PENERAPAN FEMINISME ARSITEKTUR DALAM PERANCANGAN TEMPAT PEMBERDAYAAN TERHADAP PENGEMBANGAN IBU MUDA

Main Article Content

Nabella Khowili
Stephanus Huwae

Abstract

Child marriage is a form of marriage that occurs when children marry before reaching the age of 18. In Indonesia, the prevalence of child marriage is quite high, ranking seventh highest in the world. Child marriage has negative consequences, particularly for girls, hindering their development. Besides the role of the government and other relevant stakeholders in addressing this issue, architecture also plays an important role. Therefore, a building has been designed to provide educational facilities for young mothers who have entered into early marriages and come from lower-middle-class backgrounds. This building aims to serve as a space for education, community, and self-development for young mothers. The objective of this design is to create a building that can accommodate the needs of young mothers, especially those with lower-middle-class economic status in Jakarta. This research adopts a quantitative-qualitative approach, collecting data through interviews with relevant parties and conducting site surveys to gather field data. Literature review from various sources such as books, journals, theses, and other reading materials is used as a guide in planning for problem-solving. The outcome of this design ultimately presents an object that addresses the impact of child marriage on young mothers who have entered into early marriages and come from lower-middle-class backgrounds. The design method, based on empathetic architecture and Feminism Architecture concept, provides a solution to address this global issue.


Keywords: early-age marriage; education; self-development; young mother


Abstrak


Pernikahan dini adalah bentuk pernikahan yang terjadi saat anak-anak menikah sebelum mencapai usia 18 tahun. Di Indonesia, kasus pernikahan dini cukup tinggi dan menempati peringkat ke-7 tertinggi di dunia. Pernikahan dini memiliki dampak negatif yang merugikan terutama bagi perempuan, menghambat perkembangan mereka. Selain peran pemerintah dan pihak terkait lainnya dalam mengatasi masalah ini, arsitektur juga memiliki peran penting. Oleh karena itu, dirancanglah sebuah bangunan untuk memfasilitasi tempat edukasi bagi ibu muda yang menikah dini dan berasal dari kalangan menengah ke bawah. Bangunan ini bertujuan untuk menjadi wadah yang menyediakan pendidikan, komunitas, dan pengembangan diri bagi ibu muda tersebut. Tujuan perancangan ini adalah menciptakan sebuah bangunan yang dapat memenuhi kebutuhan para ibu muda, terutama mereka yang berada dalam kategori ekonomi menengah ke bawah di kota Jakarta. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif-kualitatif dengan mengumpulkan data melalui wawancara dengan pihak terkait dan melakukan survei lokasi untuk memperoleh data lapangan. Studi literatur dari berbagai sumber seperti buku, jurnal, skripsi, dan bahan bacaan lainnya digunakan sebagai panduan dalam merencanakan penyelesaian masalah. Hasil dari perancangan ini akhirnya menghasilkan sebuah objek yang bertujuan untuk mengatasi dampak pernikahan dini terhadap ibu muda yang menikah dini dan berasal dari kalangan menengah ke bawah. Metode perancangan yang didasarkan pada arsitektur empati dengan konsep Feminism Architecture menjadi solusi dalam menghadapi salah satu isu global ini.

Article Details

Section
Articles

References

Abdel, H. (2020, April 29). Archdaily. Diambil kembali dari www.archdaily.com: https://www.archdaily.com/937721/maternity-waiting-village-mass-design-group?ad_medium=gallery

Bakhtiar, M. Y. (2017). Sekolah Mode (Fashion) Di Semarang.

Durğut, S., & Kısa, S. (2018). Predictors of marital adjustment among child brides. Archives of Psychiatric Nursing, 670-676.

Fadlyana, E., & Larasaty, S. (2009). Pernikahan Usia Dini dan Permasalahannya. Sari Pediatri, 136-140.

González, M. F. (2018). Archdaily. Retrieved May 11, 2018, from www.archdaily.com: https://www.archdaily.com/894042/shelter-for-victims-of-domestic-violence-amos-goldreich-architecture-plus-jacobs-yaniv-architects?ad_medium=gallery

Kuswara, R. A. (2023). kompasiana. Retrieved from March 27, 2023, from https://www.kompasiana.com/rasyiqaathaya7869/64207aff08a8b55e8b132ff5/mengulik-tuntas-serba-serbi-menjadi-ibu-muda?page=3&page_images=1

Maganga, M. (2021). Interior Wellbeing: The Design Of Educational Spaces. Retrieved March 28, 2021, from https://www.archdaily.com

Nurfadilah, P. S. (2021). popmama. Retrieved July 15, 2021, from www.popmama.com: https://www.popmama.com/life/health/putri-syifa-nurfadilah/support-system-keluarga-jadi-hal-penting-bagi-perempuan-dalam-berkarir?page=all

Parsons, J., Edmeades, J., Kes, A., Petroni, S., Sexton, M., & Wodon, Q. (2015). ECONOMIC IMPACTS OF CHILDMARRIAGE: A REVIEW OF THELITERATURE. the review of faith & international affairs, 12-22.

Shaid, D. L., & Ilmi, M. F. (2021). Retrieved September 13, 2021, from statistik.jakarta.go.id: https://statistik.jakarta.go.id/penduduk-miskin-di-dki-jakarta-tahun-2020/

Silaban, C. V., & Punuh, C. S. (2011). Arsitektur Feminisme. Media Matrasain, 29-29.

Suryanto, D. B. (2010). Masalah Sosial Anak. Jakarta: Prenadamedia Group.

Vinnitskaya, I. (2013, Juni 8). Archdaily. Retrieved from www.archdaily.com/: https://www.archdaily.com/383864/women-s-opportunity-center-in-rwanda-sharon-davis-design?ad_source=search&ad_medium=projects_tab

Wanga, W. C., Noah, K. S., & Phyllis, I. (2016). The adult learning environment. Journal of Adult Education, 14-21.

Widyawati, E., & Pierewan, A. C. (2017). Determinan Pernikahan Usia Dini di Indonesia. SOCIA Jurnal ilmu-ilmu sosial, 55-70.