STRATEGI AKUPUNKTUR KOTA DALAM UPAYA REVITALISASI STRIP URBAN DI KAWASAN STASIUN TANGERANG

Main Article Content

Subhasita Devi Dhammayanti
Priscilla Epifania Ariaji

Abstract

Tangerang Station Area, which is located in the heart of the Old City of Tangerang, is a transportation center area that is bustling with human activities every day and various types of vehicles. However, the surrounding environment, which consists of a row of old shops, has now experienced physical and functional degradation. The area is currently at a saturation point, with the same activities repeating itself for years without any changes and a slow economy being a factor in the decline in quality of life. Urban acupuncture is an intervention that is small in nature and spreads to several points around the area, to create new activities and attractions for the local area. Using an everyday architectural approach to identify elements of physical, social, and daily activities so that they can be used in the urban revitalization process. Revitalization in historical areas is carried out through changes in form and adaptive reuse of parts of the area that have been degraded. In the design, the typology concept used is in the form of modern industrial and color games, so that there is a contrasting communication between the old and new building typologies which will later act as a new attraction for the area so as to increase the value and diversity that affects the quality of life. All aspects then formed the development of an urban strip with the shape of a line in the Tangerang Station Area.


Keywords: revitalization of historical areas; Tangerang Train Station Area; urban acupuncture;  urban strip


Abstrak


Kawasan Stasiun Kota Tangerang yang terletak di jantung Kota Lama Tangerang, merupakan daerah pusat transportasi yang setiap harinya ramai oleh lalu lalang aktivitas manusia dan berbagai jenis kendaraan. Namun, lingkungan sekitarnya yang terdiri dari deretan pertokoan lama, sekarang ini telah mengalami degradasi fisik dan fungsi. Kawasan tersebut tengah berada pada titik jenuh, dengan kegiatan yang sama selama bertahun-tahun berulang didalamnya tanpa adanya perubahan serta perekonomian yang lambat menjadi faktor penyebab penurunan kualitas kehidupan kawasan. Akupunktur kota berupa intervensi yang sifatnya kecil dan menyebar dilakukan terhadap beberapa titik bangunan di sekitar kawasan, untuk menciptakan kegiatan dan daya tarik baru bagi kawasan yang sifatnya lokal. Menggunakan pendekatan arsitektur keseharian untuk mengidentifikasi elemen fisik, sosial, dan kegiatan sehari-hari sehingga dapat digunakan dalam proses membentuk revitalisasi perkotaan. Revitalisasi pada kawasan bersejarah, dilakukan melalui bentuk renovasi dan adaptive re- use terhadap bagian dari kawasab yang telah terdegradasi. Pada perancangannya, konsep tipologi yang digunakan berupa industrial modern dan permainan warna, sehingga terjadi komunikasi kontras antara tipologi bangunan lama dan baru yang nantinya berperan sebagai daya tarik baru bagi kawasan sehingga meningkatkan nilai dan keberagaman yang mempengaruhi kualitas kehidupan. Semua hal ini terjadi dan membentuk perkembangan strip urban dengan bentuk satu garis di Kawasan Stasiun Kota Tangerang.

Article Details

Section
Articles

References

Bhargava, N. & Oorvi S. (2014). Everyday Urbanism. Seminar Research, 1-6.

Crawford, M. & Michael S. (2004). Everyday Urbanism. Michigan Debates on Urbanism, 18-19.

Daugėlaitė, A. & Indrė G. V. (2018). Urban Acupuncture in Historic Environment: Research of Analogues. Journal of Sustainable Architecture and Civil Engineering, 5-10.

Indradjati, P. N. (2019). Konsep dan Prinsip Pengembangan Kawasan Berorientasi Transit/Transit Oriented Development. Urban Design, 1-4.

Lerner, J. (2014). Urban Acupuncture. Washington: Island Press.

Nassar, U. A. (2021). Urban Acupuncture in Large Cities: Filtering Framework to Select Sensitive Urban Spots in Riyadh for Effective Urban Renewal. Journal of Contemporary Urban Affairs. 3 - 6.

Pawitro, U. (2015). Presefasi - Konservasi Bangunan Bersejarah Dan Pengelolaan Kawasan Kota Lama. Simposium Nasional RAPI XIV, A-16.

Saraswati, D. E. (2015). Arahan Revitalisasi Kawasan Cagar Budaya Sebagai Wisata Sejarah di Kawasan Rajawali Surabaya. Tugas Akhir Institut Teknologi Sepuluh November, 27- 34.

Spandou, M., Camila G. & Rorario M. (2010). Urban Revitalization and Transport: local factors and driving forces from a stakeholders view. 3rd Annual Conference on Planning Research, 3-4.

Spandou, M. dkk. (2010). Urban Revitalization, Land Use and Transport: Participatory Scenario Bulding Process in Portugal. XXIV Congresso de Ensino e Pesquisa em Transportes, 2-4.

Sutanto, A. (2020). Peta Metode Desain. Jakarta: Universitas Tarumanagara