PENDEKATAN URBAN ACUPUNCTURE MELALUI PROYEK PADEPOKAN SENI SRENGSENG

Main Article Content

Juan Felix Harly Helga
Doddy Yuono

Abstract

In Jakarta there are zones that have their respective land use functions, such as economic zones, government zones, cultural zones, green zones, etc. However, many people do not know about these zones, such as Jalan Merdeka Gambir as the government zone, and the Cikini area as one of the "cultural" zones. Apart from Cikini, there are many other areas which are cultural zones, but these "cultural" zones have been forgotten by the community due to the times. As a result, public interest in the cultures owned by the Indonesian state is reduced. The loss of public interest in culture will gradually make the culture that is owned disappear being consumed by the progress of time. Even though a country or region can be known by the public both at home and abroad because it has a unique culture. Therefore, this project aims to revive a culture that has faded, so that it can be remembered by the community and can continue to maintain cultural preservation. The method that the author uses is to collect information that can support the design title, such as collecting data on schools around the site that still maintain culture so that it can support the author's theme. The goal that the author wants to achieve is that the culture of the nation does not disappear, and also provides a place for people who are still interested in culture, so that culture does not disappear with time.


Keywords:  culture; culture zone; progress of times


Abstrak


Di Jakarta terdapat zona-zona yang memiliki fungsi tata guna lahan masing-masing, seperti zona perekonomian, zona pemerintahan, zona budaya, zona hijau, dll. Namun, banyak masyarakat yang tidak mengetahui zona-zona tersebut, seperti jalan Merdeka Gambir sebagai zona pemerintahan, dan daerah Cikini sebagai salah satu zona “budaya”. Selain Cikini, masih terdapat banyak daerah lain yang merupakan zona budaya, tetapi zona “budaya” tersebut sudah dilupakan oleh masyarakat karena perkembangan zaman. Akibatnya, ketertarikan masyarakat terhadap kebudayaan-kebudayaan yang dimiliki oleh negara Indonesia berkurang. Hilangnya ketertarikan masyarakat terhadap kebudayaan lambat laun akan membuat budaya yang dimiliki hilang termakan oleh kemajuan zaman. Padahal suatu negara atau daerah dapat dikenal oleh masyarakat baik dalam maupun luar negeri karena memiliki kebudayaan yang unik. Oleh karena itu, proyek ini bertujuan untuk mengangkat kembali budaya yang sudah pudar, agar dapat diingat kembali oleh masyarakat dan dapat terus menjaga kelestarian budaya. Metode yang penulis gunakan dalah mengumpulkan informasi-informasi yang dapat mendukung judul perancangan seperti, mengumpulkan data sekolah-sekolah disekitar tapak yang masih melestarikan kebudayaan sehingga dapat mendukung tema penulis. Tujuan yang ingin diraih penulis adalah agar kebudayaan yang dimiliki bangsa tidak menghilang, dan juga memberikan wadah kepada para masyarakat yang masih tertarik terhadap budaya, sehingga budaya tidak menghilang termakan zaman.

Article Details

Section
Articles

References

Aisara, F., Nursaptini, & Widodo, A. (2021). Melestarikan Kembali Budaya Lokal Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler untuk Anak Usia Sekolah Dasar. Jurnal Cakrawala.

Akifah, A., Alfiyaty, R., & Monica, N. S. (2021). Rebranding Pariwisata Kabupaten Poso Pasca Konflik Sosial. Jurnal Penelitian Komunikasi dan Opini Publik, 31-45.

Al-Hinkawi, W. S., & Al-Saadi, S. M. (2020). Urban Acupuncture, a Strategy for Development: Case Study of. IOP Conf. Series: Materials Science and Engineering, 1-17.

Badan Bahasa Kemdikbud. (2019). Melestarikan Budaya Melalui Festival Teater Tradisi. Retrieved from badanbahasa.kemdikbud.go.id: https://badanbahasa.kemdikbud.go.id/berita-detail/3142/melestarikan-budaya-melalui-festival-teater-tradisi

Badan Nasional Penanggulangan Bencana. (2020). Adaptasi Kebiasaan Baru Melalui Pendekatan Budaya dan Gaya Hidup. Retrieved July 25, 2020, from bnpb.go.id: https://bnpb.go.id/berita/adaptasi-kebiasaan-baru-melalui-pendekatan-budaya-dan-gaya-hidup

Bennett, R., & Savan, S. (2003). Aims of Urban Rebranding. Retrieved from geographyfieldwork.com: https://geographyfieldwork-com.translate.goog/UrbanRebranding.htm?_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=id&_x_tr_pto=sc

BPSMP Sangiran. (2018). Apakah Budaya Itu? Retrieved from kebudayaan.kemdikbud.go.id: https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpsmpsangiran/apakah-budaya-itu/

Cutieru, A. (2020). Urban Acupuncture: Regenerating Public Space Through Hyper-Local Interventions. Retrieved September 25, 2020, from www.archdaily.com: https://www.archdaily.com/948304/urban-acupuncture-regenerating-public-space-through-hyper-local-interventions

Effendi, A. (2015). Pemkot Jakbar Gelar Festival Budaya Betawi di Hutan Kota Srengseng. Retrieved from www.jakartaobserver.com: https://www.jakartaobserver.com/2014/08/pemkot-jakbar-gelar-festival-budaya.html

Ermawan, D. (2017). Pengaruh Globalisasi terhadap Eksistensi Daerah di Kebudayaan Indonesia. Jurnal Kajian Lemhannas Republik Indonesia.

