PANTI ASUHAN UNTUK ANAK TERLANTAR DENGAN PENDEKATAN THERAPEUTIC HEALING

Main Article Content

Valencia Amadea Marin
Naniek Widayati

Abstract

Abandoned children are a type of social welfare problem that is still unresolved. These children still do not receive optimal care, even though they have access to education and temporary shelter from orphanages. This is also driven by the problem of the capacity of orphanages exceeding the amount that should be. This lack of parenting affects the growth and development of children, especially in their psychosocial aspects. Most of the characters formed in abandoned children at the orphanage are divided into 2: inferior (passive) and superior (anarchist). Therefore, this design was created to help accommodate the growth dan development of children from the age of 5-12 years by providing intense assistance and programs that encourage children's psychosocial development. The aim is to provide a comfortable place and provide the necessary facilities such as temporary shelter and more practical education to prepare children to enter the world of work. The method used in this research is qualitative by conducting interviews with several neglected children and caretakers and experts at the orphanage. In addition, data collection is also done by conducting case studies from several related precedents. The results were then analyzed with existing theory so that conclusions were obtained as the basis for planning an orphanage project for neglected children with a therapeutic healing concept (the building design is focused on its users so that the space can accommodate the psychological recovery of its inhabitants).


Keywords:  healing; neglected children; orphanage


Abstrak


Anak terlantar merupakan salah satu jenis penyandang masalah kesejahteraan sosial yang masih belum terselesaikan. Anak–anak ini masih belum mendapatkan pengasuhan secara maksimal meski sudah mendapatkan akses pendidikan dan tempat singgah sementara dari panti asuhan. Hal ini juga didorong dengan permasalahan kapasitas panti asuhan melebihi jumlah yang seharusnya. Kurangnya pengasuhan ini mempengaruhi tumbuh kembang anak khususnya dalam psikososialnya. Karakter yang terbentuk dalam diri anak-anak terlantar di panti asuhan ini mayoritas terbagi menjadi 2 yakni inferior (pasif) dan superior (anarkis). Oleh karena itu, perancangan ini dibuat untuk membantu mewadahi pertumbuhan dan perkembangan anak dari usia 5-12 tahun dengan memberikan pendampingan intens serta program yang mendorong perkembangan psikososial anak. Tujuannya memberikan wadah yang nyaman dan menyediakan fasilitas yang dibutuhkan seperti hunian sementara dan pendidikan yang lebih praktis untuk mempersiapkan anak – anak masuk ke dalam dunia kerja. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah kualitatif dengan cara mengadakan wawancara kepada beberapa anak terlantar dan pengurus serta para pakar di panti asuhan. Selain itu, pengambilan data juga dengan melakukan studi kasus dari beberapa preseden terkait. Hasil kemudian dianalisis dengan teori yang ada sehingga didapatkan kesimpulan sebagai dasar dari perencanaan proyek panti asuhan untuk anak terlantar yang berkonsep therapeutic healing (desain bangunan difokuskan kepada penggunanya sehingga ruang tersebut dapat mewadahi pemulihan psikis penghuninya).

Article Details

Section
Articles

References

Apte, R. Z., & Friedlander, W. A. (1980). Introduction to social welfare. New Jersey: Prentice Hall. Dipetik Mei 8, 2023

Astama, F. Y. (2015). PANTI ASUHAN ANAK TERLANTAR DI KABUPATEN MAGELANG. Dipetik April 17, 2023, dari http://e-journal.uajy.ac.id/7730/1/TA013644.pdf

Chrysikou, E. (2014). Architecture for Psychiatric Environments and Therapeutic Spaces. Amsterdam: Ios Press.

