UPAYA PEMULIHAN DAN PEMBINAAN UNTUK ANAK TERLANTAR DALAM MENCAPAI KEMANDIRIAN MELALUI PENDEKATAN ARSITEKTUR

Main Article Content

Rinetha Adriane Tsanynda Budiarto
Suryono Herlambang

Abstract

Children are an investment and hope for the future of the nation, because they will be the next generation. Productive age is an important phase in human growth and development that will determine their future. However, if there is neglect in society, children will live without getting their rights and separated from the welfare they should receive. During their growth process, every child needs support and assistance from parents and the environment to achieve optimal growth. Several factors can cause neglected children including parenting styles, the education system, and financial problems. Abandoned children are often forced to beg, sing in the streets, or even engage in crime. Therefore, it is important for us to show empathy for the condition of abandoned children and give them the opportunity to be independent, so that the next generation can overcome their backwardness and acquire basic skills in personal and social aspects. One alternative to support neglected children's independence is to design halfway houses through improvement, education and art programs, thereby creating a new environment that supports them.


Keywords: abandoned children; halfway house; healing; independence; skills


Abstrak


Anak-anak merupakan investasi dan harapan bagi masa depan bangsa, karena mereka akan menjadi generasi penerus. Masa usia produktif merupakan fase penting dalam pertumbuhan dan perkembangan manusia yang akan menentukan masa depan mereka. Namun, jika terjadi pengabaian di masyarakat, anak-anak akan hidup tanpa mendapatkan hak-hak mereka dan terpisah dari kesejahteraan yang seharusnya mereka terima. Selama proses pertumbuhan mereka, setiap anak membutuhkan dukungan dan bantuan dari orang tua dan lingkungan sekitar untuk mencapai pertumbuhan yang optimal. Beberapa faktor yang menyebabkan anak terlantar termasuk pola pengasuhan, sistem pendidikan, dan masalah keuangan. Anak-anak terlantar sering kali terpaksa melakukan tindakan meminta-minta, menyanyi di jalanan, atau bahkan terlibat dalam tindak kejahatan. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk menunjukkan empati terhadap kondisi anak-anak terlantar ini dan memberi mereka kesempatan untuk mandiri, sehingga generasi penerus dapat mengatasi keterbelakangan dan memperoleh keterampilan dasar dalam aspek personal dan sosial. Dalam rangka mendukung kemandirian anak-anak terlantar, implementasi metode transprogramming menjadi solusi yang efektif. Metode ini dapat disiasati dengan merancang rumah singgah melalui program pemulihan, pelatihan, dan ekspresif. Dengan demikian, tercipta lingkungan baru yang mendukung proses perkembangan mereka. Pendekatan desain yang berorientasi pada komunitas dengan pendekatan spasial yang ekspresif juga perlu diterapkan. Dalam merancang rumah singgah untuk anak-anak terlantar, pendekatan desain yang berorientasi pada komunitas perlu diterapkan. Rumah singgah tersebut harus dirancang sebagai lingkungan yang inklusif dan ramah anak. Ruang-ruang dalam rumah singgah dapat dirancang agar mendukung interaksi sosial dan kolaborasi antara anak-anak. Selain itu, penggunaan elemen-elemen desain yang ekspresif, seperti warna-warna cerah dan mural, dapat menciptakan suasana yang menyenangkan dan mendorong kreativitas anak-anak.

Article Details

Section
Articles

References

Ali, A., Umar, M. (1992). Psikologi Umum. Surabaya: Penerbit Bina Ilmu.

Angelyna. (2020). Fenomenologi Sebagai Metode Pengembangan Empati Dalam Arsitektur. Program Studi S1 Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Tarumanagara. Jakarta: Penerbit Universitas Tarumanagara.

Dhyanie, A. (2017). Upaya Penanggulangan Masalah Kesejahteraan Anak Jalanan Di Yayasan Setara. Semarang: Fakultas ilmu pendidikan Universitas Negeri Semarang 2017.

Gatot, G., & Wiwik, A. (2016). Konsep Layanan Pendidikan Anak Terlantar Sebagai Hak Konstitusional Warga Negara.

Goleman, D. (1996). Kecerdasan Emosional. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Hasbullah. (2012). Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: Penerbit Bumi Aksara.

Hemant, D. (2018). Community-Centric Model for Evaluating Social Value in Projects. Journal of Construction Engineering and Managemen.

Hoffman, M. L. (2000). Empathy and moral development: Implications of caring and justice. New York: Cambridge University Press.

Zakariah, D. (2008). Pendekatan Psikologis Dan Fungsi Keluarga Dalam Menanggulangi Kenakalan Remaja. Semarang: Penerbit Graha Ilmu.