PENERAPAN KONSEP ARSITEKTUR EMPATI DALAM MENGINTEGRASIKAN FASILITAS TERAPI DAN PENDIDIKAN BAGI PENYANDANG DOWN SYNDROME, JAKARTA UTARA
Main Article Content
Abstract
Individuals with Down syndrome are one of the special needs groups that require special attention, including the provision of an inclusive and supportive environment. Down syndrome is mentioned as the most common cause of intellectual disability, accounting for about 15-20% of the total population of individuals with intellectual disabilities. Down syndrome occurs in about 1 in 1,000 births. The most common cause of Down syndrome is trisomy 21, a condition in which body cells have 3 copies of chromosome 21, whereas there should only be 2 copies. Besides trisomy 21, Down syndrome can also be caused by genetic abnormalities such as chromosomal translocations and mosaicism. Individuals with Down syndrome have specific needs regarding physical accessibility, lighting, and visual elements. This research aims to design an inclusive and supportive built environment for children with Down syndrome using an empathetic architectural approach that prioritizes users' issues and needs, ranging from their physical to sensory needs. Based on the research findings, a built environment is designed with the concept of the Pillar of Growth, drawing inspiration from the philosophy that each individual is like a pillar supporting their own growth and potential. This building will serve as a visual metaphor and a concrete experience reflecting growth pillars for children with Down syndrome, emphasizing sustainability, growth, and support. Architectural explorations in this research include floor designs symbolizing growth stages, beautiful open spaces to stimulate physical and sensory growth, and environmentally friendly materials to create a healthy and safe environment. By combining the empathetic architectural approach and the Pillar of Growth concept, it is hoped to create an inclusive and supportive built environment for the optimal growth and development of children with Down syndrome and contribute to society.
Keywords: down syndrome; empathic architecture; pillar of growth
Abstrak
Down syndrome terjadi pada sekitar 1 dari 1.000 kelahiran. Penyebab paling umum dari Down syndrome adalah trisomi 21, yaitu kondisi di mana sel-sel tubuh memiliki 3 salinan kromosom 21, padahal seharusnya hanya ada 2 salinan. Selain trisomi 21, Down syndrome juga dapat disebabkan oleh kelainan genetik berupa translokasi kromosom dan mosaik. Penyandang Down syndrome adalah salah satu kelompok masyarakat yang membutuhkan perhatian khusus, termasuk dalam hal penyediaan lingkungan yang inklusif dan mendukung. Down syndrome merupakan penyebab tersering dari kondisi tunagrahita (disabilitas intelektual), yakni sekitar 15-20% dari total populasi penyandang tunagrahita. Penyandang Down syndrome memiliki beberapa kebutuhan khusus dalam hal aksesibilitas fisik, pencahayaan, dan elemen visual. Penelitian ini bertujuan untuk merancang sebuah lingkungan binaan yang inklusif dan mendukung bagi anak-anak penyandang Down syndrome dengan menggunakan pendekatan arsitektur empati yang mengutamakan masalah dan kebutuhan pengguna mulai dari kebutuhan fisik hingga sensorik mereka. Berdasarkan hasil penelitian, maka dirancang sebuah lingkungan binaan dengan konsep Pillar of Growth, konsep ini mengambil inspirasi dari filosofi bahwa setiap individu adalah seperti pilar yang mendukung pertumbuhan dan potensi mereka sendiri. Bangunan ini akan menjadi metafora visual dan pengalaman konkret yang mencerminkan pilar-pilar pertumbuhan bagi anak-anak penyandang Down syndrome, menekankan keberlanjutan, pertumbuhan, dan dukungan. Eksplorasi arsitektural yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi; desain berlantai yang melambangkan tahapan pertumbuhan, ruang terbuka yang indah untuk merangsang pertumbuhan fisik dan sensorik, material ramah lingkungan untuk menciptakan lingkungan yang sehat dan aman. Dengan penggabungan pendekatan arsitektur empati dan konsep Pillar of Growth, diharapkan dapat menciptakan sebuah lingkungan binaan yang inklusif dan mendukung untuk tumbuh dan kembang anak-anak Down syndrome secara optimal, serta berkontribusi dalam masyarakat.
Article Details
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
This work is licensed under a Jurnal Sains, Teknologi, Urban, Perancangan, Arsitektur/ STUPA Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International LicenseReferences
Arriani, F. (2022). Panduan Pembelajaran Dan asesmen - Sistem informasi kurikulum nasional. Panduan Pelaksanaan Pendidikan Inklusif. Retrieved from https://kurikulum.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2022/06/Panduan-Pembelajarn-dan-Asesmen.pdf
Anderson, O. (2023, 26 Mei). Beyond Sustainability: pendekatan Holistik terhadap arsitektur lingkungan. Retrieved from https://www.ansgroupglobal.com/blog/beyond-sustainability-the-holistic-approach-to-environmental-architecture
Fakta Tentang Down Syndrome | CDC . (2023). Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit. Retrieved June 28, 2023, from https://www.cdc.gov/ncbddd/birthdefects/downsyndrome.html
Hartanto, F. (2022). Aspek Sosial Anak Dengan Sindrom Down, 4038. Retrieved from https://www.rskariadi.co.id/news/586/ASPEK-SOSIAL-ANAK-DENGAN-SINDROM-DOWN/Artikel
Mediastika, CE (2016). Memahami Arsitektur Empati. Jurnal Arsitektur dan Urbanisme , 40 (1), 1. https://doi.org/10.3846/20297955.2016.1165385
Makarim, FR (2022). Sindrom down. Halodoc . https://www.halodoc.com/kesehatan/sindom-down.
Nurwahidah, S., Soewondo, W., & Sasmita, I. S. (2015). Prevalensi sindroma Down di wilayah Priangan pada Tahun 2015. Prevalensi Sindroma Down Di Wilayah Priangan Pada Tahun 2015, 190. https://doi.org/10.24198/jkg.v29i3.15950
Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Pendidikan
Permendikbud Nomor 75 Tahun 2014 tentang Layanan Pendidikan Bagi Peserta Didik Berkebutuhan Khusus
Retno, D., & Retno, D. (2017, Juni 16). 10 Pengertian empati menurut para ahli psikologi. Retrieved from https://dosenpsikologi.com/pengertian-empati-menurut-para-ahli/amp?cv=
Suhendra, & Purnamasari, D. (2017, 21 Maret). Lebih Dekat dengan Down Syndrome. Retrieved from https://tirto.id/lebih-dekat-dengan-down-syndrome-clbN
Rumah Sakit dengan Pelayanan Berkualitas - Siloam Hospitals . (nd). Rumah Sakit Siloam. https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/5-faktor-risiko-ibu-mengandung-bayi-down-syndrome
Sanjaya, D. G., & Wonoseputro, N. C. (2023). Fasilitas Terapi Anak Down Syndrome di Bantul, Yogyakarta. Fasilitas Terapi Anak Down Syndrome Di Bantul, Yogyakarta, XI, 473–474. https://publication.petra.ac.id
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.