Damayanti, I., & Rihhandini, D. O. (2021). Mencari Kebahagiaan Di Panti Asuhan. Psikobuletin, 2. doi:http://dx.doi.org/10.24014/pib.v2i2.12488

Dubowitz, H. (1999). Neglected Children. London: Sage Publications. Dipetik Mei 8, 2023

Hoffman, M. L. (2000). Empathy and moral development: Implications for caring and justice. New York, NY, US: Cambridge University Press. doi:https://doi.org/10.1017/CBO9780511805851

Horowitz, S. (2012). Therapeutic Gardens and Holticultural Therapy: Growing Roles in Health Care. Alternative and Complementary Therapies. doi:10.1089/act.2012.18205

Hwang, M., & Sntoso, S. K. (2022). Panti Asuhan di Surabaya. Jurnal eDimensi Arsitektur, 585-592. Dipetik April 17, 2023, dari https://publication.petra.ac.id/index.php/teknik-arsitektur/article/view/12591/0

Ikaputra. (2012). Berempati Kepada Arsitektur Marjinal. Universitas Kristen Petra, Arsitektur. Surabaya: Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Kristen Petra. Dipetik April 17, 2023, dari https://repository.unsri.ac.id/8150/1/Isi_Kumpulan_Makalah_Menuju_Arsitektur_BerEmpati.pdf

Indriyati, S. A. (2020). Perencanaan & Perancangan Hunian Panti Asuhan Anak Dengan Konsep Arsitektur Perilaku (Pedoman Teori dan Praktis). Bandung: Widina Bhakti Persada Bandung. Dipetik April 17, 2023, dari http://repository.upi-yai.ac.id/720/1/Buku%20Panduan%20Perencanaan%20dan%20Perancangan%20Hunian%20Panti%20Asuhan%20Anak%20PARTLY%20Bab%20I-V.pdf

Kartanegara, M. (2007). Perlindungan Anak dalam Hukum Keluarga. Jakarta: PT. Pradnya Paramita. Dipetik Mei 8, 2023

Klein, S. D. (2011). Regulating the costs of empathy: The price of being human. 30. doi:https://doi/10.1016/S1053-5357(01)00112-3

Lantaka, R. H., & Defiana, I. (2020). Panti Asuhan untuk Anak Terlantar dengan Pendekatan Therapeutic Architecture. Jurnal Sains dan Seni ITS. doi: 10.12962/j23373520.v9i2.57167

Laurens, J. M. (2004). Arsitektur dan Perilaku Manusia. Surabaya: Grasindo.

Najib, A., & Wardiana, R. (2017). Peran Pola Asuh Bagi Anak Terlantar Di Panti Sosial Asuhan Anak (PSAA) Harapan Majeluk Kota Mataram NTB. Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam, 66-86. doi:https://doi.org/10.20414/komunitas.v9i1.1766

Ocktilia, H. (2020). Prakttik Pekerjaan Sosial Berbasis Komunitas Terlantar di Kabupaten Sumedang Jawa Barat . Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial, 19, 113 - 133. doi:https://doi.org/10.31595/peksos.v19i1.240

Prabowo, H. (1998). Arsitektur, Psikologi, dan Masyarakat. Jakarta: Gunadarma.

Schaller, B. (2012). Architectural Healing Environments. Syracuse University. Manhattan: SURFACE open access institutional repository. Dipetik Juli 4, 2023, dari https://surface.syr.edu/architecture_theses/62/

Sukadi, I. (2013). Tanggung Jawab Negara Terhadap Anak Terlantar Dalam Operasionalisasi Pemerintah di Bidang Perlindungan Hak Anak . Journal UIN Malang, 5(2). doi:https://doi.org/10.18860/j-fsh.v5i2.3003

Ulrich, R. S. (1991). Healing the Hospital Environment: Design, Management and Maintenance of Healthcare Premises. Taylor & Francis. Dipetik Mei 9, 2023

Yusuf, A. P., & Ardianta, D. A. (2017). Penerapan Metode Empati dalam Mendesain Terapi Anak Autis menggunakan Dolphin Assisted Therapy. Jurnal Sains dan Seni POMITS, 2, 2337 - 3520. Dipetik Mei 8, 2023, dari https://ejurnal.its.ac.id/index.php/sains_seni/article/viewFile/26663/4329