MENGUBAH FENOMENA BANJIR MENJADI SEBUAH PEMBERIAN

Main Article Content

Christofer Rendi
Franky Liauw

Abstract

Floods are familiar to the people of Jakarta. The definition of the flood itself is a condition where the volume of air gathers so much that it overflows. Every year there is land subsidence of approximately six centimeters caused by several factors, namely groundwater extraction, construction loads such as buildings in Jakarta, natural consolidation of alluvium soil, and tectonic soil subsidence. The alternatives applied are inadequate to deal with the flood phenomenon. It is time to try another alternative: changing our view of the flood phenomenon as something that is not harmful and can produce something. One alternative that is used to change the view that floods are harmful is to use floods as a spectacle, and air installations to introduce floods to the public. After flooding becomes a phenomenon that can be exploited, people can disseminate knowledge about how to use flooding to become a beneficial phenomenon.


Keywords: Flood; Harmful; Point of View; Water


Abstrak


Banjir sudah tidak asing didengar oleh masyarakat-masyarakat Jakarta. Pengertian banjir sendiri merupakan kondisi dimana volume air berjumlah banyak sehingga meluap. Setiap tahun terjadi penurunan tanah sekitar kurang lebih enam sentimeter yang disebabkan oleh beberapa faktor yakni pengambilan air tanah, beban konstruksi seperti bangunan-bangunan yang ada di Jakarta, dan pergerakan tanah tiap tahunnya. Alternatif-alternatif yang diterapkan kurang cukup untuk menangani fenomena banjir. Sudah saatnya untuk mencoba alternatif lain yakni dengan mengubah pandangan kita terhadap fenomena banjir sebagai suatu fenomena yang tidak merugikan, dan dapat membuahkan sesuatu. Salah satu alternatif yang digunakan untuk mengubah pandangan bahwa banjir merugikan adalah memanfaatkan banjir menjadi sebuah tontonan, dan instalasi-instalasi air untuk mengenalkan banjir kepada masyarakat. Setelah banjir menjadi fenomena yang dapat dimanfaatkan, masyarakat dapat menyebarluaskan pengetahuan akan memanfaatkan banjir menjadi fenomena yang menguntungkan.

Article Details

Section
Articles

References

Arum, R., 2022. Macam-Macam Penyebab Terjadinya Banjir - Best Seller Gramedia. [online] Best Seller Gramedia. Tersedia di: <https://www.gramedia.com/best-seller/macam-penyebab-banjir/#:~:text=1.-,Hujan,yang%20meninggi%20dan%20akhirnya%20banjir.> [diakses pada tanggal 25 Februari 2022].

bmkgsampali.net. 2022. Normal Hujan Bulanan. [online] Tersedia di: <https://bmkgsampali.net/normal-hujan-bulanan/> [Diakses pada tanggal 5 Maret 2022].

Cutieru, A., 2022. Urban acupuncture: Regenerating Public Space Through Hyper-Local Interventions. [online] ArchDaily. Tersedia di: <https://www.archdaily.com/948304/urban-acupuncture-regenerating-public-space-through-hyper-local-interventions> [diakses pada tanggal 17 Januari 2022].

Haddad, Marie El. (2012) Small Scale Public Intervention as Urban Acupuncture. Barcelona

Hill, Tim (2017) Flood Controls in Southeast Asia [Electronic Version]. Eco-Business: PreventionWeb

Pastemack, R. (2009) Aquatecture: Water-based Architecture in the Netherlands. Architecture 590

Ratna, M., 2021. Merpati Balap dan Semua Hal yang Harus Kamu Ketahui - Pinhome. [online] Pinhome. Tersedia di: <https://www.pinhome.id/blog/merpati-balap-tinggian-kolong/> [Diakses pada tanggal 14 April 2022].

Universitas Lund (2011) Sustainable Urban Design journal Volume 1 [Electronic Version]. Sweden: Media Tryck

W. Sh. Al-Hinkawi dan S. M. Al-Saadi (2020) Urban Acupuncture, a Strategy for Development: Case Study of Al-Rusafa, Baghdad