MENINGKATKAN CITRA DAERAH LITTLE TOKYO-BLOK M UNTUK MASA DEPAN
Main Article Content
Abstract
Blok Blok M is one of the commercial areas in the South Jakarta area which has quite a big influence on the area. One of the famous places in the Blok M area is Little Tokyo Blok M. This area was previously an area built for Japanese people who worked in the Sudirman area. With regional characteristics that have a Japanese cultural concept which is expected to provide comfort for the Japanese people. However, this area is now starting to be abandoned by Japanese people. This can happen because the Japanese people, who are the main users of this area, are starting to move from Blok M to other places such as Karawaci. This has caused the Little Tokyo Blok M area to begin to lack visitors. Meanwhile, other areas in the Blok M area are still busy with visitors, but the majority of visitors are teenagers. Therefore, so that the Little Tokyo Blok M area can remain busy with visitors, changes are needed in this area. Implementing a new concept by no longer relying on Japanese users as the main target but starting to change to young people. Researchers believe that remodeling this area is one of the right methods. By providing new functions to areas such as shopping centers, cafes, clubs, karaoke and sports areas to attract the interest of young people such as Gen Z who were born from 1997 to 2012. In this way, it is hoped that this new function can create a new life that can return Little Tokyo Blok M to being busy with visitors again.
Keywords: Little Tokyo Blok M; Place; Placeless; Teenager
Abstrak
Ditulis Blok M merupakan salah satu kawasan komersil pada daerah Jakarta Selatan yang cukup berpengaruh besar pada daerah tersebut. Salah satu tempat yang terkenal pada Kawasan Blok M adalah Little Tokyo Blok M. Kawasan ini dulu merupakan kawasan yang di bangun untuk orang-orang Jepang yang bekerja pada daerah Sudirman. Dengan ciri khas kawasan yang memiliki konsep kebudayaan Jepang yang diharapkan dapat memberi kenyamanan bagi para orang-orang Jepang tersebut. Namun kawasan ini sekarang mulai ditinggalkan oleh orang-orang Jepang hal ini dapat terjadi karena, orang-orang Jepang yang merupakan user utama kawasan ini mulai berpindah dari Blok M ke tempat lain seperti Karawaci. Hal ini menyebabkan kawasan Little Tokyo Blok M mulai sepi pengunjung. Sedangkan kawasan lain pada daerah Blok M masih ramai dikunjungi namun dengan mayoritas pengunjung adalah remaja. Oleh karena itu agar kawasan Little Tokyo Blok M juga dapat tetap ramai dikunjungi diperlukan perubahan pada kawasan ini. Menerapkan konsep baru dengan tidak berpatokan pada user orang-orang Jepang lagi sebagai target utama namun mulai berganti menjadi anak-anak muda. Peneliti meyakini dengan merombak ulang kawasan ini adalah salah satu metode yang tepat. Dengan memberikan fungsi baru pada kawasan seperti shopping center, cafe, Club, Karaoke dan area olahraga untuk menarik minat kaum muda seperti Gen Z yang lahir pada tahun 1997 hingga 2012 . Dengan demikian diharapkan fungsi baru ini dapat menciptakan kehidupan baru yang dapat mengembalikan Little Tokyo Blok M kembali ramai dikunjungi.
Article Details
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
This work is licensed under a Jurnal Sains, Teknologi, Urban, Perancangan, Arsitektur/ STUPA Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International LicenseReferences
Agmasari Silvita,Prodio Adityo Wahyu. (2018, Jani). Sejarah Blok M, Dulunya Tempat Nongkrong Anak Muda Era 80-an.
Diakses dari https://travel.kompas.com/read/2018/06/18/120500427/sejarah-blok-m-dulunya-tempat-nongkrong-anak-muda-era-80-an
Dewi, Sukma. (2024, Januari). Stasiun Kebayoran Lama: Sejarah Singkat, Lokasi, dan Fasilitas di Dalamnya. Diakses dari https://blog.cove.id/stasiun-kebayoran-lama/
Mirsa, R., & Yati, Z. F. (2020). Kajian Sense of Place Pada Koridor Pasar Tomok Kabupaten Samosir. Senthong, 3(1).
Narulita, A. (2020). Upaya Rebranding Komunitas Kantong Pintar Melalui Perancangan Desain Website. AUTOMATA, 1(2).
Relph, E. (1976). Place and placelessness. Pion Limited.
Rumijati, A., Asfiah, N., & Fuadiputra, I. R. (2021). Rebranding untuk Meningkatkan Nilai Tambah Produk di Kelompok Usaha Mikro Olahan Susu pada Ikatan Pengusaha ‘Aisyiyah (IPAS). Budimas: Jurnal Pengabdian Masyarakat, 3(1), 54-61.
Seamon, D., & Sowers, J. (2008). Place and Placelessness, Edward Relph. Key texts in human geography, 43, 51.
Susanto, V., Amir, M. A. M., Haqqi, M. A., Ekomadyo, A. S., & Riska, A. S. (2020). Pengaruh Gaya Hidup Milenial Terhadap Desain Arsitektur Kafe. Jurnal Arsitektur, Bangunan, & Lingkungan, 9(2), 69-80.
Sakitri, G. (2021, July). Selamat Datang Gen Z, Sang Penggerak Inovasi!. In Forum Manajemen (Vol. 35, No. 2, pp. 1-10).
Widhyharto, D. S. (2014). Kebangkitan Kaum Muda dan Media Baru. Jurnal Studi Pemuda, 3(2), 141-146.
Zebua, K. (2021). Tinjauan Teologis Mengenai Problematik Kaum Muda Masa Kini.
Zenitha Najma Cita. (2023, Januari). Sejarah dan Asal Usul Blok M, Tempat Nongkrong Rancangan Belanda Tahun 1980. Diakses dari ttps://nasional.okezone.com/read/2023/12/06/337/2933575/sejarah-dan-asal-usul-blok-m-tempat-nongkrong-rancangan-belanda-tahun-1980?page=1