PERANCANGAN HUNIAN VERTIKAL DENGAN FASILITAS “INDUSTRI KECIL KONVEKSI” UNTUK MENGURANGI KEPADATAN PENDUDUK DI KELURAHAN JEMBATAN BESI
Main Article Content
Abstract
Indonesia is a country with a very high population density, especially in some of the major metropolitan cities which can cause problems relating to limited land use. One of these cities with a high population growth is Jakarta, especially in Tambora District, Kelurahan Jembatan Besi where this area has a high level of population density. Some areas in this district consist of highly populated villages where the majority of people depend on industrial works, especially convectional works in their own homes as a source of income. The high-density villages in the Kelurahan Jembatan Besi have been degraded by unmaintained environment by the surrounding communities which causes most housing to be uninhabitable. The method used during the design process is to collect secondary data from journals, articles, books, and other online media. Besides collecting data, Urban Acupuncture is also implemented in this project by designing a vertical housing structure which can also provide facilities for convectional works. The concept used in this design is Adaptable Space which provides each room with some added flexibility. From the data gathered, the found architectural design solution by implementing Urban Acupuncture is done by combining each housing unit with a proper convectional workspace to maximize land use as efficient and effective as possible while maintaining the project's sustainability to help combat the highly growing population density.
Keywords: Urban Acupuncture; Kelurahan Jembatan Besi; Population Density; Convection; Vertical Housing
Abstrak
Indonesia merupakan negara yang memiliki tingkat kepadatan penduduk yang tinggi, terutama di beberapa kota-kota besar dan metropolitan yang dapat menyebabkan masalah keterbatasan terhadap ketersediaan lahan. Salah satu kota besar yang mengalami masalah pertambahan penduduk yang tinggi adalah kota DKI Jakarta, terutama di kawasan Kecamatan tambora, Kelurahan Jembatan Besi, dimana daerah ini memiliki tingkat kepadatan penduduk yang tinggi. Beberapa daerah di Kelurahan Jembatan Besi merupakan kawasan kampung padat penduduk, yang pekerjaan terbanyak di daerah tersebut adalah pekerjaan industri rumahan konveksi. Kawasan perkampungan padat di Kelurahan Jembatan Besi mengalami degradasi yang disebabkan akibat lingkungan yang tidak dirawat dengan baik oleh masyarakat sekitar, sehingga menyebabkan kebanyakan perumahan warga menjadi tidak layak untuk dihuni. Metode yang digunakan adalah dengan cara mengumpulkan data secara sekunder, dimana proses pengumpulan data bersumber dari jurnal, artikel, buku, dan media online. Selain pengumpulan data, Pendekatan Urban Akupunktur dilakukan dengan cara perancangan hunian vertikal yang menyediakan fasilitas untuk pekerjaan konveksi. Konsep yang digunakan adalah Adaptable Space, dimana memberikan fleksibilitas dalam ruangan. Melalui kajian yang telah dilakukan, solusi desain arsitektur menggunakan pendekatan Urban Acupuncture, dengan cara merancang “rumah susun”, yang menggabungkan unit hunian sebagai tempat tinggal dan usaha konveksi sebagai tempat kerja yang layak bagi masyarakat, untuk memaksimalkan fungsi lahan secara efektif dan efisien, serta memberikan efek berkelanjutan untuk mengatasi masalah kepadatan penduduk yang terus meningkat.
Article Details

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
This work is licensed under a Jurnal Sains, Teknologi, Urban, Perancangan, Arsitektur/ STUPA Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International LicenseReferences
Andalasclothing. (2019, June 21). Tahapan proses Produksi Kaos Pada Konveksi:
Badan Pusat Statistik. (2021). Hasil Sensus Penduduk 2020. Jakarta. Diakses pada 19 September 2021, dari: https://www.bps.go.id/pressrelease/2021/01/21/1854/hasil-sensus-penduduk-2020.html
Badan Pusat Statistik Kabupaten Bima. (2019). Kecamatan Tambora Dalam Angka 2019. Jakarta. Diakses pada 19 September 2021, dari: https://bimakab.bps.go.id/publication/2019/09/26/cb183143569ab74d051e147f/kecamatan-tambora-dalam-angka-2019
Designboom. (2013, July 30). Pop-up Interactive Apartment by Students at TU Delft. designboom. Diakses pada 23 Februari 2022, dari: https://www.designboom.com/readers/pop-up-interactive-apartment-by-students-at-tu-delft/
Hafizh, Y. (2013). Menyiasati Ruangan Yang Sempit Dengan Pendekatan Konsep Adaptable Space. Ikatan Alumni Arsitektur Untan. Diakses pada 27 September 2021, dari: https://iaa-untan.weebly.com/harian-rakyat-kalbar/menyiasati-ruangan-yang-sempit-dengan-pendekatan-konsep-adaptable-space
Jasa Sablon & Bordir Kaos Bergaransi. Jasa Sablon & Bordir Kaos Bergaransi | Terpercaya Sejak 2010 Garansi Salah Bikin Uang Kembali. Diakses pada 11 April 2022, dari: http://andalasclothing.co.id/tahapan-proses-produksi-kaos-pada-konveksi/
Jelita, I. N. (2020, August 28). Kawasan Terpadat Se-Asia Tenggara, Tambora, Nihil Zona Merah. Media Indonesia.Diakses pada 25 Juni 2022,dari: https://mediaindonesia.com/megapolitan/340258/kawasan-terpadat-se-asia-tenggara-tambora-nihil-zona-merah
Lerner, J. (2014). Urban Acupuncture. Brazil: Island Press.
Riyanto, B. (2003). Dasar-dasar Belanja Perusahaan (4th ed.). BPFE: Yogyakarta.
Sarwono, S. W. (1992). Psikologi Lingkungan. Jakarta: Gramedia.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 1985 Tentang Rumah Susun.