PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA KAWASAN WISATA CANDI MUARO JAMBI

Main Article Content

Ahmad Fauzan Al Fajri
Priyendiswara Agustina Bella
Liong Ju Tjung
I.G. Oka Sindhu Pribadi

Abstract

Muaro Jambi Temple is the largest Hindu-Buddhist temple complex in Southeast Asia which is possibly a historical heritage from the Sriwijaya kingdom and the Malay kingdom located in Muaro Jambi Regency. Because it is a relic of an ancient site that is hundreds of years old, Muaro Jambi Temple is vulnerable to transitional climates due to layers of rock that have begun to collapse. This paper aims to find out how the Muaro Jambi Temple is managed in order to increase the potential in the Muaro Jambi Temple History area. According to the results of research conducted by the author, Muaro Jambi Temple has added value to become a cultural tourism spot because of its many historical values ​​which can also add to the knowledge of visiting tourists. Muaro Jambi Temple has been designated as a world heritage by UNESCO. To go to the location of the Muaro Jambi Temple is not too far from the city center, it only takes 30 minutes with a distance of 25 km from the center of Jambi.


Keywords:  management; national strategic are; temple


Abstrak


Candi Muaro Jambi adalah sebuah kompleks percandian agama Hindu-Buddha terluas di Asia Tenggara yang kemungkinan merupakan peninggalan sejarah dari kerajaan Sriwijaya dan kerajaan Melayu yang terletak di Kabupaten Muaro Jambi. Karena merupakan peninggalan situs purbakala yang telah berumur ratusan tahun, Candi Muaro Jambi rentan terhadap iklim pancaroba karena lapisan batu yang mulai runtuh. Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengelolaan Candi Muaro Jambi agar dapat meningkatkan potensi pada kawasan Sejarah Candi Muaro Jambi. Menurut hasil penelitian yang penulis lakukan, Candi Muaro Jambi memiliki nilai tambah untuk menjadi tempat wisata budaya dikarenakan nilai sejarahnya yang banyak juga bisa menambah pengetahuan bagi wisatawan yang datang. Candi Muaro Jambi sudah di tetapkan sebagai warisan duania oleh UNESCO. Untuk menuju ke lokasi Candi Muaro Jambi tidak terlalu jauh dari pusat kota, hanya memerlukan waktu 30 menit saja dengan jarak tempuh 25 km dari pusat kota Jambi.

Article Details

Section
Articles

References

Agustiningsih, N., & Pamungkas, S. (2018). Analisis Kebutuhan Pengembangan Media Pembelajaran Video Candi Muara Jambi Berbasis Sejarah Lokal Pada Mata Kuliah Sejarah Indonesia. Diakronika, 18(1), 67–87.

AJ Muljadi. (2012). Kepariwisataan dan Perjalanan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Amaliya, C., Setiawan, W., & Novianti, E. (2012). Hubungan Penggunaan website muara jambi pilgrimage dengan pemenuhan kebutuhan informasi pengumjung situs tentang candi muaro jambi. E-Jurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran, 1(1), 1–13.

Eilania, M., & Febrianti, H. (2019). Pelestarian candi muaro jambi sebagai benda cagar budaya dan pariwisata di provinsi jambi. Journal V-Tech, 2(1), 99–109.

Mundardjito. (2009). Muaro Jambi Dulu, Sekarang Dan Esok. Palembang : Balai Arkeologi Palembang.

Rachmawan, R. P. dan T. F. (2019). Kompleks Percandian Muarajambi: Mähaviharä. Balai Arkeologi Sumatera Selatan.