STUDI POTENSI PENGEMBANGAN RUANG TERBUKA HIJAU DI KAWASAN TEPIAN SUNGAI KAPUAS, SINTANG, KALIMANTAN BARAT

Main Article Content

Yosua Teguh Situmorang
Regina Suryadjaja

Abstract

One of the regencies in the province of West Kalimantan is Sintang Regency. Within Sintang Regency, there are two major rivers that cross over: the Kapuas River and the Melawi River The local community refers to the point where these two large rivers meet as “Saka Tiga.” One of the green open spaces in Sintang Regency is Taman Bungur (Bungur Park). Taman Bungur is a green open space located along the Kapuas River, covering an area of 1.3 hectares with a length of 336 meters and a width of 40 meters. Since the COVID-19 pandemic until now, visitor activities in Taman Bungur remain sparse due to neglected facilities within the park area. Additionally, culinary activities, which used to be an attraction for visitors, are no longer available. As a result, Taman Bungur has become somewhat neglected, contributing to the decline in visitors. Recognizing the potential of Taman Bungur as the only riverside park in Sintang, it becomes an attraction for visitors. Therefore, a study is needed to explore the development potential of green open space along riverbanks, considering ecological, economic, and aesthetic aspects to maximize its potential. This qualitative study employs descriptive analysis, including site analysis, location assessment, benchmarking, SWOT, and spatial potential analysis, aiming to optimize the riverbank green open space. The study’s findings will serve as a reference for the Sintang Regency government in conceptualizing riverbank development.


Keywords: city park; development; green open space; kapuas river; river side


Abstrak


Kabupaten Sintang merupakan salah satu Kabupaten yang ada di Provinsi Kalimantan Barat, yang dilewati oleh dua sungai besar yaitu Sungai Kapuas dan Sungai Melawi. Masyarakat sekitar menyebut titik bertemunya dua sungai besar tersebut dengan sebutan "Saka Tiga". Salah satu ruang terbuka hijau yang berada di Kabupaten Sintang adalah Taman Bungur. Taman Bungur merupakan ruang terbuka hijau yang berada di tepian sungai Kapuas yang memiliki Luas sebesar 1,3 Hektar dengan panjang sebesar 336 meter dan lebar sebesar 40 meter. Semenjak covid-19 sampai saat ini, aktivitas pengunjung di Taman Bungur masih terlihat sepi dikarenakan fasilitas yang ada pada kawasan Taman Bungur rusak kurang diperhatikan dan aktivitas kuliner yang merupakan salah satu atraksi bagi pengunjung kini tidak ditemui lagi, hal tersebut menyebabkan kawasan Taman Bungur menjadi kumuh, sehingga hal tersebut menjadi salah satu faktor menurunnya pengunjung. Melihat potensi dari Taman Bungur yang merupakan satu satunya taman di Kota Sintang yang berada di tepian sungai, sehingga hal tersebut menjadi sebuah atraksi bagi para pengunjung. Oleh karena itu perlu dilakukannya studi potensi pengembangan pada ruang terbuka hijau yang berada kawasan tepian sungai dengan memperhatikan aspek ekologis, ekonomi, dan estetika untuk memaksimalkan potensi. Selain itu penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan analisis deskriptif. Beberapa analisis seperti analisis tapak, lokasi, benchmarking, SWOT, dan potensi ruang akan digunakan sebagai sebuah usulan pengembangan untuk memaksimalkan potensi RTH pada kawasan tepian sungai. Hasil dari studi ini akan diberikan kepada pemerintah Kabupaten Sintang sebagai referensi konsep pengembangan pada  kawasan tepian sungai.

Article Details

Section
Articles

References

Anguluri, R., & Narayanan, P. (2017). Role of green space in urban planning: Outlook towards smart cities. Urban Forestry & Urban Greening, 25, 58-65.

Asdak, C. (2023). Hidrologi dan pengelolaan daerah aliran sungai. UGM PRESS.

Daniels, B., Zaunbrecher, B. S., Paas, B., Ottermanns, R., Ziefle, M., & Roß-Nickoll, M. (2018). Assessment of urban green space structures and their quality from a multidimensional perspective. Science of the Total Environment, 615, 1364-1378.

Mulyanto, H. R. (2007). Sungai Fungsi dan sifat-sifatnya. Graha Ilmu. Yogyakarta.

Pangestu, H., & Haki, H. (2013). Analisis angkutan sedimen total pada sungai dawas Kabupaten Musi Banyuasin. Jurnal Teknik Sipil dan Lingkungan, 1(1), 103-109.

Rita, E. (2015). Ernawati, R. (2015). Optimalisasi fungsi ekologis ruang terbuka hijau publik di Kota Surabaya. EMARA Indonesian Journal of Architecture, 1(2), 60-68.

Sugiyanto, E., & Sitohang, C. A. (2017). Optimalisasi fungsi ruang terbuka hijau sebagai ruang publik di taman Ayodia Kota Jakarta Selatan. Populis: Jurnal Sosial dan Humaniora, 2(1), 205-218.

Vidal, D. G., Barros, N., & Maia, R. L. (2020). Public and green spaces in the context of sustainable development. In Sustainable cities and communities (pp. 479-487). Cham: Springer International Publishing.

Wolch, J. R., Byrne, J., & Newell, J. P. (2014). Urban green space, public health, and environmental justice: The challenge of making cities ‘just green enough’. Landscape and urban planning, 125, 234-244.