IMPLEMENTASI ARSITEKTUR BERKELANJUTAN DENGAN PENGELOLAAN SAMPAH MELALUI SISTEM TEKNOLOGI WASTE TO ENERGY (WTE)

Main Article Content

John Kevin Wirjawan
Mieke Choandi

Abstract

Waste processing with a sustainable architectural system essentially develops side by side, in order to achieve current needs and future sustainability. Fossil fuels are one of the factors triggering increasing global warming. Many developed countries are starting to innovate in developing waste processing systems. Apart from that, they are also trying to allocate investment in alternative energy. One that is relevant is waste to energy (WtE), a sustainable energy source that can reduce waste problems with technology. Developing countries find it difficult to get out of this serious threat that has never found a solution, such as Indonesia. Developed countries in Asia and Europe have started to implement technological systems and are growing rapidly to 29% in the European Union in 2018. It is clear that this application can reduce piles of waste, minimize accumulation in landfills, and produce recycling systems and technological processing into energy. But this development must be supported and involve the community and the government through appropriate habits, education, communities, programs and regulations. The WtE system is very possible to be implemented, because the high demand for energy and waste can be managed, so that the problem of waste that has been piled up for years can be reduced. Sustainable architecture with WtE technology innovation as a forum from the smallest community level programs to the development of private projects, can create architecture that prioritizes the environment by paying attention to healthy environmental issues where the architecture stands, as an inspiration for society and its behavior.


Keywords: energy; sustainable architecture; waste management; waste technology; waste to energy


Abstrak


Pengolahan sampah dengan sistem arsitektur berkelanjutan hakikatnya berkembang berdampingan, guna mencapai kebutuhan masa kini dan keberlangsungan masa depan. Bahan bakar fosil merupakan salah satu faktor pemicu meningkatnya pemanasan global. Banyak negara maju mulai berinovasi dalam pengembangan sistem pengolahan  sampah. Selain itu, pengalokasian investasi pada energi alternatif pun turut mereka upayakan. Salah satu yang relevan adalah waste to energy (WtE), sumber energi berkelanjutan yang dapat mengurangi permasalahan sampah dengan teknologi. Negara berkembang sulit untuk keluar dari ancaman serius ini yang tak kunjung menemukan solusi, seperti Negara Indonesia. Negara maju di Asia dan Eropa sudah mulai menerapkan sistem teknologi dan berkembang pesat hingga 29% di Uni Eropa 2018. Jelas penerapan ini dapat mengurangi tumpukan sampah, meminimalisir penumpukan di TPA, serta menghasilkan sistem daur ulang dan pengolahan teknologi menjadi energi.  Tetapi pengembangan ini harus didukung dan melibatkan masyarakat sampai pemerintah melalui kebiasaan, pendidikan, komunitas, program, dan regulasi yang tepat. Sistem WtE sangat mungkin diterapkan di Indonesia, karena kebutuhan yang tinggi akan energi dan sampah dapat dikelola, sehingga masalah sampah yang sudah tertimbun bertahun-tahun dapat dikurangi. Arsitektur berkelanjutan dengan inovasi teknologi WtE sebagai wadah dari program tingkat terkecil masyarakat sampai pengembangan proyek swasta, dapat menciptakan arsitektur yang mengedepankan lingkungan dengan memperhatikan masalah lingkungan hidup sehat dimana aristektur itu beridiri, sebagai inspirasi bagi masyarakat dan perilakunya.

Article Details

Section
Articles

References

Admin in Waste Management. (2020, Oktober 28). Waste to Energy (WTE): Jawaban Atas Permasalahan Sampah? Retrieved from waste4change: https://waste4change.com/blog/waste-to-energy-wte-indonesia/

Alamsyah, B. (2014). Desain Arsitektur Kota Yang Beridentitas Budaya Sebagai Sebuah Konsep Yang Berkelanjutan. Jurnal Ruas, 12(2), 14-19.

Aminah, N. Z., & Muliawati, A. (2021). Pengelolaan Sampah dalam Konteks Pembangunan Berkelanjutan (Waste Management in the Context of Waste Management). Himpunan Mahasiswa Geografi Pembangunan. Universitas Gadjah Mada.

