KONSERVASI DAN PRESERVASI GUNA MENJAGA EKOLOGI DI KAWASAN SUAKA MARGASATWA MUARA ANGKE

Main Article Content

Frans Hesketh Limmowsen
J.M. Joko Priyono

Abstract

Many regional developments have now had land use designations revised and some of these revisions are only for business purposes without considering the existing natural habitat. This also happened to the Muara Angke Wildlife Reserve (SMMA), which was previously a very large nature reserve area with various flora and fauna habitats within it, which was destroyed due to the reclamation project. The condition of the Placeless Place area has become a problem in Jakarta Province now, because this area is a green area in the form of the last protected forest in North Jakarta. There must be anticipatory action so as not to worsen the impact in the future. This action takes the form of conservation and preservation actions in the SMMA area which starts from collecting primary data and secondary data using qualitative methods supported by quantitative methods to determine options to simplify the analysis process in carrying out conservation and preservation. Meanwhile, the design method uses the superimpose method with a wild-life design approach. Preservation and conservation is carried out in the form of adding functions related to SMMA conservation and preservation efforts such as research activities, breeding areas and reforestation areas. Then, with conservation and preservation of the research results, it requires profitable spaces to provide continuity of activities in it in the form of tourist areas. In this case, it also does not rule out the need for new innovations that can be continued with further programs as an effort to preserve the nature of the SMMA area.


Keywords:  captivity; conservation; preservation


Abstrak


Perkembangan kawasan sekarang banyak yang telah direvisi peruntukan fungsi lahannya dan beberapa revisi tersebut hanya untuk kepentingan bisnis tanpa memikirkan habitat alam yang ada. Hal tersebut juga terjadi pada Kawasan Suaka Margasatwa Muara Angke (SMMA) yang dahulunya merupakan kawasan cagar alam yang sangat luas dengan beragam habitat flora dan fauna di dalamnya menjadi hancur akibat proyek reklamasi. Kondisi kawasan yang Placeless Place tersebut telah menjadi permasalahan di Provinsi Jakarta sekarang, karena kawasan ini merupakan kawasan hijau yang berupa hutan lindung terakhir yang ada di Jakarta Utara. Harus ada tindakan antisipatif agar tidak memperburuk dampaknya dikemudian hari. Tindakan tersebut berupa tindakan konservasi dan preservasi pada kawasan SMMA yang dimulai dari pengumpulan data primer dan data sekunder dengan metode kualitatif yang didukung dengan metode kuantitatif untuk menentukan pilihan dalam mempermudah proses analisis dalam melaksanakan konservasi dan preservasi. Sedangkan metode perancangan dalam mendesain menggunakan metode superimpose dengan pendekatan design wild-life. Preservasi dan konservasi yang dilakukan berupa menambahkan fungsi-fungsi yang berkaitan dengan upaya konservasi dan preservasi SMMA seperti aktivitas riset, area penangkaran, dan area penghijauan. Kemudian dengan konservasi dan preservasi dari hasil penelitian tersebut membutuhkan ruang-ruang yang bersifat profitable untuk memberikan keberlangsungan aktivitas didalamnya yang berupa area wisata. Dalam hal tersebut juga tidak menutup kemungkinan untuk membutuhkan inovasi baru yang bisa dilanjutkan dengan program-program selanjutnya sebagai upaya dalam melestarikan alam kawasan SMMA.

Article Details

Section
Articles

References

Azwir. (2021). OBSERVASI PERILAKU HARIAN PRIMATA MONYET EKOR PANJANG (Mascaca. Jurnal Biology Education, 8.

Bryan, O. (2021). KONSEP ARSITEKTUR EKOLOGI PADA RUMAH PEMASYARAKATAN BERBASIS. Jurnal Stupa, 1890.

Dewanda, C. G. (2022). Konsep Multifungsi dan Multikultur pada Perancangan Kembali Alun-Alun Kota Gresik melalui Participatory Design. Jurnal Sains & Seni ITS, 97.

Dewanda. (2022). Konsep Multifungsi dan Multikultur pada Perancangan Kembali Alun-Alun Kota Gresik melalui Participatory Design. Jurnal Sains &Seni ITS, 98.

Dameria, C. (2017). Siapa Pemilik Sense of Place? Tinjauan Dimensi Manusia. Seminar Ikatan Peneliti Lingkungan Binaan Indonesia (IPLBI), 237.

Effendi, R. (2018). PEMAHAMAN TENTANG LINGKUNGAN BERKELANJUTAN. MODUL, 76.

Hamindhani. (2022). Peningkatan Daya Tarik Wisata Megalitikum Melalui Konservasi dan Preservasi Situs Duplang Berbasis Masyarakat di Kabupaten Jember. Jurnal PerencanaanWilayah dan Kota, 76.

Handiana, E. (2019). PUSAT PENANGKARAN HEWAN LANGKA OWA JAWA DENGAN PENDEKATAN. PURWARUPA JURNAL ARSITEKTUR, 200.

Jannah, M. M. (2017). FUNGSI MANAJEMEN DALAM PENGELOLAAN SUAKAMARGASATWA MUARA ANGKE OLEH SEKSI KONSERVASI WILAYAH IIIBALAI KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM DKI JAKARTA. UNTIRTA, 7.

Jatmiko, A. (2016). Sense Of Place Dan Social Anxiety Bagi Mahasiswa Baru Pendatang. Jurnal Bimbingan dan Konseling, 161.

Ltd., B. &. (2017). THE BATHURST DISTRICT SOLDIERS MEMORIAL. CONSERVATION MANAGEMENT PLAN , 11.

Maulana, Y. (2022). KEANEKARAGAMAN PRIMATA DI KAWASAN EKOSISTEM TAMAN. UPT PERPUSTAKAAN UIN AR-RANIRY, 4.

Oktaningrum, E. D. (2017). PRESERVASI KOLEKSI BAHAN PUSTAKA AKIBAT BENCANA ALAM. JURNAL KAJIAN INFORMASI & PERPUSTAKAAN, 27.

Prof. Ir. Antariksa, M. E. (2021). Menentukan Heritage [Warisan-Pusaka]. Seminar Karya & Pameran Arsitektur Indonesia, 8.

Ripai, A. (2016). PENANGKARAN BUAYA MUARA (Crocodylus porosus). Jurnal AGRIFOR, 155.

Tuan, Y.-f. (1977). Space and Place. London: University of Minnesota Press.

Utomo, R. D. (2021). ANALISA YUDIRIS TERHADAP TINDAK PIDANA PENEBANGAN POHON DI KAWASAN KONSERVASI SUAKA MARGASATWA PALIYAN . UNISSULA Institutional Respository, 7-8.