GALANGAN VOC: MENGHIDUPKAN KEMBALI CITRA HISTORIS PESISIR MELALUI SPATIAL ADAPTIVE REUSE

Main Article Content

Raymond Christoper
Maria Veronica Gandha

Abstract

Modernization plays a crucial role in spreading trends and dynamic needs. A location inability to adapt with modernity can result in degradation leading to placelessness, including historic buildings. Galangan VOC is known as one of the historic building on the coast of Jakarta. Since its establishment, the VOC Shipyard has undergone several program changes, from shipyards to restaurants. However, due to accessibility issues and program lagging behind to modern needs, the building has become bankrupt and abandoned.  These factors make accessibility and program adaptability the main causes of placelessness. The research approach uses qualitative descriptive and phenomenological methods with a spatial adaptive reuse as design approach, which is adaptive and changeable, while still reusing existing. The research findings indicate that the restaurant is not suitable for modern needs and context, and expansion of the area towads Tongkol Street has the potential to be attractor and main access to heritage site. Therefore, the research findings suggest the need for programs that align with modern needs and context, with the main entrance facing the cultural heritage site. These programs include the Shipyard program, aimed at reviving and preserving the coastal character, and the Modernity program, as a response of adaptivity to  trendy and modern program needs, while still considering the local community.


Keywords: adaptive; connector; modernity; reuse; shipyard


Abstrak


Modernisasi memiliki peran krusial dalam penyebaran tren dan kebutuhan dinamis. Ketidakmampuan suatu lokasi untuk beradaptasi terhadap modernisasi dapat mengakibatkan degradasi yang mengarah pada placeless, tak terkecuali pada bangunan bersejarah. Galangan VOC dikenal sebagai salah satu bangunan bersejarah di pesisir Jakarta. Sejak berdiri, Galangan VOC telah mengalami sejumlah perubahan program, mulai dari perkapalan hingga restoran. Namun, sebagai akibat dari masalah aksesibilitas, serta ketertinggalan program pada kebutuhan modern membuat bangunan ini bangkrut dan akhirnya ditinggalkan. Faktor tersebut menjadikan aksesibilitas dan ketidakmampuan adaptasi program sebagai permasalahan utama penyebab placeless place pada Galangan VOC. Pendekatan penelitian menggunakan metode kualitatif deskriptif dan fenomenologi dengan pendekatan desain yaitu spatial adaptive reuse yang adaptif dan dapat berubah sesuai kebutuhan, serta tetap menggunakan kembali bangunan eksisting. Hasil penelitian menunjukkan bahwa program restoran kurang sesuai dengan kebutuhan modern dan konteks, serta perluasan area menuju jalan tongkol berpotensi sebagai attractor dan akses utama menuju cagar budaya. Sehingga, temuan penelitian berupa kebutuhan program yang selaras dengan kebutuhan modern dan konteks, serta akses masuk utama akan berseberangan dengan cagar budaya. Program tersebut yaitu program Shipyard, dalam mengangkat, menghidupkan, dan menjaga karakter pesisir kembali, serta program Modernity sebagai respon terhadap kebutuhan program yang adaptif terhadap tren dan modern, dengan tetap mengacu pada komunitas sekitar.

Article Details

Section
Articles

References

Anugerah, A. D., Antariksa, & Suharso, T. W. (2018). Pelestarian Bangunan Dan Lingkungan Kawasan Sunda Kelapa Jakarta. arsitektur e-Journal, Volume 3 Nomor 1, 54-63.

Attas, S. G. (2013). Mengusung Cerita Topeng Betawi Tempo Doeloe Menuju Pertunjukan Dunia. Literasi No.1, Juni 2013, 52-61.

Elizandri, B. N., Wahidah, A. N., Solihah, K. I., Sari, S. A., Purbasari, D. D., Hasibuan, H. S., & Tambunan, R. P. (2020). Pemodelan Konektivitas Spasial Trotoar Berkelanjutan Antar Zona Di Kota Tua Jakarta . Majalah Ilmiah Globe, 21-30.

Groat, L. N., & Wang, D. (2013). Architectural Research Methods. Canada: John Wiley & Sons.

Insani, Z. (2015). Konsep Pengembangan Kawasan Wisata Pelabuhan Sunda Kelapa Sebagai Pusat Museum Maritim Indonesia. Jurnal Planesa Volume 6 Nomor 2, 78-88.

Jerobisonif, A., Manu, A. K., & Amabi, D. A. (2019). Konsep dan Metode Desain Arsitektur Bernard Tschumi. Jurnal Gewang Vol. 1 No. 1, 20-26.

Li, J. C. (2020). Bringing Batavia Armory Building Back to Life – Community Center Adaptive Reuse Design. Proquest, 1-18.

Saputra, H., & Purwantiasning, A. W. (2013). KAJIAN KONSEP ADAPTIVE REUSE SEBAGAI ALTERNATIF APLIKASI KONSEP KONSERVASI. Jurnal Arsitektur Universitas Bandar Lampung, 45-52.

Saputra, M. R., & Purwantiasning, A. W. (2020). KAJIAN ADAPTIVE REUSE PADA BANGUNAN DI KOTA TUA JAKARTA. Jurnal Arsitektur PURWARUPA Volume 04 No 1 , 47-52.

Schnädelbach, H. (2018). Adaptive Architecture - A Conceptual Framework. MediaCity: Interaction of Architecture, Media and Social Phenomena (pp. 524-556). Nottingham: University of Nottingham.

Soekanda, K., & Darmady, I. S. (2023). PENERAPAN METODE ADAPTIVE REUSE DALAM PROYEK REVITALISASI BANGUNAN SCHEEPSWEERVEN. Jurnal STUPA Vol.5 No.1, 187-200.

Susanti, A., Mustafa, M. Y., Wulandari, I. G., & Putri, P. S. (2020). PEMAHAMAN ADAPTIVE

REUSE DALAM ARSITEKTUR DAN DESAIN INTERIOR SEBAGAI UPAYA MENJAGA KEBERLANJUTAN LINGKUNGAN: ANALISIS TINJAUAN LITERATUR. Seminar Nasional Desain dan Arsitektur (SENADA) (pp. 499-505). Bali: Sekolah Tinggi Desain Bali.

Sutanto, A. (2020). Peta Metode Desain. Jakarta: Universitas Tarumanagara.

Thoring, K., Mueller, P. R., Desmet, P., & Badke - Schaub, P. (2018). Design Principles For Creative Spaces . INTERNATIONAL DESIGN CONFERENCE - DESIGN 2018 (pp. 1969-1980). Delft: Delft University of Technology, Industrial Design.

Wardhana, A. (2021). JAKARTA: Sunda Kelapa dan Sejarah Jakarta. Jakarta: Arya Wardhana.