STUDI MITIGASI BENCANA TSUNAMI PADA KAWASAN PERMUKIMAN PESISIR, KELURAHAN PASAR LAHEWA, KABUPATEN NIAS UTARA

Main Article Content

Fransiska Lois Maria Baeha
Suryono Herlambang
Parino Rahardjo

Abstract

Indonesia, a country consisting of islands, has the second-longest coastline in the world. Generally, coastal areas in Indonesia serve as centers for economic and political activities, indicating that the development of a region begins here. More than half of the population of Indonesia resides in coastal areas, well-known for their location in a subduction zone with a high potential for earthquakes and volcanic eruptions. Regions such as the west coast of Sumatra and the south of Java have significant potential for megathrust earthquakes, as seen in the major earthquake in Aceh in 2004, resulting in a devastating tsunami in several neighboring countries. An example of a coastal area that can withstand the impact of tsunamis is Pasar Lahewa Village (Onrizal, 2009). This area did not experience significant damage from wave impacts due to the settlement's position, which does not directly face the sea and is protected by mangrove forests. Nevertheless, experts warn of the possibility of a major earthquake in the Nias Islands region in the next 100 years, with the potential for tsunamis reaching 12-25 meters. With population growth and the presence of ports as transportation hubs, Lahewa District has the potential to become more densely populated. Therefore, planning adaptive coastal settlement arrangements is crucial to face future disaster threats. This research aims to provide a detailed overview of the subjects and objects of the study in the field, using a descriptive method.


Keywords:  coastal settlement; spatial planning; tsunami adaptation


Abstrak


Indonesia, sebuah negara yang terdiri dari kepulauan, memiliki garis pantai kedua terpanjang di dunia. Pada umumnya, kawasan pesisir di Indonesia menjadi pusat aktivitas ekonomi dan politik, menandakan bahwa perkembangan suatu wilayah dimulai dari sini. Lebih dari setengah populasi penduduk Indonesia tinggal di wilayah pesisir (Sompotan, 2010), terkenal karena letaknya di zona subduksi yang memiliki potensi tinggi untuk gempa bumi dan letusan gunung berapi. Kawasan seperti pantai barat Sumatera dan selatan Jawa memiliki potensi besar untuk gempa megathrust, seperti yang terjadi pada gempa besar di Aceh tahun 2004 yang menyebabkan tsunami dahsyat di sejumlah negara tetangga. Salah satu contoh kawasan pesisir yang dapat bertahan dari dampak tsunami adalah Kelurahan Pasar Lahewa. Wilayah ini tidak mengalami kerusakan signifikan akibat terjangan gelombang karena posisi permukiman tidak langsung menghadap laut dan dilindungi oleh hutan mangrove (Onrizal, 2009). Meskipun demikian, para ahli memperingatkan kemungkinan terjadinya gempa besar di wilayah Kepulauan Nias dalam 100 tahun ke depan, dengan potensi tsunami setinggi 12-25 meter (BPBD). Seiring dengan pertumbuhan penduduk dan keberadaan pelabuhan sebagai pusat transportasi, Kecamatan Lahewa berpotensi menjadi lebih padat. Oleh karena itu, perencanaan penataan permukiman pesisir yang adaptif menjadi penting untuk menghadapi ancaman bencana di masa mendatang. Penelitian ini bertujuan memberikan gambaran rinci tentang objek dan subjek penelitian di lapangan, dengan metode deskriptif.

Article Details

Section
Articles

References

Anwar, H. Z., Latief, H., Meilano, I., Yustiningrum, E., Komarudin, R., Asvantina, V., & Eng, M. (2014). Pedoman Penyusunan Peta Risiko Tsunami Tingkat Kabupaten/Kota.

Doxiadis, C. A. (1970). Ekistics, the Science of Human Settlements: Ekistics starts with the premise that human settlements are susceptible of systematic investigation. Science, 170(3956), 393-404.

Naryanto, H. S. (2005). Zonasi Kerusakan, Analisis Kegempaan dan Mitigasi Bencana Pasca Gempa Nias, Sumatra Utara 28 Maret 2005. Alami: Jurnal Teknologi Reduksi Risiko Bencana, 10(2), 195620.

Bakornas, P. B. (2007). Pengenalan karakteristik bencana dan upaya mitigasinya di Indonesia. Jakarta: Badan Nasional Penanggulangan Bencana.

Lautetu, L. M., Kumurur, V. A., & Warouw, F. (2019). Karakteristik Permukiman Masyarakat Pada Kawasan Pesisir Kecamatan Bunaken. Spasial, 6(1), 126-136.

Oetjen, J., Sundar, V., Venkatachalam, S., Reicherter, K., Engel, M., Schüttrumpf, H., & Sannasiraj, S. A. (2022). A comprehensive review on structural tsunami countermeasures. Natural Hazards, 113(3), 1419-1449.

Onrizal. (2009). Refleksi 4,5 Tahun Pasca Tsunami Kearifan Masyarakat Lahewa, Nias. In Ekspedisi Geografi Indonesia Sumatera Utara 2009 (pp. 91–92). Bakosurtanal: 2009. http://www.hinduonnet.com/2004/12/28/stories/

Renaud, F. G., Sudmeier-Rieux, K., & Estrella, M. (Eds.). (2013). The role of ecosystems in disaster risk reduction. United Nations University Press.

Sompotan, H. B. (2016). Konsep Dasar Pengelolaan Sumberdaya Wilayah Pesisir Terpadu Dan Berbasis Masyarakat. Jurnal Ilmu Hukum, 3(10), 1-11.