ADAPTIVE REUSE SEBAGAI UPAYA MEMBANGKITKAN KEMBALI MEMORI EX - BANDARA KEMAYORAN

Main Article Content

Faniatus Salma Fitria
Sutarki Sutisna

Abstract

The former Kemayoran Airport is one of the historical buildings that holds significant historical value and potential for the Kemayoran area. However, with the development of the Kemayoran area, this building needs to be addressed and abandoned. If utilized, this building has historical potential and could serve as a space for the local community or the preservation of Betawi culture, which is indeed synonymous with Kemayoran itself. Moreover, Kemayoran has been designated as a business area and can be utilized as a new recreational area. By implementing the concept of adaptive reuse, it is hoped that a new face can be given to this area. By preserving the airport's memory and adding green spaces, the building can become multifunctional. The collaboration between two different functions can also become a characteristic of this building. The results of this study show that the adaptive reuse method can create a new place in the community. By combining the historical value of the Kemayoran area with its current environment, this building can have two main program functions that will be harmonious. The memory of Kemayoran Airport and the Cultural Field will provide a space for the community and a space for the history of Kemayoran Airport. This renewal can revive a valuable and forgotten history and create a new environment and space for the surrounding community and its users.


Keywords:   adaptive reuse; former Kemayoran Airport; placeless place


Abstrak


Bandara Lama Kemayoran merupakan salah satu bangunan bersejarah yang memiliki nilai sejarah serta potensi bagi kawasan Kemayoran. Namun, dengan seiring perkembangan daerah Kemayoran, bangunan ini di abaikan keberadaanya dan dibiarkan terbengkalai. Padahal jika dimanfaatkan bangunan ini memiliki potensi sejarah dan dapat menjadi wadah bagi komunitas sekitar ataupun pelestarian kebudayaan Betawi yang memang identik dengan Kemayoran sendiri. Selain itu, Kemayoran sendiri ditetapkan menjadi area bisnis dan dapat dimanfaatkan sebagai salah satu area rekreasi baru. Dengan penerapan konsep adaptive reuse diharapkan dapat memberikan wajah baru bagi kawasan ini. Dengan berfokus mempertahankan memori yang telah ada pada bandara ini dan menambahkan fasilitas ruang hijau dan terbuka menjadi bangunan multifungsi bagi lingkungan. Pemanfaatan sejarah dari kawasan juga menjadi salah satu dari pembaruan ini. Kolaborasi antara dua fungsi berbeda juga dapat menjadi salah satu ciri pada bangunan ini. Hasil dari penelitan ini menunjukan bahwa dengan metode adaptive reuse akan menghasilkan sebuah tempat baru di masyarakat. Dengan memadukan nilai sejarah dari kawasan Kemayoran dengan keadaan lingkungan ini dapat menciptakan bangunan ini akan memiliki dua fungsi profram utama yang akan di gabungkan secara harmonis. Memori Bandara Kemayoran dan Lapangan budaya akan menyedikan wadah bagi komunitas dan wadah bagi sejarah bandara kemayoran. Pembaruan ini juga dapat menghidupkan kembali sebuah sejarah yang berharga dan telah dilupakan, tetapi juga dapat menciptakan lingkungan dan ruang baru bagi masyarakat sekitar serta penggunanya.

Article Details

Section
Articles

References

Chieng, J., & Chan, C. J. (2021). Narrative review of soundscape studies. International Journal of Academic Research in Business and Social Sciences, 11(11), 1652-1642.

Douglas, J. (2006). Building adaptation. Routledge.

Kemayoran, P. (2022). Sejarah Awal Bandara Kemayoran. Setneg PPKK. Diambil kembali dari PPK Kemayoran: https://www.setneg-ppkk.co.id/profil/sejarah

Kusumaningtyas, O. G., & Purnomo, A. D. (2022). Adaptive Reuse Pada Interior Rumah Bodrie 1934 Di Surabaya. Jurnal Vastukara: Jurnal Desain Interior, Budaya, dan Lingkungan Terbangun, 2(1), 32-40.

Octovianus, W., & Sugiarto, R. KAJIAN SOUNDSCAPE SEBAGAI KRITIK TERHADAP PROPORSI DAN ELEMEN ARSITEKTURAL DI JALAN BRAGA, BANDUNG. LANGKAU BETANG: JURNAL ARSITEKTUR, 9(2), 156-172.

Relph, E. (2008). Place and Placelessness. Key Texts in Human Geography. doi:10.4135/9781446213742.n5

Soedirja, S. Keputusan Gubernur Kepala Daerah Khusus Ibukota Jakarta No: 475 tahun 1993, tentang Penetapan Bangunan-bangunan Bersejarah di Daerah Khusus Ibukota . Diambil kembali dari http://cagarbudaya.kemdikbud.go.id

Tuan, Y.-F. (2001). Space and Place. London: University of Minnesota Press Minneapolis.

Universitas Sains dan Teknologi Komputer. Bandar Udara Internasional Kemayoran. Diambil kembali dari Ensiklopedia Dunia: https://p2k.stekom.ac.id/ensiklopedia/Bandar_Udara_Internasional_Kemayoran

Walker, A. J., & Ryan, R. L. (2008). Place attachment and landscape preservation in rural New England: A Maine case study. Landscape and urban planning, 86(2), 141-152.

Wardani, A. K. (2019). Mendefinisikan Kembali Situ Mustika (Sebuah Analisis Revitalisasi Objek Wisata). Dinamika: Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi Negara, 5(4), 47-55.

Wikipedia. Kemayoran Airport. Diambil kembali dari Wikipedia: https://en.wikipedia.org/wiki/Kemayoran_Airport