Konsep Third Place Pada Desain Ruang Publik Taman Suwawa, Gorontalo. Jurnal Patra, 5(2), 102–110.

Karray, S., & Voß, S. (2022). Place, Placelessness, and Sustainable Entrepreneurship [Linnaeus University]. https://doi.org/10.5465/ambpp.2017.17280symposium

Kortelainen, J., & Albrecht, M. (2021). Placelessness of urban design and industrial branding in small town planning. Journal of Urban Design, 26(4), 405–421. https://doi.org/10.1080/13574809.2021.1877536

Lee, A. C., Leony, J., Putri, L. D., & Priyomarsono, N. W. (2021). Upaya Pelestarian Arsitektur Hotel Des Galeries Batavia di Harmoni. Jurnal Lingkungan Binaan Indonesia, 10(4), 207–213. https://doi.org/10.32315/jlbi.v10i4.5

Lohia, J. V., & Surya, R. (2023). Rumah Pesta Ria Harmoni - Mengembalikan Memori Kolektif Di Harmoni Melalui Tempat Ketiga. Jurnal Sains, Teknologi, Urban, Perancangan, Arsitektur (Stupa), 4(2), 2141–2152. https://doi.org/10.24912/stupa.v4i2.22041

Prasetyo, A. D., Pitana, T. S., & Gunawan, G. (2018). The Concept of Harmony By Contrast in Architecture on the Development of Purwosari Station Area. Arsitektura, 16(1), 77. https://doi.org/10.20961/arst.v16i1.20020

Purwantiasning, A. W., Rosyadi, M. A., & Sari, Y. (2019). Pemahaman Metode Building Infill sebagai Penerapan Konsep Konservasi Kawasan Bersejarah Melalui Studi Preseden. Seminar Nasional Sains Dan Teknologi 2019, 1–14. jurnal.umj.ac.id/index.php/semnastek

Rosyadi, M. A., Purwantiasning, A. W., & Sari, Y. (2019). Pendekatan Building Infill Pada Perancangan Youth Center Di Kotatua Jakarta. Jurnal Arsitektur Purwarupa, 3(4), 49–56. https://jurnal.umj.ac.id/index.php/purwarupa/article/view/3788

Selviany, D. (2022). Sejarah Jakarta: Harmoni Dulu Tempat Cari Jodoh Kini Jadi Pusat Transit Bus Transjakarta. Warta Kota. https://wartakota.tribunnews.com/2022/11/08/sejarah-jakarta-harmoni-dulu-tempat-cari-jodoh-kini-jadi-pusat-transit-bus-transjakarta?lgn_method=google&google_btn=onetap

Wardhani, M. K., Yoshida, T., & Malik, A. (2020). Third Place Design Strategy for Commuter in Sub-urban (Case Study: Outdoor Public Space in Tangerang City, Indonesia). Journal of Architectural Design and Urbanism, 3(1), 29–39. https://doi.org/10.14710/jadu.v3i1.8886