MENCIPTAKAN ARSITEKTUR FUNGSIONALIS PADA PENYANDANG TUNANETRA

Main Article Content

Alvin Osvaldo Yaptan
Sidhi Wiguna Teh

Abstract

The daily challenges faced by people with disabilities, particularly people with visual impairments, are significant in urban areas. research shows that vision is the most important aspect for all human beings, affecting their quality of life and access to education, employment, and health services among others. Although there are many visually impaired people in indonesia, the infrastructure in urban areas is still inadequate to meet the navigation needs of people with disabilities. Blindness and visual impairment are still a low priority in the healthcare system. Overcoming such problems requires an in-depth understanding of the needs of visually impaired people. one solution to addressing urban infrastructure issues for visually impaired people is through architectural design that considers physical accessibility, social support, and appropriate technology to help them move and navigate more independently. in addition, educating the public about visual disabilities, both positive and negative, is key to building a more inclusive society. This is so that even if appropriate infrastructure is created but the community lacks knowledge, it will not last long. By creating architectural designs that support the mobility of visually impaired people and educating the public, we can pave the way for a society that is more welcoming to diversity and the rights of visually impaired people.


Keywords: community; disabilities; infrastructure; priority; visual impairments


Abstrak


Tantangan sehari-hari yang dihadapi oleh penyandang disabilitas, khususnya penyandang disabilitas indera penglihatan, merupakan hal yang signifikan di wilayah perkotaan. Penelitian menunjukkan bahwa  penglihatan adalah aspek terpenting bagi seluruh manusia, yang mempengaruhi kualitas hidup dan akses mereka terhadap pendidikan, pekerjaan, dan layanan Kesehatan dan yang lain - lainnya. Meskipun terdapat banyak penyandang tunanetra di wilayah Indonesia, infrastruktur – infrastruktur didalam perkotaan masih belum memadai untuk memenuhi kebutuhan navigasi para penyandang disabilitas. Masalah kebutaan dan gangguan penglihatan masih menjadi prioritas yang cukup rendah dalam sistem layanan Kesehatan. Dalam mengatasi permasalahan seperti ini memerlukan pemahaman mendalam terhadap kebutuhan – kebutuhan bagi para penyandang tunanetra. Salah satu solusi untuk mengatasi permasalahan infrastruktur di perkotaan untuk para penyandang tunanetra yaitu dari desain arsitektur yang mempertimbangkan aksesibilitas fisik, dukungan sosial, dan teknologi tepat guna dapat membantu mereka bergerak dan bernavigasi dengan lebih mandiri. Selain itu, mengedukasi masyarakat tentang penyandang disabilitas penglihatan, baik positif maupun negatif, adalah kunci untuk membangun masyarakat yang lebih inklusif. Cara ini berguna supaya meskipun sudah terciptanya infrastruktur yang sesuai tetapi masyarakatnya minim pengetahuan juga tidak akan bisa bertahan lama. Selain itu hal ini bertujuan untuk menciptakan desain arsitektur yang mendukung mobilitas penyandang tunanetra dan mendidik masyarakat, kita dapat membuka jalan bagi masyarakat yang lebih ramah terhadap keberagaman dan hak-hak penyandang tunanetra.

Article Details

Section
Articles

References

NOVITASARI, B. H. R. (2023). Perancangan Buku Cerita Bergambar Dengan Tema Disabilitas Sebagai Media Edukasi Untuk Anak–Anak (Doctoral dissertation, Universitas Katholik Soegijapranata Semarang).

Cahya, L. S. (2014). Adakah ABK di Kelasku, Bagaimana Guru Mengenali ABK di Sekolah: Relasi Inti Media. Diandra Kreatif.

Efendi, M. (2008). Psikopedagogik Anak Berkelainan. Jakarta: Bumi Aksara.

Hutmacher, F. (2021, July 28). kids.frontiersin.org. Retrieved from Frontiers for Young Minds: https://kids.frontiersin.org/articles/10.3389/frym.2021.548120

Mediastika, C. E. (2016). Understanding empathic architecture. Journal of architecture and Urbanism, 40(1), 1-1.

Pynkyawati, T., Aripin, S., Ilyasa, E., Ningsih, L. Y., & Amri, A. (2014). Kajian Efisiensi Desain Sirkulasi pada Fungsi Bangunan Mall Dan Hotel BTC. Reka Karsa: Jurnal Arsitektur, 2(1).

Ridjal, A., & Y.Yusran. (2023). Empati Desain: Sebuah Pendekatan Humanistik. Jurnal Desain Indonesia.

Smart, A. (2010). Anak Cacat Bukan Kiamat: Metode Pembelajaran dan Terapi untuk Anak Berkebutuhan Khusus. Yogyakarta: Katahati.

WHO. (2011). World Report on Disability. Geneva: WHO.

WHO. (2023). Blindness and vision impairment. WHO.

Yankauer, A. (1991). How blind is blind review?. American Journal of Public Health, 81(7), 843-845.