PERANCANGAN SARANA REKREASI BUDAYA BETAWI DALAM MEMBANGKITKAN KEMBALI KAWASAN JALAN JAKSA

Main Article Content

Benedictus Leonardus Tamin
Petrus Rudi Kasimun

Abstract

Jalan Jaksa is a place where a long history was created. This road is located in Kelurahan Kebon Sirih, Kecamatan Menteng, Central Jakarta. Jalan Jaksa started from the phenomenon of backpacker tourists who joined Jalan Jaksa at the end of 1960. Around that time, Jalan Jaksa began to be known internationally with foreign backpacker tourists. This makes local residents see positive business opportunities, so residents start turning their homes into accommodation facilities for backpackers. In addition, this place is an entry for foreign culture that tourists bring when they come or stay on Jalan Jaksa. Currently, the area is experiencing significant degradation, such as social degradation, which can be seen from the decline in tourist visitors to the Jalan Jaksa area due to the disappearance of street vendors, as well as the disappearance of Betawi culture. Then mental degradation which has an impact on people who provide accommodation services, because tourists rarely rent anymore. This has had a huge impact on the economy as well as spatial planning which has caused physical degradation on Jalan Jaksa, which has led to many buildings being rented and sold on that road. Betawi culture is starting to disappear, causing ondel-ondel to be often used to performed for money, this shows that one of our cultures is experiencing a degradation of meaning. The method used is observation which aims to see the activities directly on Jalan Jaksa and contextual methods in order to strengthen the relationship between the site and the surrounding environment. This project aims to heal the Way of the Jaksa by reviving the Betawi culture on Jalan Jaksa, this is because culture is something that gives identity to the community, but if there is a degradation of meaning then the identity will slowly disappear. Through architectural projects as cultural places, programs that are combined with technology, road networks that are conceptualized to connect the site with the surrounding environment, as well as reviving Betawi culture, it is hoped that the problem points on Jalan Jaksa and its surroundings can be healed and have a symbiotic relationship.


Keywords:  culture; degradation; symbiosis; technology


Abstrak


Jalan Jaksa merupakan tempat di mana sejarah yang panjang tercipta. Jalan ini  berada di Kelurahan Kebon Sirih, Kecamatan Menteng, Jakarta Pusat. Jalan Jaksa dimulai dari fenomena turis backpacker yang bergabung dengan Jalan Jaksa pada akhir tahun 1960. Sekitar waktu itu, Jalan Jaksa mulai dikenal secara internasional dengan turis backpacker asing. Hal ini membuat warga setempat melihat peluang bisnis yang positif, sehingga warga mulai mengubah rumah mereka menjadi fasilitas akomodasi bagi para backpacker. Selain itu tempat ini menjadi masuknya budaya luar yang dibawa turis saat datang maupun menetap di Jalan Jaksa. Saat ini kawasan tersebut mengalami degradasi yang cukup signifikan seperti degradasi sosial yang dapat dilihat dari turunnya pengunjung turis pada kawasan Jalan Jaksa ini yang diakibatkan hilangnya pedagang kaki lima, dan mulai menurunnya budaya Betawi. Kemudian  degradasi mental yang berdampak bagi masyarakat yang memberikan jasa akomodasi, dikarenakan jarang turis menyewa lagi. Hal ini sangat berdampak pada ekonomi serta tata ruang yang menyebabkan degradasi fisik pada Jalan Jaksa yang membuat bangunan pada jalan tersebut mulai banyak disewa dan dijual. Budaya Betawi yang mulai menghilang menyebabkan ondel-ondel sering digunakan untuk mengamen.  Hal ini menunjukkan bahwa salah satu budaya kita mengalami degradasi makna. Metode yang digunakan adalah observasi yang bertujuan untuk melihat aktivitas secara langsung pada Jalan Jaksa dan metode  kontekstual agar dapat memperkuat hubungan tapak dan lingkungan sekitar. Proyek ini bertujuan untuk menyembuhkan dan menciptakan hubungan simbiosis di Jalan Jaksa melalui budaya Betawi. Hubungan simbiosis ini terbentuk dari kerja sama melalui program yang terhubung dan kerja sama agar bisa bersama-sama berkembang. Budaya memberikan identitas pada masyarakat atau komunitas, namun jika terjadi degradasi makna maka identitas akan hilang perlahan-lahan. Melalui proyek arsitektur sebagai tempat budaya, program yang digabung dengan teknologi, jaringan jalan yang dikonsepkan untuk menghubungkan tapak dengan lingkungan sekitar, serta membangkitkan budaya Betawi kembali, diharapkan titik masalah pada Jalan Jaksa serta sekitarnya dapat disembuhkan dan memiliki hubungan simbiosis.

Article Details

Section
Articles

References

Ali, M., & Asrori, M. (2006). Psikologi Remaja, Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Bumi Aksara.

Djamal Irwan, Z. (2005). Tantangan Lingkungan dan Lansekap Hutan. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Gunawan, A. H. (2000). Sosiologi Pendidikan Suatu Analisis Sosiologi tentang Pelbagai Problem pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Haristianti, V., & Dwi Pratiwi, W. (2020). Transformasi spasial Hunian Pada Eks-backpacker enclaves Studi Kasus: Jalan Jaksa, Jakarta pusat. Review of Urbanism and Architectural Studies, 18(1), 52–63.

Iriantara, Y. (2004). Manajemen Strategis Public Relations. Jakarta: Ghalia.

Kurniasih, W. (2021). Pengertian Kebudayaan: Ciri, Fungsi, Jenis Dan Unsur. Gramedia Literasi. Diunduh 29 April 2022 dari https://www.gramedia.com/literasi/kebudayaan/

Lerner, J. (2014). Urban Acupunture Celebrating Pinpricks of Change that enrich City Life. Washington: Isalnd Press.

Nana Supriatna, M. R. (2006). IPS terpadu (Sosiologi, Geografi, Ekonomi, Sejarah). Bandung: PT. Grafindo Media Pratama.

Pudjitriherwanti, A., Sunahrowi, Elmubarok, Z., & Kuswardono, S. (2019). Ilmu Budaya Dari Strukturalisme Budaya Sampai Orientalisme Kontemporer. Banyumas: Rizquna.

Sutanto, A. (2020). Peta metode desain. Jakarta: Universitas Tarumanagara.

Suwantoro, G. (2004). Dasar-dasar Pariwisata. Yogyakarta: Andi.

Turahmat. (2010). Teater (Teori dan Penerapannya). Semarang: Pusta Najwa.

Utama, G. B. (2017). Pemasaran Pariwisata. Yogyakarta: Andi.

Yoeti, O. A. (2003). Pengantar ilmu pariwisata. Bandung: Angkasa.

Puji. (2021). Pengertian Budaya : Nilai, Unsur, Ciri-Ciri Dan Contoh. Diunduh 27 April 2022 dari deepublish: https://penerbitbukudeepublish.com/materi/pengertian-budaya/#D_Parsudi_Suparlan

Purbasari, M. (2010). Indahnya Betawi. Humaniora, 1(1), 1.