KONSEP EKSISTENSI-OTENTIK HEIDEGGER DALAM ARSITEKTUR: SEBUAH RUANG UNTUK MEMAHAMI KEHIDUPAN MELALUI KEMATIAN

Main Article Content

Varrel Levan
Alvin Hadiwono

Abstract

This research is based on an architectural design that focuses on empathy towards humans who lose themselves in daily life. The design aims to provide a reflection experience on human existence through programs based on Heidegger's concepts. The purpose of this study is to investigate how to create space for visitors to contemplate and realize their own existence through different experiences and carefully designed spatial arrangements. The research is conducted by studying Heidegger's concepts and how architecture can assist humans in reflecting on their existence. The use of architectural design methods based on Heidegger's concepts and visitors' experiences is employed to achieve the objective, based on spatial perception methods. In daily life, humans often forget their existence and attachment to the surrounding environment. This research aims to result in an architecture project that is able to give a deep reflective experience for the visitors to contemplate and realize their existence based on Heidegger’s concept.


Keywords:  authentic-existence; being; routinity


Abstrak


Penelitian ini didasarkan pada sebuah rancangan arsitektur yang berfokus pada empati terhadap manusia yang kehilangan dirinya dalam keseharian. Rancangan ini berusaha memberikan pengalaman refleksi terhadap diri dan eksistensi manusia melalui program-program yang didasarkan pada konsep-konsep Heidegger. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari bagaimana cara memberikan ruang bagi pengunjung untuk merenungkan dan menyadari eksistensi mereka sendiri melalui pengalaman yang berbeda dan pengaturan ruang yang dirancang. Penelitian dilakukan dengan mengkaji konsep-konsep Heidegger dan bagaimana arsitektur dapat membantu manusia merenungkan eksistensinya. Penggunaan metode desain arsitektur yang berbasis pada konsep-konsep Heidegger dan pengalaman pengunjung dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut, didasarkan dengan metode persepsi spasial. Dalam kehidupan sehari-hari, manusia seringkali lupa untuk memperhatikan eksistensi dan keterikatan mereka dengan lingkungan sekitar. Penelitian ini bertujuan memberikan hasil berupa rancangan arsitektur yang dapat memberikan pengalaman refleksi yang mendalam bagi pengunjung untuk merenungkan dan menyadari eksistensi mereka berdasarkan konsep Heidegger. Diharapkan bahwa rancangan ini dapat memperluas pemahaman manusia tentang keterikatan mereka dengan lingkungan sekitar dan memberikan kesadaran yang lebih dalam tentang eksistensi mereka.

Article Details

Section
Articles

References

Alter, A. (2013). Drunk Tank Pink: And Other Unexpected Forces That Shape How We Think, Feel, and Behave. Penguin Group.

Decety, J., & Jackson, P. L. (2004). Behavioral and Cognitive Neuroscience Reviews 3. The Functional Architecture of Human Empathy, 71-100.

Hardiman, B. F. (2003). Heidegger dan Mistik Keseharian. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia.

Heidegger, M. (1996). Being and Time. (J. Stambaugh, Trans.) State University of New York Press.

Ickes, W. (1993). Empathic Accuracy. Journal of Personality 61:4, 587-610.

Kruger, R. (2008). Design and Empathy. South African Journal of Art History.

Patria, A., Putra, D., & Lukito, Y. N. (2018). Architect and Empathy: The Importance of Human Experience in Architectural Design. International Journal of Built Environment and Scientific Research, 47-54.

Sternberg, E. M. (2009). Healing Spaces: The Science of Place and Well-Being. Harvard University Press.