PERANCANGAN TIPOLOGI BARU FASILITAS ANAK USIA GOLDEN AGE DENGAN METODE PEMBELAJARAN REGGIO EMILIA

Main Article Content

Jason Yeoh
Suryono Herlambang

Abstract

The golden age is a developmental stage in children that occurs only once, from birth to the age of six. However, with the existence of inflation and the progress of time in Jakarta, husband or wife gets forced to work harder. This fact is proved by the fact that the number of female workers continues to increase to 49.99%. So it is likely that the child's growth period will not be supervised or missed. Passing through the golden age can cause social problems in children, speech problems, movement problems, and getting atrophy which have an impact on children's intelligence. In addition, the quality of learning in Indonesia is still not optimal because the application of learning methods is still conventional.  So using the Reggio Emilia pedagogical learning method, which means space acts as a third teacher, can be a solution. To achieve this learning method, a new typological approach is needed in the planning process. The building program is prepared by using transprogramming theory which combines three different program functions. Where the main program in design is child care and schools are supported by the second program, namely children's garden. Then the third program is an intimate space program that can trigger interaction between parents and children. The connection between the use of transprogramming and the new typology is to mix the needs of the space program and develop a standard spatial arrangement into a new arrangement so that the function of the space can be maximized.


Keywords: Golden age; pedagogi reggio emilia; transprograming; typology


Abstrak


Golden age merupakan masa pertumbuhan yang hanya terjadi sekali pada usia sejak lahir hingga 6 tahun. Namun dengan adanya inflasi, perkembangan zaman, dan kemajuan zaman di kota Jakarta membuat suami / istri dipaksa untuk sibuk bekerja. Buktinya jumlah pekerja wanita terus mengalami peningkatan hingga 49,99%. Sehingga tidak menutup kemungkinan masa pertumbuhan anak menjadi tidak terawasi maupun terlewatkan. Dengan melewatkan masa golden age dapat menyebabkan masalah pada anak untuk bersosialisasi, masalah untuk berbicara, masalah untuk bergerak, dan mengalami atrofi (penyusutan otak) yang dapat mepengaruhi tingkat kecerdasan anak. Selain itu, kualitas pembelajaran yang di Indonesia juga masih belum optimal karena penerapan metode pembelajaran yang masih bersifat konvensional. Maka dengan menggunakan metode pembelajaran pedagogi reggio emilia yang berarti ruang bertindak sebagai guru ketiga dapat menjadi sebuah solusi. Untuk mecapai metode pembelajaran tersebut maka dibutuhkan pendekatan tipologi baru ruang dalam proses percanngannya. Penyusununan program bangunan disusun dengan menggunakan teori transprograming yang mengkombinasi tiga fungsi program yang berberda. Dimana program utama dalam perancangan adalah child care dan sekolah yang didukung dengan program kedua yaitu children garden. Sedangkan  program ketiganya adalah program intimate space yang dapat  memicu interaksi hubungan antara orang tua dan anak. Kaitan dari penggunaan transprograming dan tipologi baru adalah untuk mencampurkan kebutuhan program ruang dan mengembangkan  susunan ruang yang sudah baku menjadi sunan bentuk yang baru agar fungsi  ruang menjadi lebih maksimal.

Article Details

Section
Articles

References

Brown, M. F. (2020). The Third Teacher: An analysis of Aesthetic and Intentionality of Space in the classroom. JMU Scholarly Commons, 1-3.

Fraser, S., & Gestwicki, C. (2002). Exploring Reggio Emilia in the Classroom. Burnany: Delmar/Thomson Learning.

Hannah, Y., Osborne, L., Franz, J. (2014). Reflecting on Reggio: An evaluation of design intent in an early childhood learning environment. Queensland: Queensland University of Technology.

Jerobisonif, A., Manu, A. K., & Amabi, D. A. (2019). Konsep dan Metode Desain Arsitektur Bernard Tschumi. E-Journal Undana Universitas Nusa Cendana Kupang, 1(1), 20-26.

Kemenkes. (2016). Stimulasi Deteksi, dan Intervensi Dinitumbuh Kembang anak Di Tingkat pelayanan Dasar. KEMENTIRAN KESEHATAN RI. Retrieved From https://banpaudpnf.kemdikbud.go.id/upload/download-center/Buku%20SDIDTK_1554107456.pdf

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN . (2015). Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Taman Penitipan Anak. Jakarta: Repositori Institusi Kemendikbudristek.

KEMENTRIAN SOSIAL REPUBLIK INDONESIA 47/ HUK. (1993). Pendirian Kelompok Bermain Dan Penitipan Anak. JAKARTA: MENTRI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA.

Olds, A. (2001). Child Care Design Guide. California: USA : Mc Graw Hill Book.

Suryana, E., Hamdani, M., Bonita , E., & Harto, K. (2022). The Golden Age: Perkembangan Anak Usia Dini dan Implikasinya Terhadap Pendidikan Islam. Tarbawiyah, 218-228.

Sutanto, A. (2020). Peta Metode Desain. Jakarta: Universitas Tarumanagara. Retrieved From https://lintar.untar.ac.id/repository/penelitian/buktipenelitian_10392040_2A150721144147.pdf

Tlaitlai, M. M., Makurunge, T., & Bhila, T. (2021). Green Design As A Model For Healthy

Daycare. International Journal of All Research Writings, 2(9), 45-57.