UPPERSIDE STORY OF KALI ANYAR: PEMULIHAN LINGKUNGAN HIDUP PADA KAWASAN HUNIAN PADAT KALI ANYAR

Main Article Content

Jeremy James
Agnatasya Listianti Mustaram

Abstract

Kali Anyar, Tambora sub-district has the nickname as the most densely populated area in Southeast Asia. Starting from the problems that occurred in the Kali Anyar sub-district, Tambora sub-district, namely as a result of its density many problems occurred such as many narrow alleys, poor sanitation, lack of water catchment areas, no recreational facilities, and no children's playground. As a result of the continued density in this area, land is very limited, so there are some facilities and infrastructure that cannot be accommodated, and in this area there is a degradation of environmental quality. In this study, the method used is a daily method as well as narrative, while for the design method, in this study using a participatory method, and also applying some principles of urban acupuncture. This architectural project aims to provide facilities that can improve the quality of the environment in the Kali Anyar sub-district area by creating a second layer, so that activities that cannot occur/are carried out in the first layer can be realized in the second layer, so as to overcome the degradation that occurs.


Keywords: Daily, Degradation, Participatory, Second Layer City, Urban Acupuncture


Abstrak


Kelurahan Kali Anyar, kecamatan Tambora memiliki julukan sebagai kawasan terpadat se Asia Tenggara. Bermula dari permasalahan yang terjadi pada kelurahan Kali Anyar, kecamatan Tambora, yaitu akibat dari kepadatannya banyak permasalahan yang terjadi seperti banyak terdapat gang-gang sempit, sanitasi yang kurang baik, minimnya daerah resapan air, tidak adanya sarana rekreasi, tidak adanya tempat bermain anak. Akibat dari kepadatan yang terus terjadi pada kawasan ini, lahan menjadi sangat terbatas, sehingga ada beberapa sarana maupun prasarana yang tidak dapat ditampung, dan pada kawasan ini terjadi degradasi kualitas lingkungan hidup. Dalam penelitian ini, metode yang dipakai merupakan metode keseharian dan juga narasi, sedangkan untuk metode perancangannya, dalam penelitian ini menggunakan metode partisipatif, dan juga menerapkan beberapa prinsip akupunktur kota. Proyek arsitektur ini bertujuan untuk memberikan ketersediaan fasilitas yang dapat meningkatkan kualitas lingkungan hidup pada kawasan  kelurahan Kali Anyar dengan membuat lapisan kedua, sehingga aktivitas yang tidak dapat terjadi/dilakukan pada lapisan pertama dapat diwujudkan pada lapisan kedua, sehingga dapat mengatasi degradasi yang terjadi.

Article Details

Section
Articles

References

De Solà-Morales, M. (2008). A Matter of Things. Rotterdam, NAi Publishers

Lerner, J. (2016). Urban Acupuncture: Celebrating Principles of Change That Enrich City Life. Island Press

Nassar, U. (2021). Urban Acupuncture in Large Cities: Filtering Framework to Select Sensitive Urban Spots in Riyadh for Effective Urban Renewal. Journal of Contemporary Urban Affairs, 5(1-18)

Nurdiansyah, A. (2018). Urban Slum Upgrading Policy in Jakarta (Case Study: Kampung Deret Program Implementation). The Indonesian Journal of Planning and Development, 3(1), 19-31.

Stupar, A., & Savcic, V. (2009). The New Urban Acupuncture: Intermodal Nodes between Theory and Practice. Proceedings REAL CORP 2009 Tagungsband, 499-505.

DIY, B. (2017). Indikator Kinerja Pemda Lingkungan Hidup. Retrieved from http://bappeda.jogjaprov.go.id/dataku/data_indikator_kinerja_pemda/detail/7-lingkungan-hidup