PENERAPAN ARSITEKTUR PERILAKU DALAM DESAIN RUMAH SINGGAH KREATIF ANAK JALANAN

Main Article Content

Eric Nicholas Ryandi
Priscilla Epifania Ariaji

Abstract

The spread of street children in public spaces is still a very common problem faced in Indonesia, which is mainly caused by the increasing level of living welfare that is not matched by balanced employment opportunities. Children who go down to work on the streets are certainly influenced by the surrounding environment which has a high poverty rate so that they are vulnerable to dropping out of school because they have to work by force or self- sacrifice which reduces the interest in developing the academic or non-academic potential of the child. Street children usually have a mental and psychological condition that is still childish plus academic, motor skills, along with immature emotional intelligence due to lack of interaction from peers so that if they live in a bad environment there is a possibility that their thoughts are easily influenced if they are not given education. As part of the future of the nation's development, street children must be given proper living facilities that can provide them with a feeling of security and comfort but not forgetting interactive learning facilities that can equip their skill development so that they can grow into critical and productive individuals. Therefore, the creative boarding house is an alternative to combining residential space and creative learning space for street children used to develop their knowledge, hobbies, and skills according to their abilities. In order for the creative halfway house to be interactive with street children, the application of the applied design must follow the personality and life behavior of street children who prioritize flexibility and a sense of communal ownership


Keywords: communal ownership; creative boarding house; flexibility; living environment; street children


Abstrak


Penyebaran anak jalanan di ruang publik masih menjadi masalah yang sangat umum dihadapi di Indonesia yang utamanya disebabkan oleh semakin meningkatnya taraf kesejahteraan hidup yang tidak diimbangi dengan lapangan pekerjaan yang seiimbang. Anak turun yang turun bekerja di jalan tentunya dipengaruhi oleh lingkungan hidup di sekitarnya yang memiliki angka kemiskinan yang tinggi sehingga mereka rentan dengan aksi putus sekolah karena harus bekerja secara paksaan atau pengorbanan diri sendiri yang menurunkan minat untuk mengembangkan potensi akademis ataupun non-akademis yang dimiliki anak tersebut. Anak jalanan biasanya memiliki kondisi mental dan psikis yang masih kekanak-kanakan ditambah lagi kemampuan akademik ,motorik, beserta kecerdasan emosional yang belum matang karena kurangnya interaksi dari teman sebaya sehingga bila ia hidup di lingkungan yang buruk ada besar kemungkinan pemikiran mereka mudah di pengaruhi bila tidak diberi pendidikan. Sebagai bagian dari masa depan pembangunan bangsa anak jalanan harus diberikan fasilitas hidup yang layak yang dapat memberikan mereka perasaan aman dan nyaman namun tidak melupakan fasilitas pembelajaran yang interaktif dapat membekali perkembangan skill mereka agar mereka dapat tumbuh berkembang menjadi pribadi yang kritis dan produktif. Oleh karena itu, rumah singgah kreatif menjadi salah satu alternatif penggabungan ruang hunian dan ruang aksi pembelajaran kreatif anak jalanan yang digunakan untuk mengembangkan ilmu, hobi, dan keahlian yang dimiliki sesuai dengan kemampuan mereka. Agar rumah singgah kreatif bisa mendapat interaktif dengan anak jalanan maka penerapan desain yang diterapkan harus mengikuti kepribadian dan perilaku hidup anak jalanan yang mengedepankan fleksibilitas maupun adanya rasa kepemilikan komunal.

Article Details

Section
Articles

References

Badan Pusat Statistik, nd, Jumlah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Menurut Jenis dan Kabupaten/Kota Administrasi 2019-2021, diakses 19 Oktober 2023, https://jakarta.bps.go.id/indicator/27/615/1/jumlah-penyandang-masalah-kesejahteraan-sosial- pmks-menurut-jenis-dan-kabupaten-kota-administrasi-.html

Indriyati, S. A. (2020). Perencanaan dan Perancangan Hunian: Panti Asuhan Anak Dengan Konsep Arsitektur Perilaku (1st ed.). Bandung, Jawa Barat: Widina Bhakti Persada.

Kadeli, Maulani, L., & Nur’aini, R. D. (2018). Penerapan Konsep Arsitektur Perilaku pada Pusat Komunitas Anak Jalanan Berbasis Kewirausahaan dan Kesenian di Jakarta. Jurnal Arsitektur PURWARUPA, 2(2), 1–10.

Mizen, P. & Ofosu-Kusi, Y. (2010). Asking, Giving, Receiving: Friendship as Survival Strategy Among Accra’s Street Children. Diunduh dari sagepub. co.uk/journalsPermissions.nav, 17(4), 441–454.

Teti, R. D. F., Fanggidae, L. W., & Hardy, I. G. N. W. (2022). Aplikasi Pendekatan Arsitektur Perilaku dalam Perancangan Rumah Singgah Anak Jalanan di Kota Kupang. GEWANG: Gerbang Wacana dan Rancang Arsitektur, 4(1), 23-32.