Faris, B. A. (2019). Lunturnya Minat Generasi Muda terhadap Seni dan Budaya Tradisional Indonesia. Retrieved from www.indonesiana.id: https://www.indonesiana.id/read/133646/lunturnya-minat-generasi-muda-terhadap-seni-dan-budaya-tradisional-indonesia

Febriansyah, M. R. (2022). Strategi Dinas Kebudayaan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta dalam Melestarikan Budaya Ondel-Ondel. Jurnal Terapan Pemerintahan Minangkabau, 35-43. doi:https://doi.org/10.33701/

Firzal, Y. (2018). Rebranding city: A strategic urban planning approach in Indonesia. IOP Conference Series: Earth and Environmental Science, 1-7.

Irhandayaningsih, A. (2018). Pelestarian Kesenian Tradisional sebagai Upaya dalam Menumbuhkan Kecintaan Budaya Lokal di Masyarakat Jurang Blimbing Tembalang. ANUVA, 19-27.

IvyPanda. (2021). Peran Arsitektur dalam Pariwisata dan City Branding. Retrieved from IvyPanda.com: https://ivypanda-com.translate.goog/essays/architecture-role-in-tourism-and-city-branding-the-assir-region-in-saudi-arabia/?_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=id&_x_tr_pto=sc

Kabar JKT. (2022). Pagelaran Seni dan Budaya Betawi di Hutan Kota Srengseng. Retrieved from www.kabarjkt.id: https://www.kabarjkt.id/jakarta-kini/iin-mutmainnah-resmikan-pagelaran-seni-dan-budaya-betawi-di-hutan-kota-srengseng/

Lerner, J. (2014). Urban Acupuncture. Washington, DC: Island Press/Center for Resource Economics.

Mihardja, E. J., Mulyasari, D. P., Widiastuti, D. T., & Bintoro, K. (2019). Strategi City Branding. Jakarta: Universitas Bakrie.

Morales, D. S. (2004). The Strategy of Urban Acupuncture. Structure Fabric and Topography Conference (pp. 55-56). Nanjing: Nanjing University.

Nahak, H. M. (2019). Upaya Melestarikan Budaya Indonesia di Era Globalisasi. Jurnal Sosiologi Nusantara, 65-76.

Nassar, U. A. (2021). Urban Acupuncture in Large Cities: Filtering Framework to Select Sensitive Urban Spots in Riyadh for Effective Urban Renewal. Journal of Contemporary Urban Affairs, 1-18.

Palermo, P. C., & Ponzini, D. (2014). Place-making and Urban Development. London: Taylor and Francis Group.

Palermo, P. C., & Ponzini, D. (2014). Place-making and Urban Development: New challenges for contemporary planning and design (1st ed.). London: Routledge.

Pratama, G. (2018). Mengenal Asal-usul Nama Kembangan Jakarta Barat. Retrieved from pingpoint.co.id: https://pingpoint.co.id/berita/mengenal-asal-usul-nama-kembangan-jakarta-barat/

Pratama, G. (2018). Mengenal Asal-usul Nama Kembangan Jakarta Barat. Retrieved from pingpoint.co.id: https://pingpoint.co.id/berita/mengenal-asal-usul-nama-kembangan-jakarta-barat/

Rakhman, A. (2005). Sanggar Teater di Yogyakarta. Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia.

Sacramone, M. T. (2021). Urban Acupuncture: A future proof framework for cities. Edinburgh: The University of Edinburgh.

Stefani, N. (2017). Rebranding Kawasan Taman Mini Puri Maerakaca Sebagai Upaya Meningkatkan Pariwisata Jawa Tengah. Semarang: Unika Soegijapranata. Retrieved from https://geographyrevisionalevel-weebly-com.translate.goog/9a-re-imaging.html?_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=id&_x_tr_pto=sc

Sukwana, I. (2019). Upaya melestarikan budaya Banten. Retrieved from dpk.bantenprov.go.id: https://dpk.bantenprov.go.id/Aktivitas/topic/141#:~:text=Budaya%20adalah%20suatu%20cara%20hidup,%2C%20bangunan%2C%20dan%20karya%20seni.

Tylor, E. B. (1871). Primitive Culture. London: Cambridge University Press.

Utomo, A. H. (2022). Hajatan ‘Betawi Ngumpul’ di Hutan Kota Srengseng. Retrieved from www.silanews.com: https://www.silanews.com/nasional/pr-2096044835/yuk-hadiri-hajatan-betawi-ngumpul-di-hutan-kota-srengseng-jakarta-barat-24-25-desember-2022

Zaenuddin. (2012). 212 Asal-Usul Djakarta Tempo Doeloe. Jakarta: Ufuk Pblishing House.