ADAPTIVE RE-USE UNTUK REVITALISASI EKS. BANDARA KEMAYORAN, JAKARTA PUSAT
Main Article Content
Abstract
Jakarta is rich in historical memories left over from the colonial era. However, many of these buildings are now just remnants of a valuable past. Unfortunately, some of these structures have been left neglected, leading to significant deterioration over time. It's regrettable because these historical buildings hold cherished memories and meanings. Consequently, these buildings have fallen into the phenomenon of "Placeless Place." One prominent example is the former Kemayoran Airport, which ceased operations in 1991. Once serving international and domestic routes as Jakarta's first airport, it now lacks significance in the eyes of Jakarta's populace. Much of the Kemayoran Airport area has been repurposed for housing and other uses. What remains is a derelict waiting lounge used from 1940 to 1984. Yet, if utilized effectively, it could transform the cityscape through the revitalization of old buildings. With a focus on preserving the memories of the former Kemayoran Airport and safeguarding its remaining relics, this renewal effort must be executed judiciously. Employing Adaptive Re-use as a method to revitalize this old airport site could effectively restore its identity with new functions and purposes. It is hoped that this revitalization will breathe new life into the Kemayoran Airport, restoring its building's identity and delivering significant benefits to the community.
Keywords: adaptive re-use; kemayoran airport; placeless place; revitalization
Abstrak
Jakarta kaya akan memori sejarah yang merupakan peninggalan dari era kolonial. Kini, bangunan-bangunan ini hanya meninggalkan sejarah yang berharga. Akan tetapi, beberapa dari bangunan tersebut dibiarkan tidak terurus, sehingga mengalami banyak kerusakan seiring berjalannya waktu. Sangat disayangkan, karena bangunan bersejarah ini memiliki kenangan dan makna tersendiri. Akhirnya, bangunan-bangunan ini mengalami fenomena Placeless Place. Salah satu contohnya adalah Eks. Bandara Kemayoran, yang sudah tidak beroperasi sejak tahun 1991. Sebuah bangunan yang sebelumnya memiliki makna sebagai bandara pertama di Jakarta yang melayani rute internasional dan domestik, sekarang tidak lagi memiliki arti di mata masyarakat Jakarta. Sebagian besar area Bandara Kemayoran sudah dialih fungsikan menjadi perumahan dan juga kegunaan lainnya. Sekarang, tersisa sebuah bangunan ruang tunggu yang digunakan pada tahun 1940 – 1984 yang kini terbengkalai begitu saja. Padahal, jika di manfaatkan dengan baik akan menghadirkan wajah kota yang baru dengan hasil dari merevitalisasi bangunan lama. Dengan fokus mempertahankan memori dari Eks. Bandara Kemayoran dan menjaga peninggalan – peninggalan yang masih tersisa di upayakan pembaharuan ini harus dilakukan dengan tepat. Menggunakan metode Adaptive Re-use sebagai salah satu cara untuk merevitalisasi kawsan bandara lama ini. Adaptive Re-use dapat menjadi metode efektif untuk mengembalikan identitas bangunan ini dengan fungsi serta kegunaan yang baru. Diharapkan dengan adanya fungsi baru ini, Eks. Bandara Kemayoran akan kembali hidup dan mengembalikan identitas bangunanya, serta memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat.
Article Details
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
This work is licensed under a Jurnal Sains, Teknologi, Urban, Perancangan, Arsitektur/ STUPA Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International LicenseReferences
Augé, M. (1995) Non-places: introduction to an anthropology of supermodernity. London, Verso.
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, K. P. (2023). KBBI, Revitalisasi. Indonesia: Balai Pustaka.
Burchell, R. W. & Listokin, D. (1981). The Adaptive reuse handbook. New Jersey: Rutgers University, Center for Urban Policy Research.
Castree, N., Kitchin, R., & Rogers, A. (2013). A dictionary of human geography. Oxford University Press, USA.
Danisworo. (2002). Pengertian Revitalisasi. Jakarta: Erlangga.
Ingenium. (2024). About the Museum. Diambil kembali dari Canada Aviation and Space Museum: https://ingeniumcanada.org/aviation/about
Relph, E. (1976). Place and Placelessness. London: Pion.
Saputra, H., & Purwantiasning, A. W. (2013). Kajian Konsep Adaptive Reuse Sebagai Alternatif Aplikasi Konsep Konservasi. Jurnal Arsitektur, 4(1), 553271.
Sejarah Awal Bandara Kemayoran. (2020). Diambil kembali dari PPK Kemayoran: https://www.setneg-ppkk.co.id/profil/sejarah
Tuan, Y. F. (1977). Space and place: The perspective of experience. U of Minnesota Press.