Ardiani, Y. M. (2015). Sustainable Architecture. Jakarta: Erlangga.

Arsimedia (2022) Penjelasan Arsitektur Berkelanjutan Dan Penerapannya Pada Bangunan. Retrieved from Arsimedia: https://www.arsimedia.com/2021/03/penjelasan-arsitektur-berkelanjutan-dan.html

BPK. (2023). Pengelolaan Sampah dan Investasi Pemerintah Daerah pada Proyek Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah atau Intermediate Treatment Facility. Retrieved February, 2023, from Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia: https://jakarta.bpk.go.id/wp-content/uploads/2023/02/Tulisan-Hukum-DKI-Jkt-Pengelolaan-Sampah-ITF.pdf

Chartier, Y. (Ed.). (2014). Safe management of wastes from health-care activities. World Health Organization.

Conferedartion of European Waste-to-Energy Plants. (2018). Waste-to-Energy: Energising your waste. Retrieved from cewep: https://www.cewep.eu/wp-content/uploads/2018/07/Interactive-presentation-2018-New-slides.pdf

Cresswell, J. W. (2017). Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed (Ketiga). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Defitri, M. (2022, September 15). Maishima Incineration Plant, Tempat Penampungan Sampah Unik di Jepang. Retrieved from waste4change: https://waste4change.com/blog/maishima-incineration-plant-tempat-penampungan-sampah-unik-di-jepang/

DPMPTSP DKI Jakarta. (2008). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah. Retrieved from DPMPTSP DKI Jakarta: https://pelayanan.jakarta.go.id/download/regulasi/undang-undang-nomor-18-tahun-2008-tentang-pengelolaan-sampah.pdf

Ghofar, A. (2023, Februari 21) Penghindaran Tanggung Jawab Produsen Dan Pengelolaan sampah di hilir Menghambat Visi Nol Sampah Dan Nol Emisi, WALHI Wahana Lingkungan Hidup Indonesia. Retrieved from WALHI: https://www.walhi.or.id/penghindaran-tanggung-jawab-produsen-dan-pengelolaan-sampah-di-hilir-menghambat-visi-nol-sampah-dan-nol-emisi

Hermawan, F. (2017). Penerapan teknologi waste to energy (WTE) pada rencana pembangunan intermediate treatment facility (ITF) Sunter Jakarta Utara. Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta.

Miller, G. &. (2007). Environmental Science: Solid and hazardous. Boston: Cengage Learning.

Moersid, M. M. (2004). Konsep National Action Plan Pengelolaan Sampah dalam rangka Millenium Development Goals. Makalah Seminar Kajian Pengelolaan Sampah Secara Terintegrasi, (Vol. 26).

Mu’min, P. A., & Satwikasari, A. F. (2020). Kajian Konsep Arsitektur Berkelanjutan Pada Bangunan Pusat Perbelanjaan: Mal Cilandak Town Square. Jurnal Arsitektur ZONASI, 3(2), 142-51.

Parsika. (2023). Sustainable architecture Atau Arsitektur berkelanjutan. Retrieved from Arsitur Studio: https://www.arsitur.com/2019/08/sustainable-architecture-adalah.html

Riduan, D. (2015). Diktat Kuliah Tl-3104 Pengelolaan Sampah. Retrieved from Academia.edu : https://www.academia.edu/11499790/Diktat_Sampah_Prof_Damanhuri

Sassi, P. (2006). Strategies for sustainable architecture. Taylor & Francis.

Soemirat, J. (2018). Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Steele, J. (1997). Sustainable architecture. New York: McGraw-Hill.

Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Tanuwidjaja, G. (2011). Desain Arsitektur Berkelanjutan di Indonesia: Hijau Rumahku Hijau Negeriku.

Unit Pengelola Sampah Terpadu Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta. (n.d.). Intermediate Treatment Facility. Retrieved from Portal Resmi Unit Pengelola Sampah Terpadu Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta: https://upstdlh.id/itf/index