ANALISIS KEBUTUHAN RUANG KAWASAN REKREASI DAN KULINER RIMBA JAYA KOTA TANJUNGPINANG
Main Article Content
Abstract
The Rimba Jaya area is an area of 9.8 hectares that has recreational activities along with trade and services that are the prima donna for Tanjungpinang City residents to spend time with family or friends in the afternoon until night. The Rimba Jaya area experienced a decrease in visitors due to the outbreak of the COVID-19 pandemic which resulted in many tenants also leaving the Rimba Jaya area, which further worsened the situation. Research in the Rimba Jaya area as the object of this research was carried out to see if there are several things that need to be done such as arranging the designation that is worth maintaining and by utilizing the spaces in it which are expected to attract the attention of visitors. The main purpose of this study is to identify the need for space and provide the minimum area needed in the arrangement of the Rimba Jaya Area. The identification of space utilization will refer to the results of the best practice analysis. Then the calculation of the area of space requirements from the best practice analysis is carried out by finding out the land capacity, then calculating the area needed from the concept adapted from the best practice analysis. The research method used is qualitative analysis through interviews, document collection, and observation. The results of this study show that there are several concepts that can be planned in the use of space in the Rimba Jaya Area, so that referring to this concept, the results of the area of space needed for additional space utilization in the Rimba Jaya Area are obtained.
Keywords: cullinary; recreation; spatial requirements; zoning
Abstrak
Kawasan Rimba Jaya merupakan sebuah kawasan seluas 9,8 hektar yang memiliki aktivitas rekreasional beserta perdagangan dan jasa yang menjadi primadona bagi warga Kota Tanjungpinang untuk menghabiskan waktu bersama keluarga atau teman di sore hingga malam hari. Kawasan Rimba Jaya mengalami penurunan pengunjung akibat merebaknya pandemi COVID-19 yang mengakibatkan banyak tenant juga ikut meninggalkan Kawasan Rimba Jaya yang semakin memperburuk keadaan. Penelitian di Kawasan Rimba Jaya sebagai obyek penelitian ini dilakukan dengan untuk melihat apakah terdapat beberapa hal yang perlu dilakukan seperti melakukan penaataan terhadap peruntukkan yang layak dipertahankan serta dengan memanfaatkan ruang-ruang di dalamnya yang diharapkan dapat menarik kembali perhatian pengunjung. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi kebutuhan ruang serta memberikan luasan minimum yang dibutuhkan dalam penataan Kawasan Rimba Jaya. Identifikasi pemanfaatan ruang akan mengacu kepada hasil dari analisis best practice. Kemudian perhitungan luas kebutuhan ruang dari analisis best practice dilakukan dengan mencari tahu kapasitas lahan, kemudian menghitung luas yang dibutuhkan dari konsep yang diadaptasi dari analisis best practice. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis kualitatif melalui wawancara, pengumpulan dokumen, dan observasi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat beberapa konsep yang bisa direncanakan dalam pemanfaatan ruang di Kawasan Rimba Jaya sehingga mengacu kepada konsep tersebut didapati hasil luas ruang yang dibutuhkan untuk penambahan pemanfaatan ruang di Kawasan Rimba Jaya.
Article Details
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
This work is licensed under a Jurnal Sains, Teknologi, Urban, Perancangan, Arsitektur/ STUPA Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International LicenseReferences
Badan Pusat Statistik Tanjungpinang. (2022). Tanjungpinang dalam angka. Tanjungpinang: Badan Pusat Statistik Tanjungpinang.
DEPHUB, K. P. (2024). Direktorat Jenderal Perhubungan Udara. Retrieved from https://hubud.dephub.go.id/hubud/website/bandara/240
Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Tanjungpinang. (2021). Geospasial Tanjungpinang. Tanjungpinang: Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Tanjungpinang.
DISBUDPAR, D. K. (2021). Database pariwisata. Retrieved from Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Tanjungpinang: https://disbudpar.tanjungpinangkota.go.id/disbudpar-database
Emzir, E. (2004). Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif & Kualitatif.
Hansen, A. S. (2018). The visitor: connecting health, wellbeing and the natural environment. In Tourism, health, wellbeing and protected areas (pp. 125-137). Wallingford UK: CAB International.
KEMENDIKBUD, D. J. (2018). Istana Penyengat Kepulauan Riau. Retrieved from DIGITALISASI DATA KERATON: https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/ditkma/wp-content/uploads/sites/6/2018/12/Keraton-Istana-Penyengat-Kep.-Riau.pdf
Kotler, P., & Keller, K. L. (2016). Marketing management. Boston: Pearson Education.
LP2M Universitas Medan Area. (2022, December 7). Mengenal analisis komparatif. Retrieved from https://lp2m.uma.ac.id/2022/12/07/mengenal-analisis-komparatif-definisi-bagaimana-melakukannya/
Malagina, A. (2019, February 18). Pulau Penyengat, pulau kecil dengan warisan budaya Melayu yang besar. Retrieved from https://nationalgeographic.grid.id/read/131640656/pulau-penyengat-pulau-kecil-dengan-warisan-budaya-melayu-yang-besar?page=all
Mayana, R. F. (2004). Perlindungan Desain Industri di Indonesia dalam Era Perdagangan Bebas. Grasindo.
Peraturan Menteri ATR Nomor 7 Tahun 2017. (2017, May 3). Jakarta, DKI Jakarta: Menteri Agraria dan Tata Ruang / Kepala Badan Pertanahan Nasional.
Pramudiana, I. D. (2017). Perubahan perilaku konsumtif masyarakat dari pasar tradisional ke pasar modern. Perubahan Perilaku Konsumtif Masyarakat Dari Pasar Tradisional Ke Pasar Modern, 1(1), 35-43.